“Selamat malam, Nyonya Pramudya, Anda cantik sekali malam ini,” sapa Prabu dengan ramah, senyum manis menghiasi wajah semringahnya.Puspita melirik Pram sebelum menjawab pelan, “Terima kasih, Pak.”Puspita merasa canggung, sama seperti sebelumnya saat pertemuan pertama. Prabu memang tidak segan untuk menatapnya, apalagi kini sampai melontarkan pujian.“Silakan nikmati pestanya, ya. Jangan sungkan. Kalau butuh bantuan, bisa hubungi panitia yang tersebar di ruangan ini dengan seragam khas mereka,” ujar Prabu lagi, dengan senyum tidak lepas dari wajahnya. Sangat memesona, bahkan di mata Pram.“Terima kasih, Pak Prabu.” Pram menjawab datar sebelum Prabu meninggalkan mereka untuk menyambut tamu lainnya.Prabu yang hanya didampingi asistennya membuat Pram terus bertanya-tanya, di mana istrinya? Apa Prabu belum berkeluarga? Kalau benar, kenapa pria sehebat, setampan, dan semapan Prabu belum menikah? Bukankah hanya dengan menjentikkan jari saja ia bisa mendapatkan wanita seperti apa pun?Rasa
Terakhir Diperbarui : 2025-01-19 Baca selengkapnya