All Chapters of Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!: Chapter 181 - Chapter 190

202 Chapters

Bab 180

Wina pun menutup pintu kamar agar Tere tak mendengar suara mereka. Anaknya harus diberikan peringatan habis-habisan, jika tidak maka ini bisa saja terulang kembali. Dia bisa mati berdiri akibat ulah anaknya ini. Sudah cukup putrinya yang merasakan menderita karena suaminya, jangan lagi ada wanita lainnya dan anaknya yang menjadi penjahatnya. Tidak. Kini keduanya berdiri di depan pintu kamar, mulut Wina tak sabar untuk segera mendengar jawaban dari sang anak dari setiap pertanyaannya. "Zidan, apa yang kamu lakukan?" tanya Wina secara langsung. Tidak ada basa-basi lagi dan Zidan harus menjelaskan dengan cepat tanpa bertele-tele. "Ma, Zidan nggak sepenuhnya salah," ucap Zidan yang juga berusaha untuk membela diri. "Kamu bilang apa?" Wina ingin sekali memukul sang anak saat ini juga. Mungkin otak anaknya sedang berpindah dari tempatnya hingga akhirnya dia menjadi seperti ini. "Tidak waras," gerutunya yang tidak bisa menerima jawaban sang anak. Bahkan tangannya sudah siap
last updateLast Updated : 2025-04-30
Read more

Bab 181

"Kamu belum makan kan?" tanya Wina. Tere pun menggeleng pelan sebagai jawaban. Sebelumnya dia memang ingin minum dan makan sedikit saja untuk menambah tenaga. Tapi yang terjadi justru pintu kamar terkunci dan peristiwa itupun terjadi. "Saya temani," Wina pun memegang tangan Tere dan membawanya pergi ke ruang makan sambil menunggu kamar tersebut dibersihkan oleh pembantu. Selain diminta untuk mengganti sprey juga membersikan beling kaca yang berserak di lantai. Sedangkan Tere hanya diam dan mengikut pada apapun yang dikatakan oleh Wina. Andaikan saja Wina jahat dan memberikannya racun dia tidak akan menolak sama sekali. Dia begitu kacau membuatnya tidak memilki gairah untuk melanjutkan hidupnya lagi. "Tere, ayo makan," Wina pun kembali menyadarkan Tere dari diamnya. Dia hanya duduk sambil melihat sepiring nasi goreng di atas meja makan yang baru saja dibuat oleh Wina sendiri. Tengah malam seperti ini menurutnya lebih baik makan nasi goreng pasti rasanya lebih enak
last updateLast Updated : 2025-05-01
Read more

Bab 182

Zidan keluar dari kamar dan terus berjalan. Tapi ternyata di hadapannya ada David yang juga baru saja keluar dari kamarnya. Zidan yang berjalan di belakang David belum menyadari ada seseorang yang siap mencekiknya karena ulahnya semalam. Benar saja tanpa aba aba Zidan pun merangkul pundaknya. David pun seketika tersadar ada Zidan didekatnya. Tapi tatapan mata Zidan terlihat tidak baik-baik saja. "Ada apa?" tanyanya tanpa rasa bersalah. Tentu saja David tidak merasa bersalah karena Zidan gagal meminum obatnya kan? Terbukti kemarin ada satu obat yang ditunjukkan padanya. Lalu ada masalah apa? Yang ada David yang menelannya karena Zidan, bahkan dia sangat tersiksa istrinya tengah datang bulan. Sialan.... "Ada apa kata mu?!" tanya Zidan kembali seakan tak percaya dengan pertanyaan David dengan wajah santai tanpa rasa bersalah sama sekali. Zidan pun semakin mencekik leher David, dia tak bisa membendung emosinya. "Lepas!" David pun memberontak hingga berhasil mele
last updateLast Updated : 2025-05-01
Read more

Bab 183

Setelah kejadian itu Zidan jadi tidak bisa tenang, dia tak pernah berpikir ini akan terjadi padanya. Bahkan Tere terlihat sangat trauma. Dia yang duduk di kursi kerjanya sampai tidak bisa fokus bekerja, dia terus menatap langit-langit ruangannya sambil terus mengingat apa yang terjadi tadi malam. Sesaat kemudian dia pun mengacak rambutnya, kemudian mengusapnya wajahnya dengan kasar. Sekarang semuanya menjadi lebih rumit, padahal tujuannya ingin menceraikan Tere dimalam itu. Sekarang Wina malah memintanya untuk bertanggungjawab. Artinya dia harus menjalani pernikahan ini ? Sampai kapan? Padahal dia tidak ingin semuanya terjadi, namun dia juga sadar jika untuk kali ini Tere adalah korban. Lalu bagaimana? "Sial!" umpatnya. Setelah sore harinya Zidan pun memutuskan untuk pulang ke rumah, seharian di kantor hanya memikirkan tentang kejadian tadi malam saja. Melelahkan. Sesampainya di rumah dia pun menaiki anak tangga menuju kamarnya. Tak disangka ternyata berpap
last updateLast Updated : 2025-05-02
Read more

Bab 184

Zidan pun terbangun saat pagi harinya, tapi tak melihat keberadaan Tere juga. Kemudian dia pun melihat ke arah meja, biasanya ada kopi yang telah tersedia di sana. Jika saat dia bangun tidur belum ada Zidan akan marah besar. Tapi kali ini benar-benar tidak ada, tidak ada tanda-tanda Tere masuk ke dalam kamar. Zidan pun segera bangkit dari ranjang, kemudian dia pun berjalan ke balkon kamarnya. Matanya mulai melihat wajah yang dia pertanyakan. Dia melihat Tere tengah memasuki mobil Ayunda, sesaat kemudian mobil itu pun melaju pergi. Mobil tersebut kini Tere yang memakainya sesuai dengan keinginan Ayunda sendiri. "Berarti dia ada di rumah ini?" gumam Zidan dengan perasaan bingung. Kemudian dia pun mulai mengingat sesuatu. Ya, hari ini ada jadwal pertemuan dengan Yusuf. Artinya Tere juga akan ikut dalam rapat tersebut. Segera Zidan pun membersihkan dirinya, menyelesaikan rutinitas paginya agar bisa bertemu dengan Tere. Ada apa? Dia ingin memastikan bahwa keadaan
last updateLast Updated : 2025-05-02
Read more

Bab 185

Tere pun menghentikan laju mobilnya, kemudian seseorang pun datang dan memberikan sesuatu padanya.Tak ada pembicaraan sama sekali, bahkan orang tersebut pun terlihat sangat terburu-buru. Setelah itu Tere pun kembali memacu mobilnya dengan kecepatan sedang di jalanan. Dia menuju apartemennya untuk sesaat, setelah dirasa selesai dengan urusannya dia pun segera pergi menuju kantor. Dia sudah terlalu terluka sehingga harus mengambil jalan pintas ini. Kini semuanya sudah terlanjur, dia sudah hancur sehancur-hancurnya. Tidak tahu apa tujuannya hidup, mungkin saja hanya untuk menunggu kapan kematian menjemputnya.Mungkin juga jika tidak ada yang mendapatinya saat mencoba bunuh diri, kini hanya tinggal nama saja.Tapi sepertinya kesempatan untuk hidup masih begitu besar, hingga kini masih bisa bernafas. Miris! Lihat saja kini dia terlihat lebih percaya diri, ketika sudah memakainya meskipun tubuh lebih kurus dan tampak tak terurus. Dia bahkan tidak sedikit pun merasa lapar, n
last updateLast Updated : 2025-05-03
Read more

Bab 186

"Ingat, ada kemungkinan dia hamil. Jadi, jaga bicaramu, jangan pernah mengeluarkan kata cerai! Mimimal 1 bulan ini!" Zidan yang duduk di kursi kebesarannya terus saja memikirkan apa yang dikatakan oleh sang Mama. Padahal dia ingin membebaskan Tere dengan cara mencerahkannya, tapi semua ucapan Wina mampu membuatnya urung melakukanya. Zidan juga bingung melihat reaksi Tere tadi pagi saat bertemu dengan dirinya. "Kenapa setiap kali bertemu di kantor dia seperti berbeda?" gumamnya. Ada pertanyaan yang mengganjal dan dia mulai membutuhkan jawaban. Segera dia pun pulang ke rumah untuk memastikan bahwa Tere tidak lagi panik ketika melihatnya. Sesampainya di rumah dia langsung menuju kamar tamu dimana dia yakin Tere pasti ada di sana. Tapi tidak ada, kamarnya tampak kosong padahal seharusnya Tere sudah sampai di rumah sejak tadi karena jam pulang sudah sejak tadi.Lalu kenapa dia? Ataukah Tere sebenya sudah pulang tapi entah di dalur atau bersama adiknya Ayunda? "Ngapain ka
last updateLast Updated : 2025-05-03
Read more

Bab 187

Zidan pun meletakkan pisau di tangannya pada meja. Kemudian dia pun berjongkok dan meraih kemeja Tere yang ada di lantai. Dia pun berjongkok dan memakaikannya kembali. Bahkan, Zidan sendiri yang mengancingkan bajunya kembali dan kini dia pun meraih tangan Tere untuk berdiri. "Kita pulang," kata Zidan. Tere bingung dengan sikap Zidan. Dia ingin mengakhiri semuanya tapi tidak bisa sampai detik ini juga. Kenapa sulit sekali untuk bisa berpisah?Kenapa juga Zidan tidak marah seperti biasanya?Menghina ataupun mungkin lainnya? "Aku tidak mau," tolak Tere sambil melepaskan tangan Zidan. "Kamu harus ikut suami mu kan?" tanya Zidan lagi. Suami? Suami yang seperti apa? Mata Tere pun menatapnya penuh tanya, tanpa bisa bertanya secara langsung dengan mulutnya. "Kita pulang," kata Zidan lagi sambil kembali meraih tangan Tere. Kemudian Tere pun meraih tasnya yang tergeletak di atas meja. Dengan langkah kaki yang berat dia pun terus saja melangkah, mengikuti tarikan pa
last updateLast Updated : 2025-05-04
Read more

Bab 188

Zidan pun mengarahkan sendok yang berisi nasi dan lauk untuk dimakan oleh Tere. Tapi Tere hanya diam saja sambil menatap makanan tersebut. Dia benar-benar tidak nafsu makan, ditambah lagi Zidan yang menyuapinya. "Ayo buka mulut mu," suara Zidan membuyarkan lamunannya. Tere pun mengambil alih piring dan sendok dari tangan Zidan. "Aku masih bisa makan sendiri," katanya. Akhirnya Tere pun makan dengan tangannya sendiri. Mulutnya terasa hambar ketika mengunyah makanannya pun terasa sangat malas, bahkan dia bisa tahan tak makan seharian. Tapi lagi-lagi kondisi fisiknya tak bisa dibohongi. Justru yang dia mau saat ini hanya minuman, tapi tidak mungkinkan? Zidan pun berpindah duduk ke sofa dan membuka tas Tere tanpa ijin. Dia mengambil ponsel dari dalamnya. "Pasword nya?" tanya Zidan. Tere tidak menjawab karena dia bingung apa yang akan dilakukan oleh Zidan pada ponselnya. "Tere?" tanyanya lagi. "Untuk apa?" tanya Tere kembali tanpa langsung menjawab pertanyaan
last updateLast Updated : 2025-05-04
Read more

Bab 189

Tere begitu kesulitan untuk tidur, bahkan sampai saat ini belum juga terlelap. Dia pun merubah posisinya dari jadi terlentang, sulit sekali untuk tidur saja. Tak disangka ternyata ponselnya berdering dia pun meraihnya dan melihat nama Keysa. Tere pun memilih untuk mengabaikan, karena dia bisa menebak jika Keysa akan mengajaknya ke club malam. Tapi ponselnya pun lagi-lagi berdering masih dengan orang yang sama. Tere pun segera keluar dari kamar dan menjawabnya. Kini dia berdiri di depan pintu kamar dan menerima panggilan telepon dari Keysa. "Key," katanya. "Kamu dimana sih? Kata Bos kamu mengundurkan diri?" tanya Keysa. "Iya," jawab Tere dengan suara pelan, sebenarnya dia masih ingin bekerja. "Kenapa? Sekarang Bos minta aku yang gantiin posisi kamu! Kamu ini dapat posisi bagus malah keluar!" omelnya. "Ya, begitulah....." Tere pun tidak dapat menjelaskan lebin lanjut akan penyebabnya. "Kita harus ketemuan, kita ke luar yuk," ajaknya. "Aku nggak bisa," tolak Ter
last updateLast Updated : 2025-05-04
Read more
PREV
1
...
161718192021
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status