Semua Bab Anak Untuk Maduku: Bab 61 - Bab 70

Namiya masuk ke rumah setelah turun dari taxi online sambil mengendong sosok sang putri yang tertidur dengan lelap, Nalisa dan Nafisa mengikuti langkah Namiya sambil menarik travel bag mereka. setelah tiga hari liburan di Semarang dan mengunjungi segala macam tempat mereka akhirnya kembali ke ibu kota, dan kembali ke kehidupan normal setelah bersenang senang sejenak. sesuai yang tidak pernah mereka rasakan saat sang ibu masih hidup. dan setelah mengantar kembali Namira ke kampus nya mereka langsung bertolak menuju bandara untuk kembali ke ibu kota. Arunika yang manjadi terlalu dekat dengan Namira menangis sesenggukan saat mereka berpisah dan berakhir bad mood sepanjang perjalanan di atas pesawat, dia hanya cemberut hingga akhir nya jatuh tertidur di dalam pesawat. "kalian dari mana saja tiga hari terakhir" ketiga gadis itu terperanjat saat sebuah suara menegur mereka saat mereka membuka pintu dan masuk ke dalam rumah. dia ruang tamu terlihat sosok Allarick duduk dengan waj

"mommy aku berangkat dulu ya, Oma udah datang, kata Oma nggak masuk dulu" ucap Arunika dari arah pintu masuk utama. hari ini memang Arunika dan Oma Noura berencana pergi ke mall untuk jalan jalan, sebentar Arunika mengajak Namiya tapi hari ini Namiya ada janji meeting di sebuah restoran dengan klien penting. walaupun biasa nya Namiya selalu membatasi diri untuk tidak meeting dan bekerja pas weekend, tapi klien hari ini sedikit spesial, karena datang dari luar kota, dan hanya bisa melakukan meeting saat weekend karena kebetulan yang bersangkutan akan kembali ke kota nya hari minggu sore. Oleh karena itu Oma Noura menggantikan Namiya untuk mengajak Arunika ke mall untuk jalan jalan. "Ya udah... hati hati ya sayang, jangan lari larian, ingat Oma nggak kuat lagi buat lari larian ngejar kamu, pegang terus tangan Oma, jangan sampai tersesat, sekarang weekend mall lagi rame rame nya" ucap Namiya sambil berlari Keluar menyusul sang anak. "mom... maaf ya, mommy jadi repot ngajakin Aru

Namiya menjejak kan kaki memasuki mall terbesar kedua di kota tersebut, dari chat yang dia terima dari sang mertua, Namiya langsung melangkah menuju lift untuk naik ke coffee shop yang di katakan oleh mommy Noura dari chat nya barusan. dari balik dinding kaca kafe Namiya melihat sang mertua duduk dengan sepasang laki laki dan perempuan yang berusia sama seperti diri nya. "mom..." panggil Namiya saat berada di belakang sang mertua. mommy Noura membalikkan tubuh dan tersenyum menyambut kedatangan sang menantu "kamu udah datang... ayo duduk..." ucap mommy Noura sambil bergeser duduk ke samping memberi Namiya space untuk duduk. Namiya duduk di samping sang mertua dan tersenyum pada sepasang pria dan wanita yang seperti nya suami istri yang duduk di hadapan nya. "Arunika mana ma?" tanya Namiya saat dia tidak melihat sang anak di sana. "tuh lagi main di play zone" ucap mommy Noura sambil menunjuk ke arah sang cucu yang bermain bersama beberapa anak pelanggan lain seusia diri ny

"makasih ya mas udah nganterin aku sampai rumah, maaf aku jadi ngerepotin mas Arthur," ucap Namiya saat mobil berhenti tepat di depan rumah nya. "sama sama...." ucap Arthur sambil tersenyum dan mengangguk. "mas Arthur mau mampir dulu? biar aku kenalin sama adik adik ku" ucap Namiya "pengen banget sih, tapi nggak sekarang ya, kapan kapan aja, aku harus kembali ke restoran, aku ada sedikit kerjaan di sana" tolak Arthur dengan halus. "ya udah... kalau gitu aku masuk dulu ya mas" ucap Namiya. "aku bantu turunin barang barang kamu ya" ucap Arthur. Namiya mengangguk, Namiya turun dan mengambil Arunika dengan lembut, dan mengendong nya dengan erat, sedang Arthur mengambil dan barang barang Namiya yang lain nya, lalu meletakkan di atas meja sofa depan. setelah berbasa-basi sebentar Arthur pun pergi meninggalkan rumah Namiya, Namiya berusaha mengeluarkan kunci rumah dari dalam tas dengan tangan kiri karena tangan kanan nya menahan tubuh sang putri yang masih saja tertidur lelap.

"Miranda...." sapa Arthur dengan nada datar menatap wanita yang menyapa nya. Miranda menatap Arthur dan Namiya secara bergantian, ada amarah yang bergelora di dada nya. "kak.... kenapa kakak kesini nggak bilang bilang sama aku, kalau kakak bilang aku pasti bisa temani kakak buat makan siang di restoran, nggak di kantin kantor kayak gini" ucap Miranda dengan suara bergetar seakan menahan gejolak amarah di dada nya. "loh... kenapa saya harus ngasih tau kamu, kamu bukan ibu saya, bukan ayah saya, apa lagi istri saya, saya tidak punya kewajiban memberitahukan aktivitas saya sama kamu" ucap Arthur "tapi papi aku dan ayah nya kak Arthur sedang membicarakan perjodohan kita, bukan kah harus nya boleh tau kakak ke mana dan sama siapa?" tanya Miranda."sejak kapan saya setuju menerima perjodohan ini, saya sudah menolak perjodohan ini dengan tegas, zaman sekarang siapa juga yang mau nikah dengan cara di jodohkan" sungut Arthur."tapi kak... aku suka sama kakak, sejak kecil aku sudah bermimpi