"Kenapa tanganku diikat, Mas?" Lea setengah memekik, menatap mendongak pada suaminya. Bibirnya mengerucut, alis menekuk dan pipi menggembung. Dia sangat kesal pada Haiden. Memang! Benar Haiden membawanya ke pantai, tetapi pria ini mengikat tangan kanannya dengan tangan kiri Haiden. Seandainya ada borgol, mungkin Haiden akan menggunakan itu. "Supaya kau tidak kemana-mana," jawab Haiden santai, tersenyum tipis lalu mengusap ubun-ubun kepala istrinya dengan tangan kanan. Lea tak mengatakan apa-apa, bad mood karena tangannya terikat. Ayolah, memangnya Lea ingin kemana? Dia juga tahu dan sadar betul kalau kondisinya sedang hamil. Namun, suaminya memang berlebihan. "Kita pulang saja," ucap Lea pelan. Haiden menghentikan langkah, otomatis Lea juga menghentikan langkah. "Kau tidak ingin jalan-jalan lagi?" Lea mengagukkan kepala. "Kita pulang saja," beonya. "Humm." Haiden berdehem, terlihat senang karena diajak pulang oleh istrinya. Dalam hati, Lea mengeluarkan semua sumpah se
Terakhir Diperbarui : 2025-02-10 Baca selengkapnya