“Tapi kalau lahirnya anak perempuan gimana, Dam? Apa kamu akan membuangnya, atau … mempertahankannya dan terpaksa menerima?”Adam mengelus pipi Aurora dengan lembut. “Tidak suka berarti tidak mau, ya. Aku memang tidak suka, tapi bisa kamu pastikan, aku tidak akan membuangnya. Toh, anak itu rejeki. Iya, ‘kan?”“Iya, sih. Pasti kalau anak perempuan, kamu akan jadi Daddy yang posesif.”“Tentu saja,” sahut Adam dingin namun sarat akan penekanan. “Tidak akan ada laki-laki yang boleh mendekatinya kecuali mereka lebih hebat dariku—yang mana itu hampir mustahil.”Aurora tertawa renyah, menyandarkan kepalanya di dada bidang Adam. “Lihat, ‘kan? Belum juga lahir, kamu sudah jadi ayah yang super posesif. Kasihan sekali calon menantumu nanti, Adam.”“Itu urusan nanti,” tukas Adam sembari mengusap rambut Aurora, lalu mengecup puncak kepalanya. “Sekarang, fokus saja pada urusan kita di Paris. Menikah, lalu menikmati bulan madu yang tertunda, sebelum aku benar-benar harus bersabar menunggu satu seten
Last Updated : 2025-12-22 Read more