Rangga segera mengikuti para pengawal pergi. Saat kembali ke ruang kerja Kaisar, kira-kira sudah 30 menit berlalu.Kaisar sedang memeriksa tumpukan laporan, lalu menoleh dan melirik Rangga sebelum bertanya dengan suara dingin, "Perdana Menteri nggak menambah pukulan untukmu?"Rangga melangkah maju dan berlutut, lalu menyahut, "Beliau tahu maksud Yang Mulia, tentu nggak berani meminta lebih."Mendengar itu, Kaisar mendengus dingin. "Kalau begitu, katakan, apa maksudku?"Rangga berlutut dengan punggung tegak. "Yang Mulia sengaja membiarkan Perdana Menteri menyaksikan hukuman, agar beliau sadar bahwa Yang Mulia nggak pilih kasih. Tapi, sebagai bawahan Yang Mulia, saya tetap harus tahu diri.""Dasar nggak tahu diri!" Kaisar melemparkan kuas di tangannya ke meja. "Kamu merasa dimanjakan olehku, jadi berani bertindak semaumu? Aku tanya padamu, selain di Kediaman Perdana Menteri, di rumah siapa lagi kau menaruh mata-matamu?"Mendengar itu, kening Rangga sedikit berkerut. Namun, dia tetap menj
Magbasa pa