Semua Bab Meninggalkan Primadona yang Kucintai 3 Tahun: Bab 11 - Bab 20

Setelah perjalanan panjang selama beberapa belas jam, Fellis akhirnya tiba di Palis. Ayah dan ibunya menunggu di gerbang kedatangan. Begitu melihat Fellis, mereka segera melambaikan tangan dengan penuh semangat. "Fellis! Di sini!"Setelah enam bulan tidak bertemu orang tua, suasana hati Fellis yang sebelumnya murung seketika membaik. Dia berlari kecil dan langsung melompat ke pelukan orang tuanya. "Ayah! Ibu! Kalian sudah lama menungguku?"Sang ayah langsung mengambil koper, sedangkan sang ibu memeluk dan mencium putrinya, lalu menimpali dengan gembira, "Sejam lebih sedikit, nggak lama. Kami nggak capek. Kamu pasti capek karena duduk lama di pesawat, 'kan?"Tidak peduli berapa usianya, selama berada di pelukan ibu, Fellis merasa dirinya masih seperti anak kecil sehingga tidak bisa menahan diri untuk bersikap manja. "Ya, aku capek sekali. Ibu, masak yang enak ya supaya aku berenergi kembali!"Ibunya mengelus hidung Fellis dengan penuh kasih sayang. "Dasar rakus. Bilang saja mau makan ap

Dengan bantuan ibunya, Fellis hanya butuh waktu satu jam untuk mengatur tempat tinggal barunya. Dia benar-benar lelah saat ini.Setelah mencuci muka serta bersiap-siap, dia langsung tertidur begitu menyentuh bantal. Ketika terbangun lagi, langit di luar masih gelap. Dia mengambil ponselnya dan melihat waktu, pukul enam pagi.Fellis telah tidur selama lebih dari sepuluh jam. Sambil memeluk selimut, dia duduk dan menyalakan lampu. Melihat kamar yang benar-benar asing ini, dia sempat terpaku beberapa menit sebelum menyadari bahwa dia sekarang berada di Palis.Mengingat bahwa orang tuanya tidur di kamar sebelah, rasa tidak nyaman itu perlahan memudar. Namun, suara getar dari ponselnya tiba-tiba membuatnya terkejut.Fellis membuka kunci layar dan melihat nomor yang tidak asing. Meskipun dia telah menghapus nama kontak itu, Fellis masih hafal nomor tersebut di luar kepala.Kenapa Keith menelepon lagi? Apakah dia tidak bisa menerima kenyataan dan ingin memarahinya sekali lagi?Fellis mengerja

Keduanya duduk di sudut kafe. Fellis menatap meja dengan pandangan kosong, menunggu Keith untuk memulai pembicaraan.Namun, Keith terus memandanginya dengan tatapan tajam, seolah-olah ingin menangkap setiap gerakan Fellis dan takut dia akan menghilang lagi.Setelah pelayan menghidangkan kopi, Fellis menyeruput sedikit sebelum akhirnya mengangkat pandangannya dan berkata dengan tenang, "Apa yang mau dibicarakan? Katakan saja."Tangan Keith yang berada di bawah meja tanpa sadar mengepal erat. Dia berusaha keras menyembunyikan emosinya. "Kenapa kita harus putus? Apa aku melakukan kesalahan?"Mendengar pertanyaan itu, mata Fellis menunjukkan secercah kelelahan dan kekecewaan."Sudah nggak ada perasaan. Bukankah itu alasan yang wajar untuk putus?"Jawaban itu membuat dada Keith terasa sesak. Dia mulai panik. "Kamu bohong!"Melihat reaksinya yang panik, Fellis awalnya sedikit terkejut. Namun, mengingat keyakinan Keith ketika mereka berada di depan rumah hantu dulu, dia malah merasa ingin ter

Setelah melihat pengumuman perpisahan Fellis, Gwen langsung menelepon Keith untuk memastikan kebenarannya. Namun, dia seperti hilang ditelan bumi dan tidak memberikan respons apa pun.Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya, membuat Gwen merasa cemas. Dia mengirim beberapa pesan lagi, tetapi setelah tujuh hingga delapan jam berlalu tanpa balasan, dia kehilangan kesabaran. Akhirnya, dia mencoba menghubungi Fellis dengan mengirimkan emoji terkejut.[ Kamu benaran putus sama Keith? Kenapa? ]Lima menit kemudian, Fellis membalas pesannya.[ Aku lagi kuliah di Palis. Hubungan jarak jauh itu melelahkan, jadi aku memutuskan untuk mengakhirinya. ]Membaca pesan itu, senyum cerah langsung merekah di bibir Gwen dan matanya berbinar penuh kegembiraan. Jika mereka sudah putus, berarti Keith akan kembali berada di sisinya. Dia tidak perlu lagi memikirkan cara untuk memisahkan mereka.Meski hatinya penuh suka cita, pesan yang dia kirim terlihat pura-pura menyesal.[ Sebenarnya aku yakin banget kalia

Dinginnya alkohol yang disiramkan Gwen ke wajahnya membuat Keith tersadar. Dia mengangkat kepalanya dan menatap sekitar ruangan. Dengan suara pelan, dia mengulangi pertanyaan yang baru saja diteriakkan Gwen kepadanya.Apakah dia menyukai Fellis?Pertanyaan itu berputar-putar di benaknya tanpa henti, hingga akhirnya dia menemukan jawabannya.Ya, dia menyukai Fellis.Kalau tidak, mengapa kabar perpisahan itu begitu menyakitkan baginya?Keheningan panjang menyelimuti ruangan. Semua orang terlihat bingung dengan situasi tak terduga ini. Kemudian, Keith berbicara dengan nada tegas, "Ya, aku suka Fellis."Kata-kata itu membuat Gwen kehilangan kendali. Dia maju dan menampar Keith dengan keras."Kamu gila ya? Apa bagusnya dia sampai membuatmu nggak bisa melupakannya?"Tamparan itu membuat Keith sadar sepenuhnya. Dia menggelengkan kepalanya perlahan dan menutup matanya rapat-rapat. "Kami bersama selama tiga tahun. Dia baik dalam segala hal. Yang salah itu aku, aku nggak memperlakukannya dengan