All Chapters of Rantai Gen Mekanik: Chapter 381 - Chapter 390

"Manajer Shirley, aku minta maaf, daerah kumuh ini bukan milikku sendiri. Meskipun aku yang bertanggung jawab di sini, aku tidak pernah berpikir untuk menguasai segalanya. Aku hanya salah satu dari mereka yang tinggal di sini. Jika aku membuka gerbang kota untukmu, aku khawatir orang lain akan masuk. Pada saat itu, jika terjadi sesuatu, aku tidak akan bisa menjelaskannya kepada orang-orangku di sini. Aku juga tidak akan bisa menjelaskannya kepada Neo. Aku benar-benar minta maaf." Gerald tahu saat ini apa artinya menjadi "kue panas". Ia telah mendengar semua jenis kata-kata yang baik dan menyanjung hari ini, hampir semua kata-kata baik yang telah ia dengar seumur hidupnya."Direktur Gerald, bukankah kau baru saja menerima telepon dari markas komando distrik militer? Kita bisa membayar untuk hidup kita." Shirley, meskipun ia mencoba yang terbaik untuk menahan ketidaksenangannya, nadanya masih agak agresif.Faktanya, idenya sama dengan yang lain di sekitar. Orang-orang ka

"Neo kecil, apa kau serius? Kau benar-benar dapat membuat senjata energi yang dapat digunakan oleh orang biasa?" Gerald juga sedikit terkejut."Paman Gerald, aku tidak akan bercanda denganmu saat ini. Dan kau juga telah melihat peralatan di tembok kota, struktur C+D. Sebenarnya, peralatan untuk orang biasa hanyalah struktur E+D, aku dapat mengurangi dosis radiasi menjadi 50%, jadi orang biasa harus menyuntikkan ramuan antibodi saat menggunakannya. Dan mereka perlu pulih setelah perang." Neo berkata dengan serius."Hahaha, Neo kecil, sekarang aku lega. Daerah kumuh kita tidak kekurangan orang biasa. Jika kita berbicara tentang populasi dasar, di mana lagi kau dapat menemukan lebih banyak orang biasa daripada di daerah kumuh kita?" Gerald, yang mengerutkan keningnya akhirnya mengendur, menepuk bahu Neo dan berkata, "Neo kecil, sekarang mulailah menempa peralatan, dan serahkan tugas untuk memobilisasi para prajurit kepadaku."…Neo meninggalkan kantor

"Huh, aku di sini hanya untuk melihat hal-hal yang telah kau buat, apakah itu berguna? Dan juga untuk melihat apakah kau punya rencana untuk memberontak? Tapi sekarang sepertinya, kau masih peduli padaku. Kalau begitu, buka gerbang kota dan biarkan aku masuk.""Ehem, ehem, aku akan mengaktifkan perisai." Neo mengabaikan ejekan Chris dan datang ke kaki tembok kota. Ia dengan lembut menekan perisai pertahanan di gerbang kota, dan seutas kabel energi menyatu ke dalam perisai, seperti riak air, dan perisai terbuka lubang berdiameter sepuluh meter.Desir! Desir! Desir! Sosok merah menyala itu, membawa aroma samar mawar, melintas dan muncul di depan Neo. Rambutnya yang merah bergelombang sedikit berayun, kekuatan magma perlahan-lahan ditarik kembali ke dalam tubuhnya, jubah merahnya berkibar tanpa angin, Chris mengangkat sudut bibir merahnya, menatap Neo, dan berkata,"Ikut aku. Kapal sudah menunggu di langit." Chris langsung ke intinya.Neo tertegun, tanpa sad

"Hahaha, begitu. Kau bisa terus bekerja. Aku akan membangun kabel energi. Biarkan aku melihat seberapa cepat kau."Cheryl berkata, dan berbalik untuk pergi, seolah-olah akan melaporkan sesuatu kepada atasannya.Neo memasuki ruangan pertama di sebelah kiri.Ruang penyimpanan yang sangat luas, seukuran dua lapangan sepak bola, dipenuhi tumpukan bahan.Neo merasa seperti semut yang berdiri di kaki gunung, mendongak ke puncak."Huh, kekuatan satu orang memang kecil. Tapi, mungkin karena kekuatan orang itu sendiri tidak cukup kuat. Seperti Instruktur Chris sebelumnya, dia seperti berada di negeri tanpa manusia di antara pasukan monster. Meskipun dia hanya seorang Pejuang, kekuatan tempurnya sangat menakutkan. Dan, seperti Maestro Song, bukankah dia menyelamatkan Bumi hanya dengan kekuatannya sendiri? Sepertinya aku masih jauh di belakang. Setelah gelombang monster ini berakhir, aku harus berlatih keras dan menjadi lebih kuat."Setelah menempa sia

Di tepi Hutan Serigala Hijau."Sarah, sepertinya anak itu adalah Neo yang telah menjadi begitu populer akhir-akhir ini, kan? Tapi kenapa kau tampak tidak menyukainya?" Seorang anggota tim di belakang Sarah bertanya dengan rasa ingin tahu."Dia hanya katak." Sarah berkata dengan dingin."Katak?" Anggota tim itu sepertinya salah mengartikan sesuatu, menatap Sarah dengan heran, lalu bertukar pandang ambigu dengan anggota tim lainnya di sebelahnya."Kapten, jangan bilang anak ini...""Omong kosong apa yang kau bicarakan? Itu adik perempuanku." Ketika ia menyebutkan adiknya, mata Sarah yang sedingin es menunjukkan sedikit kelembutan yang tak terlihat."Hehe, Kapten, baik kau maupun Nona Muda Kedua, jika anak ini memiliki niat jahat, dia hanyalah seekor katak. Tapi kau tidak perlu khawatir, dengan tingkat bahaya dari misi ini, katak seperti ini mungkin akan berubah menjadi katak mati."Anggota tim itu menyanjung."Oke. Fokus pada tug