Happy ReadingMalam itu, Rehan tiba di depan rumah Nara dengan langkah berat. Dari luar, ia melihat lampu-lampu rumah sudah menyala lembut. Siluet seorang bodyguard tampak di sudut teras, memberi anggukan kecil saat melihat Rehan datang.Semua tampak tenang. Tapi Rehan tahu, badai sesungguhnya ada di dalam hati gadis itu. Dan di dalam hatinya sendiri.Saat pintu dibuka, Nara berdiri di sana. Tubuh mungilnya terbungkus sweater abu-abu, rambutnya digelung asal, wajahnya polos tanpa riasan. Ada lingkaran samar di bawah matanya, tanda malam-malam yang berat.Untuk sesaat, waktu seolah berhenti. Semua kenangan tentang mereka — tawa, pertengkaran kecil, janji-janji masa depan — berkelebat begitu saja.Tapi itu dulu. Kini, jarak di antara mereka terasa seperti jurang tak kasat mata."Masuklah," suara Nara lirih, hampir seperti bisikan.Rehan melangkah masuk, mencoba untuk tidak membuat kehadirannya terasa mengancam. Ia ingin, sebisa mungkin, membiarkan Nara memegang kendali
Terakhir Diperbarui : 2025-04-26 Baca selengkapnya