Raynar menoleh, menatap Aruna. Sekilas ia menatap jari Aruna yang tersemat cincin pernikahan mereka. "Apa kamu bersedia untuk setia, berada di samping saya meskipun saya sudah tidak memiliki apa pun nanti?"Aruna terdiam beberapa saat, melihat tatapan Raynar dan harapan besar yang diberikan pria itu untuknya. Ini bukan lagi sandiwara, ini adalah pengakuan yang menuntut sebuah komitmen. Akhirnya, dengan lantang dan tanpa keraguan, ia mengangguk. "Saya bersedia."Raynar tersenyum lebar, hatinya benar-benar lega apalagi Aruna mengatakannya di depan keluarganya. Keyakinannya untuk terus memperjuangkan hubungan mereka semakin teguh, meskipun ia tahu konsekuensinya nanti ia akan kehilangan segalanya. 'Semuanya boleh hilang, asal jangan Aruna.'"Terima kasih, sayang!" lirihnya, mengecup sekilas kening Aruna, sebuah tindakan keintiman yang membuat Raisa mendidih."Dasar anak durhaka, demi wanita itu kamu berani melawan kami?" marah Bara, melihat respons Aruna di luar prediksinya.Melihat Bara
Last Updated : 2025-10-08 Read more