“Jaketmu,” suara berat Ananta terdengar dari balik punggung Zanitha yang sedang berdiri di depan cermin, merapikan scarf sutranya.Ia berjalan mendekat, meraih mantel wol tebal lalu menyampirkannya ke bahu Zanitha dengan gerakan pelan. Tangannya otomatis menarik scarf istrinya itu ke depan, lalu merapikannya.Zanitha diam sejenak, lalu menoleh, matanya bertemu dengan sorot mata Ananta yang redup namun tajam.“Kalau dingin, bilang,” kata Ananta lagi, suaranya dalam, pelan.Zanitha hanya tersenyum kecil, hatinya hangat. “Baik, Tuan Victor.”Ananta menaikkan sebelah alis, lalu mengecup keningnya sekilas. Tidak ada kata romantis, tidak ada janji besar, tapi perhatian itu terasa … nyata.***Mansion Sebastian malam ini begitu sunyi. Biasanya rumah besar itu ramai dengan percakapan antara Simon, Amelie, Elias, Luca, Leonardo, dan anggota keluarga lainnya di setiap acara makan malam rutin sebulan sekali. Tapi kali ini, Simon dan keluarganya tak ada.
Terakhir Diperbarui : 2025-04-11 Baca selengkapnya