Arkana melangkah cepat keluar dari musholla, langkahnya berat namun penuh kegelisahan. Sesampainya di depan ruang tindakan, hatinya semakin mencelos. Di sana sudah berdiri Umi Khadijah yang tampak pucat menahan cemas, serta Alana, adik perempuannya, yang baru saja pulang dari Korea. Wajah Alana jelas menunjukkan kekecewaan. Hendri dan Yaya juga masih ada di sana, berdiri dengan wajah tegang. Arkana menghampiri mereka, dan seketika Alana menatapnya tajam. "Mas," suara Alana bergetar, "aku, kecewa sama Mas." Arkana diam, menunduk dalam. "Kalau Mas gak bikin masalah, mbak Zaina gak akan kayak gini," lanjut Alana, suaranya gemetar menahan marah dan sedih. Khadijah hanya menghela napas berat, menahan amarahnya sendiri. Ia sudah menceritakan semuanya pada Alana perselingkuhan, kebohongan, dan betapa kini Zaina harus menanggung semuanya sendirian. Sebelum Arkana sempat bicara, pintu ruang tindakan terbuka. Seorang dokter keluar dengan wajah serius. "Maaf, keluarga dari Ny. Za
Terakhir Diperbarui : 2025-05-02 Baca selengkapnya