“Iya kalau Nayranya memang mau lanjut kuliah, Mas,” tukas Farah.“Jangan begitu. Kau harus semangati dia agar mau lanjut kuliah. Kalau mau, ke luar negri sekalian.”“Enggak yakin deh, Mas. Kalau Nayra mau kuliah ke luar negri. Dia ninggal anak sama suami. Pasti keberatan.” Farah sudah bisa menebak bagaimana keputusan putrinya nanti.“Devran pasti ngerti, kok. Dia juga bisa sambangi Nayra kapanpun dia mau.”Farah menatap Alana dengan heran. Lalu dia mengingatkan, “Jangan jadi orang tua yang egois, Mas. Kita serahkan keputusan pada Nayranya saja, Ya?”“Dan ingat, Nayra itu sudah menjadi tanggung jawab Devran. Apapun keputusannya nanti kalau Devran tidak mengiyakan, ya kita jangan terlalu ikut campur,” Farah menambahi.Alana tidak lupa itu. Dia pun hanya mengangguki kata-kata istrinya.Sementara itu Nayra yang masuk ke ruang kerja suaminya, memberi tanda bahwa dia mau bicara sebentar. Kebetulan Devran juga sedang tidak ada sesion bicara dalam rapat, jadi dia menekan tombol microphon un
Huling Na-update : 2025-05-04 Magbasa pa