Kekuatan tonjokan Mada benar-benar tidak bisa diremehkan. Pagi ini, memar di wajah Sena masih lumayan kentara. Lebamnya tak lantas memudar meski sudah diobati.“Pelan-pelan, Sayang”Sena meringis kecil saat Kanya mengoleskan salep ke pipinya. Bekas pukulan berwarna ungu kehijauan itu terasa nyeri karena ujung jemari Kanya tak sengaja menekannya.Mendengar rengekan manja Sena, Kanya cuma mendesah pelan. Dia menarik tangannya, berhenti mengobati luka memar di wajah suaminya.Kanya cuma diam, menatap Sena dengan sorot mata tajam. Dalam hitungan detik, Sena langsung paham maksudnya. Pria itu seolah bisa mendengar Kanya berkata, “Nggak usah banyak protes kalau lukanya mau aku obati!”Nyali Sena sebelumnya tidak seciut ini. Dia tak pernah membiarkan Kanya membuatnya merasa terintimidasi. Namun, kini segalanya telah berubah. Tatapan jengkel Kanya sekarang begitu cepat membuatnya kicep.“Maaf,” lirih Sena sambil menundukkan kepala.“Jangan nunduk, Mas. Susah ngobatinnya,” tutur Kanya lembut.
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-07-31 อ่านเพิ่มเติม