Home / Romansa / Dinikahi Calon Adik Ipar / Bab 114. Naik Level

Share

Bab 114. Naik Level

Author: Sekarani
last update Huling Na-update: 2025-08-01 15:21:02

Kanya ingat ada seorang pria yang tampak ragu-ragu menyapanya saat ia baru saja memesan makanan di restoran kemarin siang. Pria itu bertanya apakah pekerjaan Kanya menulis buku. Sebab, wajah Kanya mirip dengan potret penulis di halaman biografi buku yang tengah dia baca.

Begitu melihat buku yang dibawa pria itu, Kanya pun membenarkan bahwa dirinya adalah penulis buku tersebut. Bukan rilisan terbaru, tetapi memang termasuk karya terlaris.

“Kami ngobrol sebentar. Dia juga minta aku tanda tangan di buku yang dia bawa.”

Si pria juga sempat minta foto bareng, tetapi urung terwujud karena makanan pesanan Kanya sudah datang. Pria itu mengaku tidak enak karena Kanya ternyata belum makan siang, padahal hari sudah beranjak sore.

“Sebenarnya aku nggak masalah. Foto-foto paling cuma beberapa detik, jadi nggak apa-apa banget kalau aku makannya setelah foto bareng dia. Cuma dia tetap nggak mau, katanya nggak enak ganggu waktu makanku. Jadi, akhirnya dia pamit.”

Seingat Kanya, pria itu masih ada di
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 115. Suamiku Penguntit?

    Sena nyaris tidak pernah dipertimbangkan menjadi pewaris utama keluarganya. Tentu saja dia tetap diarahkan belajar bisnis. Tak tanggung-tanggung, sejak prasekolah, si kecil Sena juga sudah diperkenalkan dengan konsep sederhana investasi.Hanya saja, dibandingkan kakaknya, apa yang dipelajari Sena memang tidak seberapa. Sena tahu caranya berbisnis. Dia bahkan telah merintis bisnisnya sendiri sejak awal kuliah. Walau demikian, tetap saja Arga yang jauh lebih matang dalam setiap aspek.Ketika tanggung jawab sang kakak tiba-tiba dibebankan padanya, bohong jika Sena mengaku tidak kewalahan. Tak seperti Arga, pengetahuan Sena tentang bisnis keluarganya sangat minim. Saat mau tak mau mulai berkecimpung tiga tahun lalu, Sena bahkan tidak tahu jumlah anak perusahaan Pandega Group.Sampai sekarang pun sebenarnya Sena masih harus banyak belajar. Dia merasa belum cukup baik untuk memimpin perusahaan. Namun, tahun pertamanya dulu sungguh merupakan periode yang paling berat dan melelahkan.Pada ma

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 114. Naik Level

    Kanya ingat ada seorang pria yang tampak ragu-ragu menyapanya saat ia baru saja memesan makanan di restoran kemarin siang. Pria itu bertanya apakah pekerjaan Kanya menulis buku. Sebab, wajah Kanya mirip dengan potret penulis di halaman biografi buku yang tengah dia baca.Begitu melihat buku yang dibawa pria itu, Kanya pun membenarkan bahwa dirinya adalah penulis buku tersebut. Bukan rilisan terbaru, tetapi memang termasuk karya terlaris.“Kami ngobrol sebentar. Dia juga minta aku tanda tangan di buku yang dia bawa.”Si pria juga sempat minta foto bareng, tetapi urung terwujud karena makanan pesanan Kanya sudah datang. Pria itu mengaku tidak enak karena Kanya ternyata belum makan siang, padahal hari sudah beranjak sore.“Sebenarnya aku nggak masalah. Foto-foto paling cuma beberapa detik, jadi nggak apa-apa banget kalau aku makannya setelah foto bareng dia. Cuma dia tetap nggak mau, katanya nggak enak ganggu waktu makanku. Jadi, akhirnya dia pamit.”Seingat Kanya, pria itu masih ada di

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 113. Pelan-Pelan, Sayang!

    Kekuatan tonjokan Mada benar-benar tidak bisa diremehkan. Pagi ini, memar di wajah Sena masih lumayan kentara. Lebamnya tak lantas memudar meski sudah diobati.“Pelan-pelan, Sayang”Sena meringis kecil saat Kanya mengoleskan salep ke pipinya. Bekas pukulan berwarna ungu kehijauan itu terasa nyeri karena ujung jemari Kanya tak sengaja menekannya.Mendengar rengekan manja Sena, Kanya cuma mendesah pelan. Dia menarik tangannya, berhenti mengobati luka memar di wajah suaminya.Kanya cuma diam, menatap Sena dengan sorot mata tajam. Dalam hitungan detik, Sena langsung paham maksudnya. Pria itu seolah bisa mendengar Kanya berkata, “Nggak usah banyak protes kalau lukanya mau aku obati!”Nyali Sena sebelumnya tidak seciut ini. Dia tak pernah membiarkan Kanya membuatnya merasa terintimidasi. Namun, kini segalanya telah berubah. Tatapan jengkel Kanya sekarang begitu cepat membuatnya kicep.“Maaf,” lirih Sena sambil menundukkan kepala.“Jangan nunduk, Mas. Susah ngobatinnya,” tutur Kanya lembut.

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 112. Perhatian Bos Misterius

    Malam semakin larut kala temaram pendar lampu tidur menghadirkan kehangatan yang memeluk Sena dan Kanya dalam keheningan intim. Berbaring nyaman di atas ranjang, keduanya saling memandang dengan tatapan penuh cinta. Jarak yang ada dihapus perlahan hingga hidung mereka bersentuhan, menciptakan kilatan friksi pengundang hasrat.Tangan besar Sena mendarat lembut di pipi Kanya. Sentuhan hangat itu membuat Kanya memejamkan mata, tersenyum membiarkan jemari sang suami membelai bibir bawahnya.Sena menjauhkan wajahnya sejenak, memandangi paras cantik Kanya yang kini menatapnya sayu. Ketika sejoli ini kembali saling mengunci pandang, Sena berbicara dengan sorot matanya, meminta izin tanpa suara.Seutas senyuman menjelma jawaban yang diharapkan. Tatapan Sena seketika beralih pada bibir Kanya lagi, siap menjemput ciuman yang begitu ia nantikan malam ini.“Tapi, Mas ….”Sepersekian detik sebelum Sena berhasil memagut bibir manis yang didambakannya itu, Kanya tiba-tiba mendorong dadanya menjauh.

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 111. Nyalinya Gede Banget

    Pada akhirnya, barangkali memang Jingga yang membuat Sena bisa melupakan Kanya. Luka yang ditorehkan Kanya perlahan sembuh berkat Jingga yang tak pernah menyerah mengejarnya.Selama empat tahun, Sena tidak pernah mendorong Jingga menjauh. Dia takut penolakan yang terlalu tegas bisa sangat menyakiti perasaan Jingga. Dia tak mau membuat Jingga merasa tidak diharapkan lagi. Bagaimana jika Jingga berusaha mengakhiri hidupnya sendiri seperti saat mereka bertemu pertama kali? Jangan sampai!Biarpun begitu, Sena sungguh tidak menjanjikan apa pun sebelum memastikan cintanya pada Kanya telah terkubur dalam-dalam. Dia ingin membalas cinta Jingga tanpa bayang-bayang kisah cinta sepihaknya itu.Hanya saja, Sena juga tidak pernah mengungkapkan sebab utamanya belum bisa menerima cinta Jingga. Alih-alih jujur tentang Kanya, Sena memilih alasan lain yang menurutnya lebih aman meski terkesan klise bukan main.Memanfaatkan beda usia dua tahun, Sena mengaku hanya menyayangi Jingga sebagaimana seorang ka

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 110. Susah Luluh

    Sena berjanji akan menjawab semua pertanyaan Kanya. Namun, dia memohon agar Kanya setidaknya menunggu sampai makan malam selesai. Setelah menikmati semua yang Sena siapkan untuknya, barulah Kanya boleh bertanya tentang apa pun yang berkaitan dengan masa lalunya. Alasannya sederhana. Sena sungguh cuma tidak ingin ada yang mengganggu momen romantis mereka malam ini.Kanya pun setuju untuk menahan rasa ingin tahunya sementara waktu. Dia bersedia menunggu sesuai apa yang Sena mau.“Menurutku, pertanyaan terbuka lebih bagus. Kalau menurut Mas Sena, gimana?”Kembang api terakhir telah melesat. Para karyawan maupun tamu hotel yang ikut menikmati keindahannya masih asyik bersorak sampai parade percikan cahaya warna-warni di langit benar-benar habis.Mereka yang bersiaga di sekitar gazebo pun belum rampung dengan euforia pesta kembang api dadakan. Masih ikutan baper juga gara-gara melihat Sena dan Kanya yang berciuman mesra tanpa peduli dengan sekitarnya.Semua orang boleh dibilang masih tamp

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status