“Siapa yang akan mengira bahwa ibu sendiri yang akan membunuh istri dari anaknya?” ucap Kalen dengan suara bergetar, jemarinya mengepal erat hingga buku-bukunya memutih.Matanya merah menahan gejolak emosi yang nyaris meledak dari dalam dadanya. Napasnya berat, seolah setiap kata yang keluar membawa beban berton-ton di dadanya.Di hadapannya, Nala hanya menyunggingkan senyum sinis, lalu membuang muka seperti tidak peduli. Sorot matanya kosong, nyaris dingin, seperti wanita yang telah kehilangan sisi kemanusiaannya.“Apa yang kau inginkan sampai membunuh Rania dan menjebak Nadya, Ma?” Kalen kembali bicara, kali ini suaranya lebih keras, lebih putus asa.“Kau ingin aku menjalani hidup seorang diri, tanpa ada pendamping di hidupku? Itu, yang kau mau? Bahkan kau ingin membunuh anakku juga!”Suasana ruang interogasi itu menegang. Sejenak, hanya suara detik jam dinding yang terdengar di antara mereka.Nala akhirnya menoleh. Matanya menusuk ke arah anak lelakinya, dingin dan penuh kebencian
Last Updated : 2025-04-08 Read more