All Chapters of PENDEKAR 7 WARNA : Chapter 151 - Chapter 160

"Ya, singkatnya begitu.""Berarti ini sangat berbahaya! Jika mereka bisa merasuki kekuatan aliran putih dan menetralisir penolakan, setelah itu bisa menguasai, itu artinya ilmu kekuatan kita bisa menjadi jahat di mata semua orang!" ucap Cing Lian dan Im Kwan menganggukkan kepalanya membenarkan kesimpulan yang dibuat oleh Im Kwan."Jadi, apa yang akan kita lakukan, Im Kwan?" tanya Cing Lian setelah melihat Im Kwan hanya diam setelah menyetujui kesimpulan yang dibuatnya."Malam ini adalah malam persembahan puncak mereka, aku yakin mereka mencari mangsa besar-besaran untuk memenuhi persyaratan tumbal, kita harus fokus menjaga anak murid dahulu, setelah itu kita pikirkan nanti."Mendengar apa yang dikatakan oleh Im Kwan, Cing Lian menganggukkan kepalanya untuk setuju dengan apa yang dikatakan oleh perempuan tersebut. Mereka akhirnya meninggalkan tempat itu untuk memeriksa keadaan perguruan lantaran hari sudah semakin gelap. Di waktu yang sama, Lien Er yang terus mencoba berulang kali men

"Apakah kau yakin tidak bisa menemukan Im Kwan? Atau sebenarnya, kau hanya berpura-pura mencari padahal tidak sama sekali?" tanya Raja Iblis Bo dengan tatapan mata penuh selidik."Aku mencari, tapi jika ternyata Cang Sin berhasil membawa dia kembali ke perguruan bukankah kita tidak bisa melihat jejaknya? Kekuatan kita tidak bisa menembus kekuatan yang membentengi perguruan itu."Raja Iblis Bo terdiam sejenak, seolah ia baru menyadari sesuatu. Sampai akhirnya."Mungkin sekarang Im Kwan sedang ada di perguruan, aku akan ke sana untuk memastikan.""Kau tidak akan bisa masuk ke perguruan itu, Boyen! Cung Sin sendiri yang mengatakan padaku, kekuatan kita tidak bisa menembus perguruan itu!"Telapak tangan Raja Iblis Bo mengepal mendengar apa yang dikatakan oleh sang istri. "Bukan berarti aku tidak punya cara, kau di sini saja, persiapkan segalanya, aku akan ke sana dahulu, sebelum purnama bersinar penuh, aku akan kembali."Tanpa menunggu tanggapan dari Lien Er, Raja Iblis Bo berkelebat dan

"Im Kwan, kau tidak berani bertemu denganku? Kenapa kau tidak berani membuka gerbang perguruan ini dan meladeni tamu dengan baik." Raja Iblis Bo bicara demikian dengan suara yang lantang, dan Im Kwan mampu mendengarnya dengan jelas. "Saat ini, perguruan sedang melakukan siaga, untuk sementara tidak menerima tamu dahulu, jika memang ada yang ingin dibicarakan, bicarakan saja sekarang, tapi sejak tadi aku mendengar alasanmu datang ke sini adalah untuk bertemu Kak Cung Sin dan aku, jadi karena sekarang kita sudah saling bicara, katakan saja apa yang ingin kau katakan."Im Kwan bicara demikian dengan suara yang lantang, dan tegas hingga Raja Iblis Bo mampu mendengarnya pula dengan jelas. "Apakah bicara tanpa melihat wajah lawan bicara itu sopan?""Tuan mengerti sopan santun juga?" sindir Im Kwan membuat Raja Iblis Bo mengepalkan telapak tangannya. "Apa maksudmu?" katanya pada Im Kwan."Jika kau memang tahu tentang rasa sopan santun, kau pasti juga tahu, menculikku dan mengincarku unt

"Kau seorang pemimpin sebuah kelompok, Tuan! Apakah itu baik melakukan penyiksaan pada seseorang yang tidak bersalah padamu? Warga itu apa salahnya? Mengapa mereka menerima sesuatu yang seharusnya tidak mereka terima?"Karena diminta Im Kwan untuk mengulur waktu, para penjaga gerbang perguruan tersebut berusaha untuk mengajak Raja Iblis Bo berkomunikasi, agar apa yang akan dilakukan oleh Im Kwan bisa terselesaikan tanpa membuat sang raja iblis tahu.Mendengar apa yang dikatakan oleh salah satu penjaga gerbang perguruan tersebut, Raja Iblis Bo mengarahkan pandangannya ke post jaga, di mana para penjaga gerbang mengawasi dirinya yang masih menyandera warga yang dibawa oleh anak buahnya tadi."Buka pintu gerbang kalian! Jika kalian tidak ingin warga ini menjadi korban!" teriak Raja Iblis Bo pada dua penjaga gerbang di post jaga. Salah satu penjaga gerbang memberikan isyarat pada temannya agar terus meladeni perkataan Raja Iblis Bo, agar mereka bisa mengulur waktu sampai Im Kwan bisa men

Mendengar apa yang diucapkan oleh Hai Ling, Cang Sin terkejut. Akan tetapi, Hai Ling tidak peduli dengan reaksi Cang Sin atas apa yang dikatakannya tadi. "Kau bilang sedang berlomba dengan waktu, cepat putuskan, bukankah ini pertukaran yang saling menguntungkan? Kau mendapatkan untung begitu juga diriku."Suara Pendekar Jari Beracun terdengar kembali membuyarkan rasa terkejut Cang Sin atas apa yang dikatakan oleh Hai Ling tadi."Aku tidak bisa melakukan hal itu, Nona. Meskipun aku butuh ilmu inti tapi aku tidak akan berhubungan intim dengan wanita yang memberikan ilmu inti itu padaku!" tegas Cang Sin. "Artinya, kau tidak memikirkan keselamatan wanita yang memberikan dirimu ilmu inti?""Pernikahan dengan syarat bisa menghindari resiko itu!""Tapi itu tidak termasuk padaku, karena ilmu inti hanya bisa diberikan saat kita melakukan hubungan intim!""Kalau demikian, itu artinya kau tidak memenuhi syarat.""Apa? Sudah mendapatkan kutukan pun, kau perlu syarat juga?""Untuk kebaikan dua b