LOGINAkibat perbuatan kakak kembarnya, Cang Sin dikutuk tidak bisa menikah dengan perempuan manapun sementara kedudukannya sebagai putra seorang pendekar melegenda di Negeri Talipis mewajibkan ia memiliki seorang istri agar bisa memimpin perguruan Angsa Putih. Cang Sin bisa memusnahkan kutukan yang diterimanya dari perbuatan Cung Sin jika ia mampu membuat 7 pendekar wanita yang memiliki ilmu inti mau berhubungan intim dengannya. - Apakah Cang Sin mampu memusnahkan kutukan yang diterimanya tersebut hingga ia bisa melamar Im Kwan, perempuan yang dicintainya? Kutukan apa yang diberikan oleh Cung Sin pada adik kembarnya hingga adik kembarnya itu tidak bisa menikah? Apa yang akan terjadi jika Cang Sin nekat menikah tanpa memusnahkan kutukan tersebut?
View More"Im Kwan, kau sudah kembali? Kenapa kau tahu aku sedang di sini? Apakah ada yang memberitahumu? Aku khawatir kau tidak kembali, syukurlah, kau sudah kembali, aku merindukanmu."
Cang Sin bicara demikian seraya memeluk tubuh Im Kwan, wanita yang akan dinikahinya setelah ia mewarisi ilmu inti ayahnya. Namun, belum lagi Cang Sin puas dengan apa yang ia lakukan pada sang kekasih, tiba-tiba saja, tubuh Im Kwan berubah menjadi patung perempuan, dan bersamaan dengan itu, sebuah kekuatan mendorong tubuh Cang Sin hingga ia terpental dan menubruk dinding batu goa di mana ia sedang melakukan pencarian ramuan obat di tempat tersebut untuk obat-obatan herbal yang akan diolah ayahnya menjadi obat. Cang Sin belum tahu apa yang sebenarnya terjadi padanya, namun ia buru-buru bangkit sambil memegangi dadanya yang berdenyut sakit akibat terpental tadi, dan ia berusaha untuk mencari keberadaan sang kekasih yang tidak nampak di mana-mana. "Im Kwan! Kau di mana?!" teriaknya berulang kali, namun bukan suara sang kekasih yang menanggapi teriakan darinya tapi suara seseorang yang menghardiknya dengan nada suara yang sangat terdengar terbalut dengan perasaan marah. "Manusia lancang! Kau masuk ke sini, sudah aku izinkan, tapi kau berani memeluk patung perempuan penunggu tempat ini! Kau, akan aku kutuk seumur hidupmu!" Sekelebat bayangan hitam terlihat mata Cang Sin, disertai dengan teriakan melengking yang mengucapkan kata-kata tadi padanya. Cang Sin melompat mundur tidak mau diserang oleh bayangan hitam tersebut, tapi perkiraannya salah. Ia mengira, bayangan hitam yang sekarang berwujud jelas di depan matanya itu ingin menyerangnya dengan pukulan, tapi ternyata tidak. Seorang perempuan berjubah hitam berdiri tegak di hadapannya. Ia mengacungkan tongkat di tangannya ke arah Cang Sin, seolah memberikan peringatan pada Cang Sin untuk diam saja di tempatnya. "Maaf, aku minta maaf. Aku tidak bermaksud berbuat sesuatu yang buruk di tempat ini, aku tidak berniat menyentuh patung perempuan itu, aku minta maaf." Cang Sin berusaha untuk menjelaskan apa yang dilakukannya pada perempuan berjubah hitam tersebut agar perempuan itu tahu ia tidak melakukan sesuatu yang buruk di tempat itu. "Dasar manusia! Sudah melanggar pun masih melakukan pembelaan, patung perempuan itu tersingkap, tidak memakai penutup lagi, kau yang menyingkapnya! Otakmu kotor! Kau sudah melanggar ketentuan masuk ke tempat ini, kau tidak akan lolos dari hukuman!" Baru saja perempuan berjubah hitam itu bicara, sekelebat bayangan hitam kembali datang dan tahu-tahu di tempat itu berdiri Cung Sin, kakak kembar Cang Sin hingga membuat Cang Sin mengerutkan keningnya mengapa kakak kembarnya itu bisa ikut berada di tempat di mana ia juga berada? "Kak Cung Sin? Apa yang kau lakukan di sini? Bukankah kau bilang, kau tidak bisa ke tempat ini karena ada urusan di perbatasan? Mengapa kau ada di sini? Kau mengikutiku?" tanya Cang Sin bertubi-tubi. Mendengar pertanyaan sang adik kembar, Cung Sin hanya melirik Cang Sin sesaat, setelah itu, ia mengalihkan pandangannya pada perempuan berjubah hitam yang ada di hadapannya. "Mohon ampun pada Dewi Lembah Seribu Obat, adikku ini memang sedang dikuasai pikiran kotor karena sudah lama tidak bertemu dengan calon istrinya yang sedang pergi entah kemana, sebagai putra dari pendekar tersohor, aku mewakilinya untuk meminta maaf, bisakah, kami pergi sembari membawa tanaman obat yang dibutuhkan oleh perguruan kami?" Cung Sin berkata sembari menjura hormat pada perempuan berjubah hitam yang ia sebut dengan Dewi Lembah Seribu Obat. Menyadari ia dibela oleh sang kakak kembar, Cang Sin yang tadinya dipenuhi dengan berbagai macam pertanyaan jadi lega dan diam-diam mengucapkan terima kasih pada kakak kembarnya yang biasanya tidak pernah bersikap hangat padanya tersebut. Cang Sin tidak menyangka, Cung Sin membelanya hingga ia yakin perempuan berjubah hitam itu pasti akan memaafkan dirinya. Namun sebenarnya, ia tidak terima dikatakan memiliki pikiran kotor seperti yang disebutkan sang kakak kembarnya tadi padanya. Meskipun apa yang dikatakan oleh Cung Sin itu benar bahwa, calon istrinya, Im Kwan sangat dirindukannya semenjak tidak kembali setelah pamit padanya untuk ke perbatasan, tapi Cang Sin masih bisa mengatasi perasaan itu untuk tidak melakukan pelanggaran. Akan tetapi, yang tadi adalah sebuah hal yang tidak terduga. Sosok Im Kwan begitu nyata hingga ia mengira perempuan itu menyusulnya ke lembah seribu obat lalu ia sontak memeluk perempuan tersebut karena terlalu rindu. Bagaimana mungkin tiba-tiba sosok kekasihnya berubah menjadi patung perempuan terlarang yang memang ditabukan untuk disentuh apalagi dibuka kain yang menutupi tubuh patung perempuan yang terpahat tanpa pakaian di lembah itu? "Punya pikiran kotor seharusnya tidak diutus ketempat ini! Kalian pikir tempat ini milik siapa saja yang butuh obat? Adikmu itu sudah melanggar! Seseorang yang melakukan pelanggaran akan tetap mendapatkan hukuman dan adikmu itu harus menerimanya!" Dewi Lembah Seribu Obat itu kembali mengacungkan tongkat yang ia pegang pada Cang Sin. Bibirnya komat-kamit membaca mantra, tapi Cang Sin buru-buru menjatuhkan diri ke hadapan sang perempuan berjubah hitam itu sambil menundukkan kepalanya dalam-dalam. "Tolong, maafkan aku, Dewi! Aku benar-benar tidak berniat kotor ketika aku masuk ke sini! Niatku hanya menjalankan perintah dari ayahku, mengambil daun obat, setelah itu pergi, tolong maafkan khilaf yang sudah aku lakukan, aku tidak tahu jika patung perempuan itu bisa berubah...." Cang Sin berusaha menjelaskan, agar perempuan berjubah hitam itu memaklumi apa yang ada dilakukannya. Akan tetapi, wajah perempuan berjubah hitam itu tetap garang seperti sebelumnya. Penjelasan Cang Sin tidak membuatnya puas sedikitpun. Tangannya masih mengacung pada Cang Sin dengan tongkat yang sejak tadi di arahkan pada Cang Sin. "Patung perempuan ini tidak pernah berubah menjadi apapun! Kakakmu mungkin benar, kau berpikir kotor setelah melihat patung ini karena patung ini telanjang, kau berimajinasi bahwa patung ini kekasihmu yang menghilang, lalu kau memeluknya, benar-benar tindakan yang kotor, kau tetap akan dihukum! Bersiaplah menerima hukuman!" Setelah bicara seperti itu pada Cang Sin, perempuan berjubah hitam itu kembali komat-kamit membaca mantra masih sambil mengacungkan tongkatnya ke arah Cang Sin yang posisinya tetap bersimpuh seperti tadi. Dari tempatnya, Cung Sin tidak bergerak sama sekali meskipun adik kembarnya ingin ia melakukan sesuatu agar perempuan berjubah hitam itu mengurungkan niatnya untuk memberikan hukuman. Cang Sin masih saja meminta keringanan pada perempuan tersebut untuk memaafkan dirinya. Namun, dari ujung tongkat yang diarahkan pada Cang Sin. Keluar asap hitam dan asap hitam itu langsung menyerbu ke arah Cang Sin hingga tubuh Cang Sin lenyap terselimuti asap hitam tersebut tanpa terlihat sama sekali!"Apakah kekuatan yang dipinjamkan Raja Iblis Bo itu benar-benar sudah ditarik? Aku tidak bisa mengerahkannya, jika benar-benar ditarik, berarti dia sedang marah padaku, tapi benarkah? Bukankah aku sudah menjanjikan sejumlah keuntungan padanya, bagaimana mungkin dia menarik kembali kekuatan yang diberikannya padaku."Cung Sin bergumam sendiri, sampai akhirnya ia berusaha untuk menghimpun kembali kekuatan miliknya karena merasa tidak percaya, benarkah ia tidak memiliki lagi kekuatan yang diberikan oleh Raja Iblis Bo padanya?"Ah! Sial! Apa yang sebenarnya dilakukannya? Dia benar-benar menarik kembali kekuatan yang diberikannya padaku!" geram Cung Sin setelah ia berusaha mencoba kembali, ternyata ia memang tidak bisa melakukannya. Ia tidak bisa mengerahkan seluruh kekuatan yang diberikan oleh Raja Iblis Bo padanya, dan Cung Sin merasa kembali menjadi seseorang yang tidak tahu ilmu bela diri sama sekali.Wajahnya merah padam, tapi ia tidak bisa melampiaskan karena ia sekarang tidak lagi
Sementara itu, Cang Sin yang mendengar apa yang dikatakan oleh Raja Iblis Bo hanya menarik napas berat. "Kelompok kami tidak akan mengganggu kelompok lain jika kelompok itu tidak merugikan, kalian melakukan persembahan dan menculik para manusia yang masih perjaka dan perawan untuk kelangsungan kekuatan kalian!" jawab Cang Sin dengan wajah yang terlihat sangat serius. "Memangnya kau punya bukti kelompok kami melakukan hal yang kau katakan itu?" tanya Raja Iblis Bo tidak mau mengaku bahwa apa yang dikatakan oleh Cang Sin itu benar."Ingin bukti? Banyak sekali dari kelompok kalian yang melakukan hal itu, bagaimana mungkin kau meminta bukti lagi?"Raja Iblis Bo tersenyum kecut mendengar apa yang dikatakan oleh Cang Sin."Bukankah harus ada bukti baru boleh menyimpulkan? Jika tidak ada bukti, kelompok kalian bisa aku tuntut, dan aku juga akan meminta keadilan pada kaisar!"Raja Iblis Bo mengucapkan kalimat tersebut pada Cang Sin, hingga Cang Sin sebenarnya terpancing emosi karena Raja Ib
"Apa maksudmu?" tanya Cang Sin seolah tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Lien Er.Namun, melihat keterkejutan di wajah Cang Sin, Lien Er tidak peduli, ia melipat kedua tangannya di dada, tanpa menggeser posisinya yang sangat dekat dengan Cang Sin."Saat ini, Im Kwan disimpan oleh Raja Iblis Bo, Cang Sin, hanya aku yang bisa membantumu, jika kau mau menerima syarat dariku, aku akan membantumu membebaskan Im Kwan, dan kau juga akan menerima keuntungan jika kau mau berhubungan intim denganku, kau tidak dijadikan target persembahan, dan kau juga akan mendapatkan ilmu inti dariku, beruntung, bukan?"Panjang lebar, Lien Er mengucapkan kalimat tersebut, hingga membuat Cang Sin tidak percaya Lien Er akan mengatakan hal seperti itu padanya."Kau bukan wanita seperti itu, Lien Er, jangan memaksakan diri merusak harga dirimu hanya karena kau menginginkan sesuatu, kau tidak seperti itu!" kata Cang Sin, dan Lien Er tersenyum kecut mendengar apa yang dikatakan oleh Cang Sin tadi padanya.
Mendengar apa yang dikatakan oleh Cung Sin, Raja Iblis Bo terdiam sebentar seolah berpikir bahwa apa yang dikatakan oleh Cung Sin benar-benar ide yang bagus. "Benar juga, jadi sekarang dia sedang kemari?" tanya Raja Iblis Bo dan pertanyaannya membuat Cung Sin menarik napas lega karena merasa berhasil mengalihkan perhatian Raja Iblis Bo agar tidak hanya fokus dengan Im Kwan saja."Seperti yang aku katakan tadi, dia tahu apa yang sudah aku lakukan, pasti juga akan tahu Im Kwan menghilang karena apa, dia pasti bisa mendeteksi jejak Im Kwan dan akhirnya kemari, mungkin sebentar lagi dia akan datang," ucap Cung Sin tegas.Cang Sin! Cepatlah datang, agar Raja Iblis Bo hanya menargetkan kau saja, dan aku bisa bebas untuk melanjutkan rencanaku pada Im Kwan.Hati Cung Sin bicara demikian sambil terus berharap Cang Sin segera datang agar ia bisa mengalihkan perhatian Raja Iblis Bo.Namun, beberapa saat ditunggu, Cang Sin tidak kunjung datang, hingga Raja Iblis Bo mendesak Cung Sin untuk melep
"Kalau kau tidak paham dengan apa yang aku lakukan, kau diam saja! Tidak perlu banyak bertanya! Memangnya aku akan marah jika si tolol ini tidak membuat kesalahan?" ucap Raja Iblis Bo pada Lien Er dan itu membuat Lien Er tersenyum kecut."Karena dia menghipnotis Im Kwan?" tebaknya dan dari reaksi wajah suaminya tersebut, Lien Er tahu tebakannya itu benar. Perempuan itu mengarahkan pandangannya pada Cung Sin yang baru tahu mengapa Raja Iblis Bo semarah itu padanya lantaran tadi ia mendengar apa yang dikatakan oleh Lien Er."Jadi, karena itu? Aku terpaksa melakukannya, Tuan, karena perempuan itu tidak bisa dibiarkan sedikit saja untuk bergerak. Jika aku tidak melakukannya, dia akan melawan dan sulit aku bertindak karena Cang Sin juga sekarang ada di perguruan!"Cung Sin mencoba untuk menjelaskan, hingga Raja Iblis Bo mau tidak mau percaya dengan apa yang dikatakan oleh Cung Sin. "Kalau begitu, ikut aku! Karena kau yang menghipnotisnya, kau juga yang harus melepaskan pengaruh hipnotis
"Tapi, kita juga akan melakukan rapat darurat terkait apa yang akan kita lakukan nanti di perbatasan, Cang Sin."Sang ayah mengingatkan, hingga Cang Sin berpikir sejenak sebelum menanggapi ucapan ayahnya."Kalau begitu, begini saja, aku akan melakukan pencarian lewat mata batin untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Im Kwan dan mengetahui posisinya sekarang di mana, jika aku sudah tahu, aku akan ke tempat itu untuk membawanya kembali, aku pastikan akan melakukannya dengan cepat, bagaimana, Ayah?"Cang Sin berusaha untuk memberikan usulan, berharap ayahnya akan paham setelah itu memberikan izin."Baiklah. Lakukanlah, biar Cing Lian dan yang lain mempersiapkan semuanya."Mendengar perintah sang ayah, Cang Sin membungkuk hormat sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan sang ayah untuk melakukan pencarian lewat mata batin. Sementara itu, di waktu yang sama, Cung Sin ke markas Raja Iblis Bo karena dari kekuatan yang dimilikinya dengan cara Raja Iblis Bo meminjamkan kekuatan itu pa
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments