“Brama bukan tidak bisa lupa, dia susah menerima kalau aku bisa melepaskannya secepat itu. Egonya terluka, nanti juga dia bosan sendiri.”Jagat menatap Rinjani serius. “Seyakin itu? Kalau seandainya, Brama benar-benar punya rasa ke kamu, apa kamu akan kembali padanya?”Rinjani tertegun, pertanyaan itu seakan melemparkannya kembali ke masa-masa dia masih memimpikan balasan cinta Brama.“Nggak akan.”“Kita hanya berandai-andai, jawab saja.”Rinjani berpikir sejenak, kemudian tersenyum manis. “Walaupun Brama memiliki rasa padaku, dia tidak akan memilihku. Perasaan bukan prioritas utamanya, untuk Brama, banyak hal yang jauh lebih penting dibanding itu.”Setelah lima tahun bersama Brama, dan begitu lama mengenalnya, Rinjani tahu, Brama bukan laki-laki jahat. Pria itu hanya memiliki prioritas yang berbeda.Perasaan hanya untuk memberi warna dalam hidup, tapi bukan itu yang utama. Dibanding kewajiban dan ambisinya, semua rasa itu nyaris tidak penting.“Kamu begitu kenal sama dia?”“Menurut
Terakhir Diperbarui : 2025-04-13 Baca selengkapnya