Kembali ke depan pintu, Argen bergumam dalam hati sambil menatap dinding pembatas di depannya.Baiklah, tanya kabarnya, apa masih sakit? dimana yang sakit? Kau makan dengan baik? Begitulah rencana yang Argen buat, akan dia tanyakan saat pertama kali bertemu dengan kakak laki-lakinya. Bahkan kata-kata Ana untuk menyentuh tangannya terngiang. Dia merinding membayangkan merealisasikan ucapan Ana.Sejujurnya Argen pernah memikirkannya, andai saja, andai ayahnya memiliki anak yang lain, mungkin rasa kesepiannya tidak akan seperti yang ia rasakan selama ini. Duduk di posisi tertinggi Domaz Group, kursi itu terlalu tinggi untuk disentuh orang lain, hingga dia hanya sendirian melihat keramaian di bawahnya. Dan sekarang, apa yang pernah dia bayangkan itu ada di depan mata. Tapi kenapa, kenapa harus muncul dengan cara penuh drama dan menyedihkan begini.Argen menghela nafas lagi, belum pernah dia setegang ini sebelumnya."Gen, kau mau aku ikut masuk?" Wiliam sudah meraih handle pintu.Argen m
Terakhir Diperbarui : 2025-04-12 Baca selengkapnya