"Nona, Anda tidak perlu begini, Anda kan tahu Tuan muda tidak akan suka kalau Anda bicara dengan saya." Benar, bahkan bicara dengan saya saja dia bisa marah dan cemburu. Begitulah yang dipikirkan Gara. "Biar ibu yang mengupas buahnya saja." Ibu bangun dari duduk mau menggantikan Ana Ana tertawa mendengar itu, memang benar si, Kak Argen selalu kesal kalau dia bicara dengan tuan pengawal. Tapi itukan dulu, sebelum Kak Argen tahu kalau Kak Gara adalah kakaknya. Ana tertawa riang lagi, suaranya merekah seperti kelopak mawar di taman bunga. Menyegarkan ruangan."Kak Gara kan Kakaknya Kak Argen, jadi artinya, Kak Gara Kakak iparku kan. Hehe. Aku jadi punya banyak kakak." Gumam, gumam menyebut nama Ale juga Ibu yang mau mendekat langsung jatuh terduduk di lantai. Membuat Ana dan Rene refleks bergerak menangkap ibu. Pisau buah ditangannya terjatuh."Ibu, ibu kenapa?" Dua gadis itu memapah ibu untuk duduk di sofa. Sementara wajah tuan pengawal juga mulai pucat. Dia sudah tahu, dia sudah ta
Last Updated : 2025-04-12 Read more