Adakah cinta pada pandangan pertama itu, benarkah itu nyata adanya? Daisy Bakery Shop membuat Ana terjebak dalam asmara yang sebenarnya Argen ciptakan sejak dari awal pertemuan mereka. Kau adalah adik dari sahabat baikku, karena itulah aku menikahimu (Argen) Aku akan diam-diam mencintainya, sampai dia tidak akan merasa aku cintai (Ana) Keduanya menyembunyikan isi hati dengan rapat, bagaimanakah kisah dua anak manusia yang sama-sama berusaha menyimpan perasaan itu jika di satukan dalam pernikahan, akankan mereka saling mengakui isi hati masing-masing. Ada banyak hal manis dan menggemaskan di sini. Selamat membaca š
View MoreDi sebuah restoran, dua laki-laki sedang duduk berhadapan. Menikmati hidangan yang ada di piring mereka masing-masing. Salah satu pria terlihat cukup tegang dan tidak tenang. Beberapa kali dia melirik, dari irisan daging di piringnya berpindah melihat reaksi pria yang duduk di depannya. Aleando Munaf nama laki-laki itu. Berbeda dengannya, laki-laki di depannya terlihat menikmati irisan daging yang sesuap demi sesuap masuk ke mulutnya, dengan wajah tenang. Laki-laki berwajah tenang itu adalah Argen Davino Wijaya.
Aleando sekali lagi tertunduk, berusaha menimati lumernyan daging lembut di mulutnya. Namun tetap tidak terasa nikmat di lidahnya. Hari ini dengan pikiran kacau dan keraguan dia memberanikan diri untuk bertemu dengan Argen. Ah, mereka memang teman, namun selalu ada tiang tinggi menjulang yang Argen bangun di sekelilingnya. Agar tidak sembarang orang melewati batas itu.
Argen adalah puncak bisnis di negri ini. Pemilik perusahaan ternama Domaz Group. Perusahaan multi nasional yang menguasai hampir sebagian banyak sektor retail supermarket besar di negri ini. Mereka juga memiliki Domaz Mall, mall terbesar dan terbaik di negri ini. Jaringan waralaba supermarketnya ada di seluruh negri. Jangkauan pelosok daerah dimasuki oleh Domaz minimarket. Argen adalah pemilik Domaz Group, setelah ayahnya meninggal dia mewarisi semua itu, menggantikan ayahnya. Dibawah bayang-bayang kakeknya, Presdir pertama Domaz Group yang sudah pensiun. Laki-laki tua itu memilih menetap jauh di vila di dekat pantai. Namun, siapa pun tahu, penggaruhnya dalam dunia bisnis tak pernah hilang. Keputusan apa pun yang keluar melalui Argen, dipercayai masih harus melalui persetujuan sang kakek.
Argen pengusaha sukses yang bertangan dingin. Tempramenya sedikit keras, kalau dia marah dia akan menunjukkan sikapnya dengan jelas. Orang-orang bisa menandai dari caranya bicara untuk mendekat atau menjauh.
Ah, mungkin hanya Aleando yang bisa menjadi teman laki-laki perfeksionis itu. Tidak, Aleando sadar diri lagi. Bukan dia saja sebenarnya yang mau berteman dengan Argen. Semua orang selalu ingin mendekat padanya. Tapi, hanya Aleando yang dipilih Argen untuk memasuki pagar tinggi itu. Hanya dia yang diizinkan dan diterima untuk menjadi temannya.
Aleando menelan ludah Kelu. Meletakkan pisaunya, meneguk minuman dingin di gelasnya. Hari ini dia datang untuk memohon. Tangannya dia tarik ke bawah meja.
"Argen, aku mohon. Toko roti itu satu-satunya peninggalan berharga dari orangtuaku." Dia sudah membuang semua harga dirinya untuk duduk di depan Argen hari ini.
Hening, Argen mendongak mulutnya masih mengunyah. Wajahnya masih masih belum bereaksi. Memang seperti itulah dia.
"Toko roti dan resep roti ini begitu penting bagi orangtuaku, aku akan merasa bersalah pada mereka kalau sampai perjalanan toko ini berakhir di tanganku."
Kedua orangtua Aleando sudah meninggal dunia. Saat ini bisnis roti milik orangtua mereka terancam gulung tikar. Tidak bisa bersaing dengan toko roti besar yang membangun toko di dekat toko mereka.
"Kalau begitu tutup saja. Datanglah ke Domaz Group. Kau tahu kan, kau diterima kapanpun itu, apa posisi yang kau inginkan akan kuberikan."
Sial! Aku ingin memakinya sekarang. Dia selalu berkata begitu setiap aku mengeluh sedikit saja tentang toko roti.
Beberapa kali Argen menawarkan jabatan penting di Domaz Group padanya, tapi selalu dia tolak. Demi toko roti yang sudah dirintis keluarganya. Satu-satunya warisan yang tertinggal dari orangtuanya. Bagi Argen toko roti itu memang hanya seperti remahan debu. Dia bahkan bisa membeli toko roti atau bahkan hak paten resepnya. Tapi, Argen sama sekali tidak tertarik dengan bisnis recehan semacam itu. Dan mengganggap Aleando menyia-yiakan kemampuan hebatnya berkubang dalam bisnis roti warisan keluarga.
"Aku mohon Argen, kau tahu kan sepenting apa ini untukku. Aku hidup dari toko ini, aku bisa seperti sekarang karena usaha ayah dan ibuku. Saat ayah meninggal dia menyisakan pesan agar aku mengurus toko rotinya dengan baik. Aku tidak bisa melepaskan janji itu."
Cih. Terdengar Argen mendengus sambil meletakkan sendok. Mengusap sudut bibirnya dan meneguk air di gelasnya.
"Aku sama sekali tidak tertarik dengan toko rotimu." Kalimat itu penuh dengan nada menyepelekan.
Rasanya Aleando ingin melempar sendok ke wajah Argen. Dan berteriak. Berikan saja aku uang sebanyak anggaran makan siangmu sebulan sialan! Itu tidak akan membuatmu miskin sama sekali.
Kalau aku melakukannya dia pasti sudah menghajarku, mungkin jariku patah dulu dia baru berhenti.
Disudut ruangan ini ada seorang laki-laki yang berdiri diam tak bergerak. Hanya tarikan nafas dan gerakan bahunya yang lembut naik turun menandakan dia manusia. Pengawal pribadi Argen. Yang akan melindungi Argen bukan hanya dari serangan fisik semata.
Aleando menarik nafas dalam, mengumpulkan sisa keberanian untuk bersikap tidak tahu malu dan keras kepala.
"Argen, aku mohon, aku akan melakukan apa saja untukmu. Aku mohon bantu aku mempertahankan warisan orangtuaku."
Argen menyandarkan tubuhnya. Menatap Aleando yang kikuk.
"Kalau begitu berikan adikmu padaku, aku akan menikahinya." Kata-kata yang baru saja keluar dari mulut Argen seperti kilatan petir yang memecah kewarasannya. Dia meledak.
"Kau sudah gila ya." Sang pengawal yang sedari tadi diam memberi reaksi pada kata makian Aleando. Membuat laki-laki itu panik. Peluh muncul seketika di dahinya. "Bukan begitu maksudku, maaf." Argen masih diam dengan tenang. Membuat pengawalnya kembali mematung. "Tapi, bagaimana bisa kau meminta adikku sebagai perjanjian bisnis, bukankah ini keterlaluan."
Dasar gila! Kau kan sudah kenal adikku bertahun-tahun.
"Ale"
"Ia."
"Aku sama sekali tidak tertarik dengan toko rotimu." Kata-kata menghujam didengar lagi oleh Aleando.
Aku tahu sialan! Lantas apa hubungannya dengan menikahi adikku.
Bersambung
Meja mereka memang tidak memiliki nomor, namun diatur berdasarkan nama keluarga. Kakek berjalan menuju mejanya, Ana tersenyum hangat saat kakek mendekat. Gadis itu dan Argen duduk di meja kakek. Ale dan Miria bergabung bersama Gara dan ibunya.Saat kakek menggerakkan tangannya mereka semua duduk dengan teratur. Setelah semua orang duduk, kakek mengambil sendok dan membenturkannya ke gelas. Suara dentingan itu membuat suasana senyap."Apa kalian menyukai suasana baru makan malam kali ini?"Hening, tidak ada yang berani menjawab. "Kalian pasti merasa aneh, apalagi saat melihat banyak sekali yang hadir di acara makan malam kali ini. Kalian semua adalah anak-anak dan cucu-cucuku, aku mengundang kalian semua tanpa terlewat satupun." Kakek mengedarkan pandangan. "Kedepannya aku akan mengundang kalian semua juga."Hening... Hati semua orang berdebar."Jadi, jangan saling bertengkar dan menjatuhkan. Dukung Argen membangun Domaz Group dan mempertahankan kejayaan Domaz Group. Jangan ada dari k
Perjamuan makan malam bulan ini di rumah vila tepi pantai, akan sangat berbeda dengan perjamuan bulan yang lalu atau bulan-bulan sebelumya. Karena bulan ini bertepatan dengan ulang tahun kakek. Perayaan ulang tahun kakek disiapkan bibi dengan sepenuh hati. Wanita itu bahkan menawarkan apakah tuan besar juga ingin membuat pesta kembang api seperti kejutan yang diberikan Tuan muda. Kakek menghardik bibi dengan marah."Maaf Tuan, karena saya melihat Anda menyukainya jadi saya pikir Anda ingin melakukannya. Apa Anda menyukainya karena itu kejutan dari tuan muda?" Kakek tidak mau menjawabnya. Tapi terlihat sekali, kalau dia menikmati kembang api yang diberikan cucu kepada cucu menantunya.Perjamuan makan malam seperti apa yang disiapkan bibi untuk merayakan ulang tahun kakek?Mari kita lihat, sedikit persiapan yang dilakukan orang-orang yang akan datang ke perjamuan makan malam. Rumah Gara.Pengantin baru itu terlihat kaget saat menerima undangan yang dikirimkan seorang pengawal ke rumah
Gadis di depan Gara tersenyum malu. Mereka tidak saling memberi tahu isi dari janji pernikahan, bukan untuk kejutan, namun karena mereka ingin menunjukkan ketulusan. Bahwa janji pernikahan yang mereka buat bukan sekedar membaca tulisan, namun memang curahan isi hati terdalam mereka."Rene, terimakasih sudah melihatku dengan cara yang berbeda saat pertama kali kita bertemu. Aku bukan siapa-siapa saat pertama kali melihatmu. Tapi entah kenapa, kau bahkan sudah tersenyum padaku saat itu." Tangan keduanya semakin tergenggam dengar erat. "Semakin aku mengenalmu, semakin aku tahu, kau gadis yang luar biasa. Tanpa ayah dan ibu, kau membesarkan adik-adikmu dengan penuh cinta. Bagiku kau adalah berlian terindah Rene, terimakasih sudah menerima sebongkah batu tak berharga ini dalam hidupmu. Aku mencintaimu Rene dengan sepenuh hatiku. Aku akan membahagiakanmu dan melindungimu." Kecupan manis mengakhiri janji pernikahan Gara.Airmata menetes membasahi pipi Rene. Saat mic yang dipegang Gara tersod
Dan akhirnya, hari yang sudah dinantikan oleh semua orang. Mereka sudah duduk ditempat yang telah disediakan. Deretan kursi sudah ditempati para tamu. Musik dengan tim yang di bawa WO dari ibu kota. Para pelayan yang merapikan hidangan serta mengecek semua kelengkapan untuk terakhir kali.Sepupu Miria menggangkat tangannya, sebagai isyarat acara dimulai.Acara pernikahan Gara dan Rene pun dimulai.Ruben maju ke atas podium, dia ditunjuk sebagai MC acara. Ya, kemampuan bicaranya memang cukup baik. Dia pun mengajukan diri saat WO bertanya apakah dari pihak keluarga yang menentukan MC acara. Sebenarnya dalam hati kecilnya, dia ingin terlihat di antara banyaknya orang. Terlihat oleh kakek.Ruben mengetuk mik di depannya. Menyapukan pandangan pada orang-orang yang ada di depannya. Dia mencari sosok seseorang. Apa kakek tidak ada gumamnya, melihat lagi memastikan. Sekilas tertangkap rasa kecewa di matanya, namun buru-buru dia tersenyum. Karena tugasnya jauh lebih penting sekarang. Ternyata
Hari pernikahan Gara dan Rene.Untuk sampai pada hari ini, seorang laki-laki bernama Anggara, telah melewati banyak hal, jalan yang tidak mudah. Namun, seperti janji Tuhan, Dia menjawab setiap usaha dan doa manusia, hari ini laki-laki itu merasakan kebahagiaan yang teramat sangat. Memetik buah dari usahanya selama ini.Ibu yang ia sayangi, telah masuk ke dalam keluarga Domaz Group, bukan hanya sebagai wanita pelayan yang menggoda majikan, namun sebagai ibu dari cucu sang pendiri Domaz Group.Adik laki-laki yang dulu dia panggil tuan muda, dengan manisnya memanggilnya kakak. Itu adalah buah dari kesabaran seorang laki-laki bernama Anggara. Membayar semua pengorbanan yang sudah dia lakukan.Kesibukan pagi sudah dimulai sejak sebelum matahari terbit, memperbaiki dekorasi yang kurang atau kelengkapan yang lainnya dilakukan oleh para panitia WO. Waktu bergerak perlahan, ditengah semua orang bersiap.Langit hari ini berwarna biru, secerah hati calon mempelai yang akan mengikat janji. Mataha
Siang hari kesibukan di halaman vila mulai terlihat untuk persiapan acara besok. WO acara saudara Miria sudah datang. Mereka dengan cekatan menata setiap sudut taman menjadi sangat indah. Para karyawan toko Daisy sudah datang juga. Amira juga ikut. Dokter William akan menyusul dan sampai malam hari, karena masih ada pekerjaan yang tidak bisa dia wakilkan. Semoga dia bisa menemani Amira saat pesta kembang api nanti malam. Setelah meletakan barang masing-masing, mereka terlihat membantu ini dan itu. Ada yang menata bunga-bunga, ada yang memberi pita pada kursi. Setelah selesai membantu dekorasi mereka lari ke pantai, bermain di laut dan menikmati liburan gratis yang diberikan Kak Ale, memakai uang Argen tentunya. Semua orang bahagia, pesta pernikahan sederhana Gara dan Rene memberi kebahagiaan pada semua orang. Bahkan Ben menyapa takut-takut menyapa kakek, dengan perantara Argen. Kakek tidak bereaksi, namun dia menanyakan kepada bibi siapa nama orangtua Ben.Begitulah hari ini berlal
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments