Di akhir rapat, setelah semua agenda selesai, aku melihat Arga merapikan kertas-kertasnya dengan ekspresi lelah. Aku mendekat, setengah menggoda. "Pak Ketua, capek ya? Mau aku beliin es krim buat hiburan?" Arga menatapku, malas-malasan, lalu tersenyum kecil. "Kalau gratis, mau." Aku cekikikan. "Mimpi aja, bayar sendiri!" Arga tertawa kecil, dan untuk beberapa detik, semua ketegangan selama rapat tadi terasa menguap. Namun, semua itu berubah. Semua momen ribut-ribut lucu, semua debat kecil yang terasa akrab, tiba-tiba mulai terasa aneh. Semua berawal saat Viona, ya, Viona, mantan pacar Arga yang cantik dan cerdas itu muncul lagi. Saat itu kami sedang rapat kecil di aula, membahas teknis gladi resik pentas seni. Aku baru saja membagikan daftar tugas kepada anak-anak OSIS lain, saat suara langkah kaki terdengar dari pintu. Semua orang menoleh. Termasuk aku dan Arga. Viona berdiri di sana, dengan seragam sekolah yang tampak baru dan rapi. Rambutnya dikuncir tinggi, dan dia terse
Last Updated : 2025-04-28 Read more