"Tidak. Hari ini kita akan mati bersama. Aku tidak sanggup melihatmu bersama pria lain." "A-pa?" pekik Renjana kaget. "Kamu ngomong apa sih, Mas? Pria lain, maksudmu siapa?" Ammar tak menjawab, matanya fokus ke jalanan di depannya. Pedal gas ditekannya lebih dalam. Mobil pun melaju lebih cepat. Seketika Renjana menjerit. "Mas..... Kumohon berhenti...." Sesekali Renjana memjamkan matanya, saat mobil hampir menyenggol kendaraan lain. Lalu lintas sore sedang padat orang pulang kerja. Renjana menarik nafas panjang, berusaha untuk tenang. Berpikir apa yang mungkin membuat Ammar marah. Namun mungkin karena panik, otaknya tak bisa menemukan satu saja alasan. "Ya Alloh.... Mas, ingat Ayu... Kalau kita mati bagaimana Ayu? Dia masih butuh kamu, Papanya. Juga aku, Mamanya." Saat genting yang ada dibenaknya hanya putrinya. Ammar terkesiap, wajah sang putri langsung membayang di matanya. "Ayu," gumamnya pelan. "Iya Mas, ingat Ayu. Dia masih membutuhkan kita," kata Renjana. "
Last Updated : 2025-07-30 Read more