All Chapters of Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita: Chapter 81 - Chapter 90

Memasuki usia kehamilan yang ketujuh, Melody masih aktif kuliah. Meski pergerakannya kian lambat karena harus selalu berhati-hati, ditambah lagi perutnya yang kian membesar, Melody bertekad dia harus menyelesaikan semua tugas-tugas penting sebelum mengambil cuti kuliah. Hari ini adalah awal bulan. Pak Yahya baru saja mentransfer hasil penyewaan resort ke rekening Melody. Setiap kali menerima uang, Melody akan langsung menyisihkan sebagian besar untuk dana darurat dan sisanya ia pakai untuk kebutuhan pribadinya. Semenjak bercerai dengan Shane dan kehilangan ayahnya, Melody semakin bijak dalam menggunakan uang. Dia tidak pernah lagi membeli barang atas dasar 'lucu' dan 'suka'. Melody selalu memastikan bahwa semua yang ia beli adalah yang benar-benar dia butuhkan terutama perlengkapan untuk persiapan melahirkan termasuk pakaian bayi. Setelah dihitung-hitung, rupanya jumlah uang yang lebih lumayan banyak bulan ini. Melody hendak memasukkannya ke saldo tabungan, namun ia urung. Seketik

Melody terduduk di lantai setelah meluapkan semua emosinya. Perutnya terasa sedikit ngilu, membuatnya seketika teringat akan kondisinya yang tengah mengandung. Rasa bersalah kian menyelimuti hatinya karena berhasil dikuasai oleh amarahnya yang bisa saja mencelakai bayinya. Melihat Melody terduduk di lantai sambil terisak, Shane pelan-pelan berjongkok. Ia sebisa mungkin mengambil jarak agar Melody tidak mengamuk lagi. "Udah?" tanya Shane lembut. Tangan Melody terkepal melihat betapa lembutnya Shane berbicara padanya sekarang. Sedangkan dulu ketika masih berstatus suami istri, Shane akan memarahi Melody atau bahkan mengabaikan ketika Melody marah dan menangis. "Kenapa... kenapa sekarang kamu bertingkah seperti ini? Kamu sengaja mau bikin aku terus bergantung sama kamu? Atau kamu sedang menghina aku karena keadaanku sekarang?" tanya Melody dengan suara bergetar. Shane menatap Melody sendu. Shane tahu kalaupun dia berkata yang sesungguhnya bahwa dia peduli pada Melody, itu hanya

Saat masih kecil dan belum bersekolah, Melody selalu menganggap bahwa potret keluarganya merupakan kategori keluarga bahagia. Bagaimana tidak? Melody hanya perlu menjadi anak yang menuruti semua kata-kata orang tuanya lalu ia bisa mendapatkan semua yang ia inginkan. Melody menyaksikan bagaimana ayahnya yang merupakan pengusaha sukses dihormati oleh banyak orang. Sementara ibunya selalu dijadikan sebagai gambaran ibu sekaligus istri yang sempurna. Di rumah, Melody boleh melakukan apapun dan bertindak sesuka hati. Sebenarnya bukan boleh, hanya saja orang tuanya yang hampir tidak pernah di rumah dan mempekerjakan banyak pelayan untuk melayani Melody bak seorang putri. Namun ketika berada di depan publik, Melody dituntut untuk berperilaku baik dan menyenangkan. Dengan begitu, ia akan membuat bangga kedua orang tuanya sekaligus menjaga citra baik keluarga. Seiring berjalannya waktu, barulah Melody sadari bahwa baik dirinya maupun orang tuanya hanya bermain peran kala itu. Semua itu dila

Dari ruang NICU, Shane berpindah ke ruang rawat inap Melody. Sembari berjalan ke arah ruangan Melody, Shane bertegur sapa dengan beberapa perawat dan dokter yang ia temui. Sebenarnya kedatangan Shane setiap hari mulai menimbulkan tanda tanya besar. Tidak jarang ia menemui artikel tentang dirinya yang selalu mengunjungi mantan istrinya di rumah sakit. Banyak spekulasi yang bermunculan terutama karena semua orang tahu Melody telah menikah. Namun ketika berita tentang kasus Leo mulai mencuat ke publik, mereka akhirnya mengerti tentang keadaan Melody saat ini. Ketika Shane hendak berbelok ke koridor tempat ruangan Melody berada, ia bertemu Jena yang sedang berjalan dari arah berlawanan. Mereka beberapa kali berjumpa selama Melody dirawat di rumah sakit. Awalnya Jena terang-terangan menunjukkan ketidaksukaannya pada Shane, akan tetapi lambat laun Jena bisa melihat ketulusan pada pria itu. Shane hendak menyapa Jena, tetapi Jena lebih dulu bersuara. "Loh? Kak Shane?" ucap Jena bingun

Sampai pada minggu ketiga semenjak menghilangnya Melody, Shane tidak menemukan satu petunjuk pun untuk mengetahui keberadaan wanita itu. Seluruh waktu Shane tersita untuk bekerja, mengecek keadaan bayi Melody, dan juga mengurus kasus Leo yang kini telah sampai ke tahap persidangan. Meski begitu, Shane tidak menyerah. Dia yakin Melody ada di suatu tempat yang tidak terlalu jauh dari sini karena Shane sudah melaporkan kehilangan Melody ke pihak berwajib. Selama beberapa hari belakangan pihak polisi bekerja sama dengan bandara untuk memantau data para penumpang dan nama Melody tidak pernah muncul di sana. Shane juga sudah meminta Bu Nani untuk mengecek semua berkas-berkas Melody. Bu Nani memastikan semua berkas Melody seperti kartu identitas dan paspor masih berada di laci kamar Melody yang berarti Melody tidak akan bisa pergi terlalu jauh. Kekhawatiran Shane tidak berkurang sama sekali karena ada kemungkinan Melody berpindah kota melalui jalur darat. Ditambah lagi, kondisi mental w