All Chapters of Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!: Chapter 151 - Chapter 160

Yukine menyeret tubuhnya yang lemah untuk pulang biasanya tidak sampai lima menit tubuhnya langsung bisa berbaring ketika pulang ke asrama hanya saja karena sudah berjanji pada ibunya akan pulang ke rumah setelah pekerjaannya selesai terpaksa Yukine harus menempuh jalan yang panjang agar bisa beristirahat hari ini.Setelah perjalanan yang melelahkan Yukine menatap pintu rumahnya sendiri, tempat yang pernah menjadi tempat yang begitu hangat ternyata kini menjadi sedikit asing dan butuh beberapa penyesuaian lagi untuk Yukine agar bisa terbiasa seperti dulu. Sebelum mendorong pintu itu Yukine merapikan diri dan memasang senyuman agar anggota keluarganya tidak melihat rasa lelah di wajahnya."Aku pulang," ujar Yukine sambil mendorong pintu."Kamu sudah pulang," sahut Xiyun yang ada di dapur, menjulurkan sebagian anggota tubuhnya yang berbalutkan celemek.Wanita itu nampak lebih ceria daripada waktu bertemu di rumah sakit, Yukine membalas senyuman ibunya perlahan mendekat dengan mencoba ag

"Aku tidak ingin berurusan denganmu sekarang, tapi kamu harus ingat jika aku seorang yang pendendam, mungkin suatu hari nanti ketika seluruh keluargaku bisa memaafkan kesalahan-kesalahan keluargamu mungkin hari itu aku baru membuat perhitungan dengan kalian," ucapan yang keluar dari mulut Yukine seperti sebuah ancaman kosong namun jika ada Geum yang mendengarnya mungkin laki-laki itu akan bersimpati pada keluarga Batanta.Yukine sudah selesai makan dan juga tidak ingin bicara dengan Anila lagi, perempuan itu bangkit ingin kembali ke kamarnya namun langkahnya perlahan berhenti ketika melihat sedikit sosok yang ada di atas mendengarkan percakapan mereka. Yukine menatap kedua wanita yang ada di meja makan sambil berseru. "Aku tidak akan melupakan masalah ini, hanya karena aku pernah berusaha menghentikan hubunganmu dengannya, saudaraku itu melarangku untuk mendekatinya dan tidak menginginkan aku lagi, mungkin masa kekanak-kanakan kami telah habis meskipun semua telah berakhir kami sudah

Ketika Yukine bersama dengan rombongan senior juga seorang dokter spesialis sedang meninjau seorang pasien pasca operasi transplantasi hati, awalnya semuanya berjalan lancar seperti kunjungan seperti biasanya hanya saja ruangan pasien itu diperuntukkan untuk 4 orang, Yukine tanpa sengaja melihat seseorang yang tidak asing duduk sambil menyandarkan punggungnya di atas ranjang sedangkan pandangannya menatap keluar jendela.Yukine segera memalingkan wajahnya berharap laki-laki itu tidak menyadari keberadaannya Yukine menggunakan masker laki-laki itu akan sulit mengenalinya terlebih mereka berdua hanya bertemu sekali jika laki-laki itu bisa mengenali Yukine dalam sekali pandang setelah sekian lama itu suatu hal yang hebat. Ketika selesai Yukine menjadi orang pertama yang keluar dari ruangan itu dan menunggu para seniornya di samping pintu, ketika semua orang pergi Yukine kembali melihat ke dalam ruangan, laki-laki itu masih tidak merubah posisinya pandangannya seperti kosong menghadap lu

Dua pasang mata itu saling bertatapan, satu duduk di kursi roda satunya lagi berdiri menatap laki-laki yang nampak lebih kurus daripada sebelumnya. Yukine tidak membalas sapaan Yudho, perempuan itu masih sedikit terkejut ketika mengetahui jika yang mencarinya adalah laki-laki ini. Yukine ingat betul jika Yudho tidak di rawat di ruangan ini."Apa aku menganggu waktumu?" tanya Yudho mencoba kembali tersenyum dengan bibirnya yang nampak kering."Anda punya perlu denganku atau butuh bantuan?" tanya Yukine dengan sopan.Jika bukan karena sekarang Yukine menggunakan seragam dan di area rumah sakit mungkin saja perempuan itu akan berkata kasar dan ketus pada laki-laki ini hanya saja Yukine tidak bisa melakukan itu, tindakan itu bisa berakibat fatal padanya."Aku ingin merepotkanmu untuk membawaku ke taman, aku sangat bosan di ranjang.""Baik." Dengan cepat Yukine menyetujuinya, semakin cepat Yukine melakukan keinginan pasien ini maka semakin cepat pula Yukine bisa pergi.Walaupun melakukanny

Dengan langkah berat Yukine membawa tubuhnya kembali ke rumah, karena hubungannya dengan ibunya sudah membaik Yukine berjanji pada dirinya sendiri akan lebih sering pulang menghabiskan lebih banyak waktu dengan wanita itu di sela-sela waktunya yang tidak banyak. Kali ini seperti biasa tubuhnya seperti remuk redam dihajar oleh pekerjaan tapi masih memaksakan untuk pulang."Kamu ingin makan apa?" tanya Xiyun pada Yukine ketika baru saja sampai rumah."Apapun," jawab Yukine dengan senyuman samar.Yukine tidak memiliki banyak nafsu makan hari ini tapi perempuan itu masih menyayangi tubuhnya juga tidak ingin melukai perasaan ibunya jika menolak tawarannya, wanita itu telah menjadi ibu rumah tangga seutuhnya setiap hari yang dipikirkan bagaimana memberikan makanan yang terbaik untuk anggota keluarganya jika Yukine menolak mungkin wanita itu akan sedikit kecewa.Sambil menunggu ibunya menyajikan makanan Yukine duduk diam sambil memikirkan laki-laki yang duduk di kursi roda di bawah pohon, ke