Lavanya jatuh terhempas di lantai. Napasnya satu-satu. Rasa sakit di sikunya menjalar dengan cepat ke bagian tangannya yang lain. Ini adalah kali kedua Neli menyakitinya dengan cara yang sama. Namun, dari semua sakit fisik yang diterimanya, batinnya jauh lebih terbuka."Belia...," suaranya lirih, hampir tidak terdengar.Melalui pintu yang tertutup rapat, samar-samar terdengar tangis anaknya yang memanggil-manggil."Mama! Mamaaa!!!"Teriakan itu memukul dada Lavanya, membuat hatinya yang nyeri bertambah pedih.Lavanya mencoba melupakan rasa sakitnya. Ia memaksa tubuhnya berdiri.Diusapnya daun pintu, berharap tangannya bisa menembus ke dalam sana."Belia! Ini Mama! Buka pintunya, Nak, Mama mau ketemu. Mama ada di depan!" Lavanya berteriak sekeras yang ia bisa.Pintu tetap tertutup. Tidak ada tanda-tanda akan terbuka. Sementara tangis Belia terdengar semakin keras."Mamaaa, ini aku!!!""Diam! Jangan panggil perempuan itu. Dia udah ninggalin kamu untuk laki-laki lain!"Di sela-sela tangi
Huling Na-update : 2025-05-07 Magbasa pa