Perkataan Erik menghantam dada Lavanya dengan sangat keras melebihi pukulan jenis apa pun. Ancaman terhadap Belia membuat sekujur tubuh Lavanya lemas. Lututnya goyah. Ia hampir saja jatuh. Beruntung, ada Danish yang dengan sigap menyanggahnya.Lavanya ingin melawan, tapi Erik buru-buru menarik langkah setelah meninggalkan seringai licik. Tidak memberi ruang pada Lavanya untuk berdebat.Kata-kata yang lelaki itu tinggalkan begitu membekas."Gimana ini, Nish? Aku takut dia akan menyiksa Belia," ujar Lavanya khawatir."Kamu tenang aja, Nya, dia nggak akan berani," jawab Danish yang tidak terpengaruh pada ancaman Erik tadi."Kamu nggak tahu siapa Mas Erik, Nish. Aku sangat mengenal dia. Dia bisa nekat menyakiti Belia. Aku harus ke rumah itu sekarang. Aku harus bawa Belia sebelum terlambat," kata Lavanya dengan suara bergetar.Danish menatap wajah bersimbah air mata itu lurus-lurus. Danish semakin mengerti bahwa putrinya adalah kelemahan Lavanya. Dan Erik paham betul mengenai hal itu."A
Terakhir Diperbarui : 2025-05-11 Baca selengkapnya