"Kau bercanda, kan? Katakan kalau ini cuma bagian dari strategi intelijen," suara Yudistira pecah dalam ruangan bawah tanah yang lembap itu. Tangannya mencengkeram pinggir meja, matanya menusuk ke arah Daru."Aku harap ini hanya mimpi buruk juga," balas Daru, tenang tapi berat. "Tapi kita sudah melihat semuanya, dengan mata kepala sendiri. Ini bukan lagi soal kepercayaan. Ini soal fakta."Aldo, yang baru datang setelah menerima panggilan darurat, berdiri kaku di dekat rak monitor. "Jadi ... boneka itu yang membunuh Dika? Yang kita lihat di layar itu? Itu makhluk hidup?""Bukan makhluk hidup seperti manusia tapi bukan benda mati juga," Daru menjawab, kemudian menatap lurus ke arah layar yang masih menampilkan potongan rekaman pembunuhan Dika. "Aku pikir awalnya ini manipulasi. Mungkin hipnosis, atau semacam rekayasa sistem tapi setelah malam kemarin ... aku yakin."Yudistira menggeleng, nadanya getir. "Kita polisi. Kita pakai hukum, fakta, logika dan sekarang kita harus percaya bahwa a
Last Updated : 2025-08-05 Read more