Bab 152 Pisah Rumah "Maksud Mami apa, sih?" Bastian meradang saat itu juga. Terlihat dari wajahnya, betapa besar kemarahan yang saat ini tengah melanda."Dengarkan dulu," ucap Lusiana meminta Bastian kembali duduk. "Keadaan Aruna sangat menghawatirkan. Di depan Mami dia bisa menangis, tapi di depan kamu? Dia hanya diam, seolah tidak merasakan apa-apa," imbuhnya pelan.Bastian pun berdecak. Tak mau mendengar apa-apa lagi, ia memutuskan meninggalkan Lusiana, tapi tangannya dicekal."Mami menduga kalau Aruna terkena beban mental, Bas. Apa kamu mau, punya istri yang tidak bisa leluasa berekspresi di depan kamu? Kamu mau Aruna menjadi perempuan penurut, padahal mentalnya harus disembuhkan?"Bastian diam, tapi matanya tertuju penuh pada Lusiana."Kamu tau sendiri, Mami mengatakan ini demi kebaikan kalian berdua. Mana mungkin Mami ingin menjauhkan kamu dan Aruna, jika tidak ada hal mendesak yang harus diselesaikan lebih dulu di antara kalian berdua."Ya, itu benar. Bastian pun tahu, Lusiana
Last Updated : 2025-08-09 Read more