"Terima kasih, Reza," jawab Bu Alicia, matanya berbinar. "Iya, ini anugerah terbesar buat kami."Liana, yang wajahnya masih agak pucat setelah drama tadi, tersenyum tulus. "Selamat ya, Bu. Sebentar lagi jadi ibu. Pasti bahagia sekali."Bu Alicia mengangguk, tapi matanya berpindah ke Liana dan Pak Erik yang duduk berdampingan. "Terima kasih, Liana. Oh ya, dengar-dengar kamu dan Pak Erik lagi deket ya? Apa memang kalian sudah pacaran?"Seketika, wajah Liana memerah seperti tomat, dan Pak Erik batuk pelan, berusaha menyembunyikan senyum malu-malu. Mereka saling pandang sekilas, tapi aura romantis di antara mereka tak bisa disembunyikan.Pak Erik, dengan suara tenang tapi sedikit gugup, berkata, "Doakan saja yang terbaik, Alicia. Kami... memang sedang dekat, kita jalani aja dulu."Sarah, yang selalu suka bergurau, langsung nimbrung dengan tawa kecil. "Cie cie! Mereka memang malu-malu kucing, Bu. Kalau lagi jalan berdua, sampai sembunyi-sembunyi di kafe. Padahal kami semua tahu!"Semua ora
Last Updated : 2025-08-22 Read more