Semua Bab Tergoda Pesona Ibu Mertua: Bab 281 - Bab 290

Suasana kamar semakin tegang bagi Sam. Setiap detik terasa seperti bom waktu—bagaimana kalau Tom bebas dari dapur? Bagaimana kalau Nayla menyalakan lampu? Tapi sensasi pelukan Nayla membuatnya tak mau berhenti. Nayla mendekatkan wajahnya, bibirnya menyentuh pipi Sam pelan."Kamu wangi banget malam ini," bisiknya, lalu mencium pipinya lembut.Sam merinding, tangannya secara insting memeluk pinggang Nayla, menariknya lebih dekat. "Aku kangen kamu, Tom. Seharian ini seru banget, tapi sebentar lagi aku kuliah," lanjut Nayla, suaranya semakin mesra.Ia bergeser naik, sekarang setengah menindih Sam, tangannya bermain di dada hoodie-nya.Sam merasa dunia berputar. Ini mimpi yang menjadi nyata, tapi sayangnya ini hanya kekeliruan.Jantungnya berdetak kencang, napasnya memburu.Ia ingin mengatakan, jika sebenarnya yang berada di sampingnya adalah Sam bukannya Tom, tapi takut Nayla marah. Nayla mencium lehernya pelan, membuat Sam menahan desahannya."Kamu tegang banget sih, sayang. Santai aja,

Dekorasi nuansa Barat: meja bundar dengan taplak sutra putih, centerpiece mawar merah impor, tapi ada elemen Sunda seperti gebyok kayu jati dan lampion kertas motif parang.Para tamu sudah berdatangan sejak pukul satu: pejabat seperti menteri ekonomi, pengusaha Prancis mitra Mr. Henri, selebriti seperti Agnez Mo dan Raffi Ahmad, serta keluarga dekat. Di luar, puluhan wartawan dari Kompas TV, CNN Indonesia, dan media internasional seperti BBC Asia berebut foto, kamera mereka berkedip saat konvoi tiba."Ini pernikahan termewah tahun ini! Ada artis internasional juga," kata seorang reporter.Acara dimulai pukul dua siang dengan prosesi masuk pengantin ala Barat: Raka dan Siska melangkah di karpet merah panjang, diiringi quartet biola memainkan "Here Comes the Bride", tapi dicampur alunan kecapi Sunda yang lembut. Para tamu berdiri, bertepuk tangan, sementara Nayla dan Lila melempar kelopak bunga."Selamat datang di resepsi kedua kami!" kata Raka di mikrofon, memeluk Siska.Mrs. Sariani m

Keduanya memakai high heels dan terlihat seksi, membuat langkah mereka bergoyang menggoda. Penampilan mereka memang layaknya cewek-cewek nakal: make-up tebal, aroma parfum manis yang berlebihan, dan sikap centil yang tak malu-malu. "Hai, Om Jajang! Akhirnya datang juga," kata Rina, langsung cipika-cipiki dengan Pak Jajang, tubuhnya menempel sebentar lebih lama dari biasa. Sinta ikut, mencium pipi Pak Bambang dengan bibir yang menyentuh kulitnya pelan. "Wah, ini tamu baru ya? Keren banget!" Pak Jajang tertawa, menepuk punggung Pak Bambang. "Ini Pak Bambang, temenku dari apartemen elit. Bang, ini Rina dan Sinta. Mereka ini seorang mahasiswi, tapi jangan salah, mereka sangat jago memuaskan di atas ranjang." Rina langsung mendekat ke Pak Bambang, matanya menatap dari atas ke bawah dengan tatapan menggoda. "Bener banget nih, ini baru namanya cowok. Badannya gagah kekar berotot, wajahnya juga tampan dan terlihat sangar benar-benar cowok idaman," katanya, tangannya langsung menyentuh

"Ok sayang, Om kencengin lagi ya," ujar Pak Jajang menambah kecepatannya. Pak Jajang semakin kencang mencengkram pelukannya, buah dada Sinta diremas habis dan goyangan Pak Jajang semakin kencang. Setelah cukup lama, Pak Jajang membalikkan tubuh Sinta, bokongnya di tarik ke atas dan ia menghisap daerah intinya yang sudah becek. Sinta mendesah keras, bagian klitorisnya dimainkan dengan lidahnya hingga cairannya keluar. Setelah itu, Pak Jajang kembali memasukkan benda pusakanya dengan sekali hentakan. Kedua kaki Sinta di pegang erat dan pinggul Pak Jajang semakin bergerak cepat. Pak Jajang mendengar suara desahan dari kamar sebelah, itu suara Rina yang sedang bercinta dengan Pak Bambang. Hingga Pak Jajang dapat ide bagus, ia menggendong Sinta menuju tempat Rina dan Pak Bambang bercinta. "Kayaknya seru kalau kita ikut gabung neng, biarin makin seru." ujar Pak Jajang sambil menggendong dan berjalan ke kamar sebelah. "Terserah Om aja," Sinta sudah pasrah. Pintu kamar tempat Pak Ba

Setelah dua jam bermain air, mereka merasa lapar dan mampir ke Soto Tangkar Pak Kus, kuliner terkenal di Bekasi Timur. Soto daging sapi dengan kuah santan kental, disajikan dengan emping, bawang goreng, dan sambal. "Ini enak banget, dagingnya empuk!" kata Ethan, sambil Nayla rekam review: "Guys, kalian wajib coba soto tangkar di Bekasi!" Tom menyuapi Nayla, "Makan yang banyak ya, Sayang." Lanjut ke Summarecon Mal Bekasi, mal modern dengan toko-toko branded, bioskop, dan food court. Mereka belanja souvenir kecil, Nayla beli baju couple dengan Tom, sementara Lila dan Liam jalan berdua di taman indoor, duduk di bangku sambil makan es krim. "Liam, ini seperti date pertama kita," goda Lila. Liam tersenyum, "Bisa jadi, La. Aku suka banget sama kamu." Sore hari, mereka ke Pantai Muara Gembong, pantai alami di utara Bekasi dengan mangrove hijau dan air laut tenang. Mereka jalan kaki di tepi pantai, angin laut sepoi-sepoi. Tom dan Nayla pegangan tangan, mengambil foto sunset. "Ini