Celine tersenyum kikuk dan berusaha sekuat mungkin untuk bersikap biasa dan terlihat wajar.“Maaf, Mas, apa ada lagi yang bisa dibantu?”Laki-laki itu terheran-heran melihat Celine yang berpura-pura tidak mengenalnya.“Celine, ini aku, Ryan!” Laki-laki itu memberi penekanan pada namanya.”Iya, Mas Ryan, ada lagi yang bisa saya bantu?” Reaksi Celine masih seringan sebelumnya.Ryan tercengang. Tidak mengerti apa maksud Celine berlagak tidak mengenalnya.”Kamu jangan gitu dong, Yang, jangan pura-pura nggak kenal sama aku.””Maaf, Mas, saya memang nggak kenal anda sebelumnya,” jawab Celine, lalu memutar tubuh dan melangkah cepat meninggalkan laki-laki itu. Ia kembali ke ruangannya.“Yang, tunggu, Yang!” Tidak patah arang, Ryan melangkah cepat menyusul Celine. Tidak peduli dianggap lancang, ia memutar gagang pintu ruangan sang apoteker.Mata Celine membundar menyaksikan laki-laki itu kini berada di ruangannya tanpa meminta izin.“Anda mau apa masuk ke sini?” tegur Celine tidak suka. Fyi,
Terakhir Diperbarui : 2025-07-31 Baca selengkapnya