"Rai," panggil Gendhis lirih. Sudah hampir dini hari, Gendhis meraba perut bagian bawahnya, tidak ada rasa sakit. Namun, ia merasa dingin mengaliri inti tubuhnya hingga ke paha, membuatnya tersadar bahwa ia mengalami sedikit pendarahan. "Rai," panggil Gendhis lagi, kali ini lebih kencang, sambil mengguncang lengan sang suami. "Hem," balas Rai malas-malas, suaranya parau pertanda ia masih enggan membuka mata. "Kayaknya aku ada flek darah deh," sebut Gendhis tak membuang waktu. "Flek darah?" seketika mata Rai terbuka lebar, ia bangun dalam posisis duduk, ditolehnya sang istri yang duduk di sisi ranjang. "Sakit?" tanyanya langsung panik. Gendhis menggeleng, "Enggak sama sekali, tapi fleknya rada banyak sampe ada yang ngalir ke paha," tandasnya. Tanpa pikir panjang, Rai beranjak, ia minta Gendhis berbaring menggantikannya. Wajahnya masih khas orang bangun tidur, rambutnya sedikit berantakan. Namun, Rai tak tampak peduli pada penampilannya. Ia periksa flek yang dimaksud sa
Terakhir Diperbarui : 2025-08-30 Baca selengkapnya