Semua Bab Melepas Cinta, Menggapai Diri: Bab 461 - Bab 470

Begitu Wali Kota mendengar ucapan Wanda, dia terkejut sekaligus merasa senang. "Ternyata kemajuan pesat proyek digital Quantum Tech ini dikepalai oleh Bu Wanda!"Dia menoleh kepada asistennya dan berpesan, "Undurkan kegiatanku selama dua jam ke depan. Aku ingin ikut inspeksi ke Quantum Tech bersama Bu Wanda!"Kemudian, Wanda bertanya kepada Leonard, "Pak, apakah kamu juga mau ikut bersamaku?"Pria itu mendengus pelan. "Kamu ini, suka sekali menyiksa orang."Wanda mengusulkan dengan berani, "Aku bisa dorongkan kursi rodamu kok!"Kemudian, dia mendorong kursi roda Leonard ke dalam mobil. Pria itu pun baru bertanya, "Apakah kamu perlu otoritasku juga saat di Quantum Tech nanti?""Pak, aku memerlukanmu." Sebuah suara lembut dan serius mengalun ke dalam telinga Leonard, menggetarkan hati pria itu."Aku butuh arahan darimu, aku ingin kamu lebih memerhatikanku."Wanda duduk di sampingnya, kemudian pintu mobil pun perlahan menutup.Ekspresi Leonard menegang. Jari telunjuk tangan kirinya, yang

Anne pun membawa rombongan itu ke dalam pusat data digital."Selamat siang, Bu Anna."Para staf ini bersikap sangat sopan terhadap Anne, sorot mata mereka bahkan mengandung kekaguman terhadap wanita itu.Sikap Anne justru sangat dingin, dia langsung bertanya, "Bagaimana hasil pengujian Prisma?""Sekarang kerangka data dasarnya sudah stabil. Sekarang kami sudah mulai melakukan pengujian mendetail terhadap basis data Prisma."Anne mengangguk dan berkata, "Jalankan sistem Prisma dan perlihatkan kepada para petinggi sekalian.""Hah, ini ...."Staf itu tertegun sejenak, dia tampak kebingungan. "Kami belum sepenuhnya menguasai kerangka data ini ...."Anne mengernyit dan berkata, "Sudah berapa hari, masa kalian belum menguasainya?" Melihat ekspresi dilema staf itu, dia berkata lagi, "Struktur kerangka data ini sangat sederhana .... Ah sudahlah, biar aku saja."Mendengar ucapannya, mata para peneliti di sana pun berbinar."Desain dari kerangka data Prisma sangat sulit, bahkan sudah melampaui b

"Wanda, kamu adalah pengembang Prisma? Kenapa kamu nggak pernah bilang?" tanya Candra dengan bingung. Begitu dia selesai mencerna informasi ini, dia tersadar. Kemudian, dia juga mendengar ucapan terakhir Giana. Lalu dia mengerjapkan matanya, berpikir bahwa dia sudah salah dengar.Dia bahkan bertanya pada Sandro yang ada di sebelahnya, "Apa aku salah dengar? Di sini berisik sekali, tadi Bu Giana bilang apa? Siapa penanggung jawab utama Quantum Tech?"Ekspresi Sandro juga menjadi tidak karuan.Anne menatap Wanda, kemudian bertanya dengan ragu, "Apa kesepakatanmu dengan Bu Giana? Kenapa kamu bisa jadi penanggung jawab utama Quantum Tech?"Dia merasa mungkin ada kesalahpahaman soal ini. Dia sudah pernah memeriksa data Wanda. Wanita itu menempuh program doktor Universitas Jinggara, baru setengah jalan dia menikah dan menjadi ibu rumah tangga. Wanda bahkan tidak punya pengalaman kerja yang memadai.Orang seperti Wanda, paling banter juga hanya bisa menjadi petugas kebersihan di Quantum Tech.

Anne tampak malu, sementara karyawan lainnya pun berhenti berbicara.Ada yang sibuk menunduk dan makan, ada yang menahan napas sambil mengatup bibir mereka rapat-rapat, berusaha semaksimal mungkin mengontrol ekspresi mereka."Anne sudah tinggal lama di luar negeri, dia nggak begitu memerhatikan soal jabatan," ujar Sandro yang sedang membela Anne. Lalu, dia meninggikan suaranya dan berkata, "Wanda, jangan mentang-mentang sudah jadi presdir, kamu mau semua orang bersikap hormat kepadamu? Kamu mungkin nggak tahu, di dunia kerja saat ini, semuanya adalah rekan kerja, nggak ditentukan oleh jabatan."Penghinaan dalam ucapannya sangat jelas. Bisa dilihat bahwa tuan muda Keluarga Kinarya ini meremehkan Wanda.Wanda menatap matanya yang penuh sorot meremehkan itu, kemudian berkata, "Baiklah."Dia lalu berkata lagi, "Kalau begitu, hapus semua jabatan di Quantum Tech. Semua karyawan menjadi setara, gaji dihitung berdasarkan performa saja. Semua karyawan yang tingkatannya di atas senior, turunkan

Candra tersenyum dan menjelaskan, "Tentu saja, yang namanya terkenal di Jinggara itu."Meski Anne tinggal lama di Maraka, dia masih mengetahui banyak informasi tentang lingkaran orang kaya di Jinggara.Kalau ditanya siapa itu tuan muda Keluarga Setiadi yang namanya paling bergengsi itu, tentu saja jawabannya adalah Tuan Andre. Nama pria ini terkenal sekali, dia dikenal dengan "pria yang sukses terus". Seolah-olah hanya dengan menggerakkan jarinya saja, pria itu bisa menjadi ahli dalam berbagai bidang."Apakah dia punya urusan bisnis dengan Quantum Tech?"Candra berkata, "Bu Giana bermaksud untuk meminta Firma Cahaya Hukum milik Tuan Andrew mengambil alih departemen hukum Quantum Tech."Begitu Candra mengatakan ini, Anne mengerti bahwa tindakan Giana jelas memiliki motif tersembunyi. Ia bermaksud mengalihkan fokus bisnisnya kembali ke Harindaya dan memenangkan Andre melalui Quantum Tech. "Jadi, Tuan Andre datang untuk membahas kerja sama hukumnya dengan Quantum Tech." Anne lalu bertanya