Pelayan membawakan kuah hotpot rasa tomat.Wanda dan Andre duduk bersama, sementara Sasha dan Ziko duduk di seberang mereka."Ziko, ini pertama kalinya kamu makan hotpot, 'kan? Biar aku ajari masak daging sapi!"Sasha mengambil sumpit saji, dan pelayan dengan penuh perhatian menyediakan plastik sepatu agar dia bisa berdiri di kursi menggapai panci saat makan.Meskipun Ziko belum pernah makan sapi, dia pernah lihat sapi asli yang berlarian. Dia tidak pernah makan hotpot, juga tidak tahu caranya.Namun, melihat Sasha begitu antusias mengajarinya, Ziko pun memperhatikan gerakan gadis kecil itu dan belajar dengan sungguh-sungguh.Wanda menatap kedua anak yang duduk di seberangnya. Kalau dia membawa Jojo makan bersama, mereka pasti tak akan duduk terpisah.Jojo butuh orang untuk duduk di sampingnya dan membantunya mengambilkan makanan. Dia butuh orang untuk menyuapinya minum saat makan, juga mengawasinya makan sayuran. Kalau tidak, dia hanya akan makan yang dia sukai, karena dia sangat pem
Wanda ingat Leonard pernah bilang bahwa tidak ada hubungan antara Ziko dan Anne.Namun, Anne malah mengaku bahwa mereka punya hubungan yang tidak biasa."Kamu adalah ...."Anne menatap Wanda dengan sedikit peringatan di matanya. "Ziko dan aku punya hubungan darah!"Wanda tertegun. "Kalau begitu, kalian kerabat?"Anne berdiri dan berkata dengan dingin, "Aku nggak bisa bilang dengan spesifik hubungan kami."'Terus apa maksud dari hubungan darah tadi?' tukas Wanda dalam hati. Bahkan Sasha saja ikut bingung mendengarnya.Anne mengulurkan tangannya kepada Ziko dan bertanya, "Ziko, bolehkah aku makan malam denganmu?"Ziko, yang bersembunyi di belakang Wanda dan menggelengkan kepalanya, jelas-jelas menolak ajakan Anne. Anne berkata lagi kepada Wanda, "Bu Wanda, aku ingin ajak Ziko makan malam bareng.""Jelas-jelas Ziko sudah menolak."Anne menarik napas dan berkata, "Tunggu sebentar. Kamu kan mau bawa putrimu dan Ziko makan malam, aku boleh ikut nggak?"Dia sengaja menarik panjang akhir kata
Kali ini, Anne menyaksikan Wanda melaju menuju garis finis dengan mata kepalanya sendiri.Daripada kalah tanpa kejelasan dari orang lain, Anne lebih tidak bisa menerima kenyataan tentang siapa orang yang mendahuluinya dan tak terkejar itu.Mau sekeras apa pun dia berusaha, dia tak bisa menyalip orang itu.Bahkan kali ini, dia tak melakukan kesalahan apa pun saat di tikungan.Anne mengemudi hingga ke garis finis, lalu duduk termenung.Bisa-bisanya dia kalah dari Wanda?Di tempat kerja, tak masalah kalau Wanda masuk jalur koneksi.Dalam balapan go-kart barusan, dia sudah sampai bertukar mobil dengan Wanda dan balapan dua kali, tapi masih saja kalah.Apakah ibu rumah tangga yang hanya mengantar anak setiap hari ke sekolah, bisa memiliki keterampilan mengemudi yang luar biasa seperti itu?Pikiran Anne sontak kalut.Tatapannya kosong. Dia tak bisa menerima kenyataan bahwa dia kalah dari Wanda."Wah!"Sorakan para karyawan lain pun terdengar di telinga Anne."Bu Anne hebat!""Bu Anne memeca
Keterkejutan di mata Anne sedikit memudar. Dia segera kembali menenangkan dirinya. Dia tertawa sambil berkata, "Bu Wanda, agak curang kalau menang pakai mobil modifikasi, bukan?""Modifikasi?" Wanda bingung, bertanya-tanya dari mana Anne menyimpulkan ini.Andre ingin tertawa ketika mendengar kata-kata Anne. "Wah, masa ada orang yang kalah tapi nggak mau ngaku?"Wajah Anne memerah, tahu Andre sedang membicarakannya.Wanita itu berkata lagi, "Aku cuma menduga kalau mobil Bu Wanda sudah dimodifikasi. Lagian, peningkatan performa mobil go-kart kan mudah sekali."Andre berkata, "Wah, ternyata di Quantum Tech ada orang yang begitu nggak mau kalah, bahkan sampai berani buat klaim tak berdasar."Sandro langsung membela Anne, "Tinggal periksa saja mobil Wanda, nanti juga ketahuan Anne berbohong atau nggak.""Nggak perlu," tolak Wanda.Sandro memelototinya dengan dingin, lalu tertawa dengan sinis. "Kayaknya kamu takut, ya?"Wanda berkata, "Anne, kamu bawa mobilku, aku bawa mobilmu. Kita balapan
Hitungan mundur menuju start berbunyi. Tepat saat hitungan mundur berakhir, kedua go-kart itu melesat secara bersamaan.Candra berjinjit, menjulurkan leher untuk melihat ke bawah ke lintasan. Pandangannya dan Sandro terus mengikuti kedua go-kart yang sedang melintas di arena.Melihat Anne tertinggal beberapa detik, kegembiraan di mata mereka langsung lenyap.Candra menggaruk rambutnya sembari berkata, "Kupikir Anne akan memimpin."Hati Sandro menegang begitu melihat Anne tertinggal. Dia berkata, "Tunggu sebentar lagi."Setelah mengatakan itu, dia melihat jarak Anne dan go-kart di depannya semakin melebar"Wah!" seru Candra. Dia menoleh kepada Andre dan berkata, "Tuan Andre, temanmu hebat juga!"Candra kemudian memperhatikan Sasha dan Ziko yang berdiri di samping Andre. Dia tersenyum dan berkomentar, "Tuan Andre, kamu kebagian tugas buat jaga anak-anak ya?"Dia kira Wanda masih sibuk, jadi Andre membantunya mengasuh anak.Andre mengabaikannya.Sasha membusungkan dadanya dan dengan bangg
Dia menyesap kopi, lalu berkata dengan santai kepada Candra dan Sandro, "Tadinya aku cuma main go-kart santai di perusahaan, siapa sangka malah jadi rekor tercepat. Akhirnya ada yang memecahkan rekorku, hebat juga. Tapi ....Anne menaruh tangannya di atas pagar, kemudian menunduk. Dalam sehari, rekornya dipecahkan oleh dua mobil go-kart, bahkan kedua mobil itu sedang membawa dua anak kecil. Artinya, kalau mereka tidak membawa anak kecil, putaran mereka akan lebih cepat lagi.Anne mengernyit. "Sudah bawa anak kecil, masih saja nyetir secepat itu. Bahaya sekali."Ada nada mencela dalam suaranya. Candra lalu berkata dengan niat menyanjung, "Main santai saja kamu sudah bisa pecahkan rekor, gimana kalau kamu main serius? Bukankah itu artinya nggak ada yang bisa memecahkan rekornya nanti?"Anne menjawab, "Rekor tercepatku mungkin sepertiga kali lebih cepat dari ini.""Wah!" seru Candra dan Sandro dengan kaget, kekaguman di mata mereka semakin terlihat."Ssst!"Di lintasan, go-kart terdepan