Setahun setelah bercerai, mantan suamiku, Harvey Ferdian tiba-tiba menyebut namaku di grup obrolan. [Sudah cukup lama kita saling diam. Pulanglah, ayo kita rujuk.] Aku membalas [Kamu nggak gila, 'kan?] Melihat itu, semua orang mulai mencoba mendamaikan kami. Harvey bertanya lagi. [Selama aku nggak ada, apa yang kamu lakukan?] Aku melihat pria di sampingku yang sedang menidurkan anak, lalu mengetik singkat [Sedang menjalani masa nifas.] Grup yang semula ramai langsung menjadi hening. Harvey marah dan meneleponku 108 kali, semuanya aku abaikan. Dia marah, tetapi gadis yang dulu sangat mencintainya, kini bukan lagi miliknya.
View MoreMendengar ucapan itu, Wanda pun tertawa.Sandy mengacungkan 6 jari ke arahnya."Harvey menawar 6 triliun!"Sandy menekan kedua tangannya di atas meja, suaranya bersemangat sambil berbicara."Kalau Jinata Teknova diakuisisi oleh Perusahaan Ferdian, aku bisa masuk ke dewan direksi Perusahaan Ferdian bersamamu!"Padahal, ini adalah sesuatu yang tidak pernah dijanjikan oleh Andre dalam proses akuisisi."Ini proposal akuisisi yang ditulis langsung oleh Harvey, lihatlah sendiri."Sandy menyerahkan satu bundel tebal proposal kepada Wanda.Tawaran harga dan syarat yang diberikan oleh Harvey sangat menggoda baginya.Wanda mengambil proposal itu tanpa melihat isinya sedikit pun.Dia langsung merobek halaman pertama dan memasukkannya ke mesin penghancur kertas.Lalu halaman kedua dan ketiga, semuanya ikut disobek Wanda.Gerakannya memasukkan lembaran-lembaran itu ke dalam mesin penghancur sangat tenang dan terukur.Proposal itu dipersiapkan oleh Harvey semalaman suntuk, tapi di mata Wanda, tidak
Nadya menyeringai dingin dengan ekspresi sombong, "Aku ini putri kedua keluarga Jinata!"Sang sekretaris merapikan kerutan pada setelan kerjanya. Demi bisa menjabat sebagai sekretaris presdir, dia telah menghabiskan puluhan juta hanya untuk membuat setelan bisnis ini secara khusus."Bu Wanda sudah mengingatkan, kalau sekarang kamu sudah jadi asisten wakil presdir, maka kamu harus bersikap seperti seorang asisten. Ini jam kerja, jangan berkeliaran di kantor seperti dulu!"Nadya menyipitkan mata, menatap sekretaris presdir yang berani membantahnya itu.Dia berbalik, lalu menendang kursi dan vas bunga yang ada di lorong hingga jatuh ke lantai.Dengan tatapan garang, Nadya melotot ke arah sekretaris itu, "Mau nasibmu seperti vas itu?"Sambil berkata begitu, dia kembali mengayunkan kaki dan menendang vas tersebut ke dinding hingga pecah berkeping-keping.Pandangan Nadya terhadap lawannya makin congkak.Namun, sekretaris itu tetap tenang, sama sekali tak gentar menghadapi kesombongan Nadya.
Andre tersenyum tipis, lalu terdengar suara dokter dari ponsel bertanya padanya."Apa mau lapor polisi?""Kamu mau semua orang tahu aku mau operasi andrologi?"Dokter di ujung telepon tertawa pelan dengan nada nakal. "Rekam medismu sudah dibobol hacker, kemungkinan sebentar lagi, seluruh lingkaran elite Jinggara bakal tahu kalau Pak Andre ... nggak bisa 'berdiri'!"Jari-jari Andre yang putih lentik mengetuk-ngetuk ringan setir mobil tanpa irama.Dia menatap spion tengah, memandangi mobil Maybach di belakangnya."Pemeriksaan lanjutan hari ini tetap jalan."Suara dari ponsel terdengar cemas, "Kamu nggak khawatir ...."Andre menginjak pedal gas, memutar arah mobil. "Ini namanya memancing ular keluar dari sarangnya."Saat melihat Andre pergi mengendarai mobil, Harvey turun dari mobilnya.Lelaki itu mengenakan setelan jas hitam mahal. Wajahnya dingin, sorot matanya dalam dan misterius, seperti kolam gelap di tengah malam yang tak bisa ditebak kedalamannya.Harvey menekan tombol lift.Saat p
Banyak kalangan bisnis berpendapat bahwa Andre bukanlah tipe pria yang akan menghamburkan uang hanya demi seorang wanita. Hubungannya dengan Wanda yang diumumkan secara terbuka dan mencolok ini pasti punya tujuan lain.Wanda menatap mata Andre, dan melihat bayangannya sendiri di dalam mata pria itu.Jantung Wanda berdetak hebat saat itu juga."Deg! Deg! Deg!!"Sampai kulit dadanya ikut bergetar, darahnya bergolak, rasanya suara detak jantung itu akan terdengar oleh siapa pun!Refleks, dia mundur, menyandarkan punggung ke jendela mobil, berusaha menjaga jarak sejauh mungkin dari Andre.Andre menyadari gerakannya. Perasaan kehilangan melintas sesaat di matanya bagai meteor jatuh."Maaf."Dia mundur selangkah, benar-benar menjauh dari Wanda.Meskipun mereka berdua tahu bahwa keintiman ini hanyalah sandiwara untuk orang lain, namun reaksi tubuh mereka tetap tak bisa dibohongi.Dahi Wanda mulai berkeringat halus, bibirnya bergetar pelan. "Aku nggak apa-apa ...."Andre mungkin mengira Wanda
Harvey terkejut!Setelah terpaku beberapa detik di depan ruang poli andrologi, dia langsung berbalik dan pergi.Sesampainya di mobil, dia segera menghubungi seorang peretas untuk menyusup ke sistem komputer rumah sakit dan mengambil data kunjungan Andre ke poli andrologi.Karena rumah sakit tersebut adalah rumah sakit swasta dengan sistem keamanan tinggi, sang peretas hanya berhasil mendapatkan data kunjungan Andre hari ini.Setelah Harvey membuka berkas rekam medis yang diperoleh, matanya terbelalak lebar.Sesaat kemudian, dia tertawa kecil dengan nada menghina.Ternyata ... Andre tidak bisa 'berdiri'!!!....Beberapa hari kemudian, sebuah mobil sport berwarna perak meluncur masuk ke basement gedung komersial tempat Jinata Teknova berada.Wanda baru saja melepaskan sabuk pengaman, ketika Andre, yang bertindak sebagai sopirnya, sudah lebih dulu turun dari mobil.Dia berjalan memutar ke bagian depan, lalu membukakan pintu penumpang.Dengan tubuh tegap dan setelan jas mahal yang membalut
Kemudian Harvey menelepon Bu Warti. "Kamu tahu ukuran sepatu yang biasa dipakai Wanda?""Ah?" Bu Warti menatap keluar jendela sambil memegang ponsel, seolah ingin memastikan apakah ada komet yang menabrak bumi.Benar-benar kejadian langka. Harvey menanyakan ukuran sepatu Wanda.Namun, untuk apa dia menanyakan itu?Mengandalkan ingatannya yang samar-samar, Bu Warti menyebutkan ukuran sepatu Wanda.Harvey langsung menyampaikan ukuran itu pada pramuniaga.Pramuniaga itu tersenyum ramah sambil berkata, "Pak, ini untuk ... pacarnya, ya?"Harvey tertegun sejenak. "Kenapa kamu mengira itu untuk pacar?"Gadis itu salah tingkah dengan tatapan Harvey yang dingin dan tajam. Pipinya merona merah."Sepertinya ... pacar baru, ya? Soalnya Bapak nggak tahu ukuran kakinya."Seolah ada segumpal kertas yang menyumbat tenggorokannya, napas Harvey terasa sesak.Mereka sudah menikah tujuh tahun, tapi bahkan hari ulang tahun Wanda pun dia tidak ingat.Sebenarnya, kalau dia mau, sangat mudah untuk mencari sem
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments