All Chapters of Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam: Chapter 391 - Chapter 400

Malam telah berganti pagi, Elodie membuka kedua matanya perlahan. Kepalanya terasa sangat berat, Elodie menemukan Kai yang tidur di sampingnya dengan telanjang dada, dan memakai celana panjang berwarna hitam. Elodie hendak beringsut, namun gadis itu tiba-tiba memekik sakit saat merasakan rasa nyeri yang teramat pada pangkal pahanya. "Aawwhh..." Elodie meringis sakit. Tubuhnya benar-benar terasa remuk. Gadis itu berusaha bangun dan ia memegangi selimut untuk menutupi tubuhnya yang polos. Gerakan Elodie yang berusaha bangun dengan begitu pelan, membuat Kai yang masih tertidur pun langsung membuka mata. Kai segera duduk, laki-laki itu mencekal pundak Elodie pelan. "Mau ke mana, Sayang?" tanyanya lembut. Elodie menoleh padanya, tanpa bicara gadis itu menunjuk ke arah lemari. "Dingin," ujarnya lirih. "Sebentar, aku ambilkan..." Kai segera turun dari atas ranjang, laki-laki itu meraih setelan pakaian dan gaun tidur hangat berwarna kuning cerah milik Elodie. "Ayo, aku bantu," buju

"Mau ke mana malam-malam begini? Tidak mengajakku, ya?" Suara manis itu membuat Kai menoleh ke arah ambang pintu kamarnya. Elodie berdiri di sana menatapnya cemberut. Kai kini tampak rapi dengan balutan sweater hitam dibalut mantel berwarna cokelat gelap, laki-laki itu berjalan mendekati Elodie dan mengusap pipi gembilnya. "Ada urusan yang harus aku selesaikan, Sayang," jawab Kai. "Ke rumah sakit?" tanya Elodie. "Ya," jawab Kai, tentu saja ia berbohong. Kai akan menemui Gracie malam ini.Laki-laki itu menoleh ke arah ruang tamu. "Aku akan pergi bersama Chen." Laki-laki bermata sipit yang duduk sambil membuka-buka berkas itu langsung mengangkat wajahnya dan menatap Elodie. "Jangan khawatir, pangeranmu itu tidak akan aku ajak ke hal yang macam-macam," sahutnya. "Lebih baik di sini saja, istirahat ... biar jalanmu tidak seperti bebek." "Kak Chen!" Elodie meraih boneka di sofa dan melemparkannya ke arah laki-laki itu. "Siapa juga yang berjalan seperti bebek!" Kai berdecak menoleh

Di bawah selimut putih tebal dan halus, tubuh polos Kai dan Elodie melekat dengan hangat. Seolah tiada jeda bagi Elodie untuk bernapas ketika menghadapi Kai yang begitu memanjakannya melalui setiap sentuhan yang penuh cinta. Elodie hanya bisa merintih manja dan memeluk punggung kekar Kai dengan erat saat gerakan yang membuatnya melayang itu telah selesai dengan hasrat yang telah tuntas. "Kaivan..." Elodie merintih panjang dan meremas erat pundak Kai. Napas keduanya menyatu hangat tiap embusannya. Kai kembali mencium bibir Elodie dengan dalam dan memeluk tubuh gadis itu. Wajah cantik Elodie basah karena kegiatan panas itu. Elodie meletakkan telapak tangannya di dada Kai dan ia menatapnya lemah. "Kau nakal sekali," lirih Elodie mengepalkan kedua tangannya. Kau tersenyum dan mengecup kening Elodie. "Terima kasih, Sayang," bisiknya. "Sekali diberi izin, kau melakukannya terus! Aku harus lapor Mama..." Elodie cemberut, meskipun ia memeluk Kai dengan erat. "Tapi kau suka, kan?" bisi

Elodie pulang tanpa memberikan kabar pada Giselle dan Gerald. Hingga kepulangannya akan menjadi sebuah kejutan untuk kedua orang tuanya. Seperti pagi ini, bersama dengan Kai ia datang ke kediaman orang tua Elodie. Gadis itu terlihat begitu berseri-seri tidak sabar melihat Mama dan Papanya. "Mama pasti terkejut," ujar Elodie, gadis itu segera turun dari dalam mobil. Elodie berjalan menaiki anak tangga teras dan menekan bell pintu rumahnya. "Apa Mama dan Papa belum bangun?" gumam gadis itu. "Mungkin belum, Sayang. Ini masih setengah enam," jawab Kai, ia menatap sekitar. "Di luar juga masih berkabut." Elodie menekan bell pintu lagi, hingga pintu di hadapannya pun terbuka. Gadis itu tersenyum manis seketika. Giselle berdiri di ambang pintu menatap siapa yang datang. Wanita berambut panjang itu pun menutup mulutnya tak percaya melihat putri cantiknya kini muncul di hadapannya dengan wajah berseri-seri. "Mama...!" Elodie berhambur langsung memeluk sang Mama dengan erat. "Ya ampun,

Kai duduk berdua dengan Kal di dalam paviliun yang Kal tempati. Dua pria itu tampak berbincang sejak tadi sore hingga kini sudah malam. Kal menceritakan banyak hal pada Kai. Termasuk tertangkapnya Rafael sekitar satu bulan yang lalu. "Dia dipenjara berapa lama, Paman?" tanya Kai melirik Kal. "Dua puluh tahun," jawab Kal sambil mengepulkan asap rokoknya ke udara. "Dia juga sudah mengakui tentang mengedar video Elodie, hingga semua kebenaran sudah dicerna dengan baik oleh publik, semua perusahaan-perusahaan yang sempat meninggalkan perusahaan Tuan Gerald, berbondong-bondong kembali mengajukan kerja sama. Aku bersyukur dengan hal ini, Kai. Selama berbulan-bulan ini, aku, Hendre, dan Reiner, jarang ada di rumah. Kami terus mencari tahu di mana Rafael bajingan itu berada! Sampai terdengar dia ada di Palonia." Kai diam mendengarkan dengan baik. Ia mengangguk kecil dan menatap Kal yang serius. "Jadi ... artinya Elodie aman untuk kembali tinggal di sini?" tanya Kai pada laki-laki itu. "