All Chapters of Taken By You: Chapter 31 - Chapter 40

Sepanjang perjalanan menuju ke kediaman kakeknya, Savero terus memikirkan apa yang dikatakan oleh Jeany.Savero ingat, Jeany pernah mengatakan padanya bahwa ketika ia mengetahui kebenarannya maka ia akan menyesali perbuatannya. Ia kira satu-satunya alasan Althea meninggalkannya adalah karena ibu Althea, tapi ternyata ia salah. Kakeknya adalah orang yang memaksa Althea untuk meninggalkannya.“Tuan, kita sudah sampai.” Ridley memberitahu Savero.Savero yang sedang bergelut dengan pemikirannya, kini kembali ke dunia nyata. Pria itu segera keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam bangunan utama kediaman megah itu.“Di mana Kakek?” Savero bertanya pada kepala pelayan.“Tuan berada di kebun.”Savero melangkah melewati kepala pelayan, ia pergi ke kebun. Di sana kakeknya sedang menyiram tanaman.“Savero, ada apa?” Elliot menyadari bahwa kedatangan cucunya pasti bukan untuk menjenguknya melainkan ada masalah.“Kakek, tujuh tahun lalu, apa yang Kakek lakukan pada Althea?” Savero ingin mendengark

“Ibu, tidak ada gunanya Ibu hidup. Keluarga Ibu telah membuang Ibu. Lebih baik Ibu akhiri saja hidup Ibu dan serahkan semua harta warisan Ibu padaku.” Jill mengunjungi ruangan rawat ibunya yang berada di sebelahnya. Wanita ini sudah memiliki cukup kekuatan untuk turun dari ranjangnya.Adelaide tidak menyangka bahwa Jill akan mengucapkan kalimat seperti itu. Saat mereka dikurung di gudang, Jill terus menerus menyalahkannya karena telah menyeretnya dalam kehancuran.Adelaide merasa sangat sedih. Ia mengusahakan yang terbaik untuk Jill, tapi yang ia dapatkan adalah balasan seperti ini dari putri yang ia sayangi.“Kau benar-benar anak durhaka, Jill!” Adelaide berkata dengan marah.“Ibu, aku bertanya pada Ibu, apakah Ibu ingin hidup tersiksa terus menerus seperti ini? Apakah Ibu tidak melihat di cermin seperti apa penampilan Ibu sekarang? Ibu, jika Ibu hidup Ibu hanya akan diolok-olok dan direndahkan oleh orang lain. Jangan menyalahkanku karena bersikap seperti ini, tapi salahkan saja ibu

“Selamat tidur, Althea.” Savero menarik selimut sampai ke dada Althea. Pria itu kemudian memberikan kecupan hangat di kening Althea.Althea menutup matanya. Ia terlelap dengan cepat.Setelah ia memastikan Althea tidur, Savero kembali melanjutkan pekerjaannya. Ia masih memiliki konferensi video sebentar lagi, juga ada beberapa berkas yang perlu ia tanda tangani.Beberapa jam kemudian pekerjaan Savero selesai, pria itu mendekati ranjang Althea dan berbaring di sebelah Althea. Menarik Althea ke dalam dekapannya. Setelahnya Savero juga tidur.Keesokan paginya Althea bangun lebih dahulu, ia menemukan Savero masih berada di sebelahnya dengan tangan yang memeluk perutnya.Althea memiringkan wajahnya, ia menatap wajah tampan Savero. Kenangan-kenangan indah bersama Savero muncul di benaknya. Mereka pernah begitu bahagia sebelum akhirnya terpisahkan karena keadaan.Tidak hanya kenangan indah itu yang berputar di benak Althea, ia juga memikirkan tentang bagaimana luka yang dialami oleh Savero se

“Apakah kau kurang enak badan, Aurora?” Gianna, sahabat Aurora bertanya saat melihat Aurora yang tampak memijat kepalanya.“Aku merasa kepalaku sedikit sakit.” Aurora baik-baik saja beberapa saat lalu, tapi sekarang tidak tahu kenapa kepalanya mulai berdenyut sakit.“Mungkin karena kau bekerja terlalu keras. Aku seharusnya tidak memintamu untuk menemaniku minum.” Gianna tampak menyesal.“Tidak perlu meminta maaf.”“Jadi, bagaimana sekarang? Apakah kau ingin pulang?”“Ya, maaf karena aku tidak bisa menemanimu.”“Tidak apa-apa, aku mengerti keadaanmu,” balas Gianna. “Apakah kau menyetir sendiri?”“Ya.”“Bagaimana kau akan pulang dalam kondisi seperti ini?”Aurora merasa kepalanya semakin pusing, ia jelas tidak akan bisa menyetir sendirian karena itu akan membahayakan nyawanya.“Bagaimana jika kau memesan kamar untuk malam ini?”“Itu juga tidak apa-apa.” Aurora tidak ingin merepotkan orang lain. Saat ini sudah pukul satu pagi, sekertaris dan pengawalnya pasti sudah tidur.“Kalau begitu a

Hari ini adalah hari ulang tahun kakek Aurora yang ke delapan puluh tahun. Savero yang diundang ke acara itu saat ini sedang bersiap.Pria itu memperhatikan wajah Althea yang saat ini sedang serius memasangkan dasi di lehernya.“Sudah selesai.” Althea berkata dengan lembut.Savero memeluk pinggang Althea. Ia sebenarnya ingin membawa Althea bersamanya, tapi ia tahu bahwa itu tidak akan nyaman bagi Althea. Juga, ini adalah pesta kakek Aurora, jika ia membawa Althea ke pesta itu mungkin akan menimbulkan perbincangan banyak orang.“Aku akan segera kembali setelah acaranya selesai.”“Tidak perlu terburu-buru, nikmati saja pestanya.” Althea bukan seorang pencemburu, dia sangat tahu cara menempatkan diri.“Aku pergi sekarang.”“Ya, hati-hati di jalan.”Savero mencium bibir Althea lembut, lalu kemudian melepaskannya. “Jika terjadi sesuatu segera kabari aku.”“Aku akan melakukannya.”Setelahnya Savero pergi. Setengah jam kemudian Savero di sebuah hotel mewah tempat diadakan pesta itu.“Selamat