Althea Zamara meninggalkan Savero Dominic karena uang, lalu tujuh tahun kemudian Althea dijadikan suaminya, Enrique Smith sebagai alat pertukaran dengan Savero untuk menyelamatkan perusahaannya yang terancam bangkrut. Di mata Savero, Althea hanyalah wanita penggila uang, di mata Althea, Savero adalah cinta pertamanya yang tidak akan pernah bisa ia miliki seutuhnya. Bagaimanakah kisah Althea dan Savero berjalan setelah berbagai kesalahpahaman di antara mereka?
View More"Saya bisa membiayai operasi Ibumu." Suara itu terdengar di telinga Althea. Wanita itu segera mengangkat wajahnya, menatap pria yang baru saja bicara padanya.
Althea tahu siapa pria ini, dia adalah putra dari donatur di tempat panti asuhannya dulu, Enrique Smith.
Saat ini Althea sedang putus asa karena membutuhkan uang yang sangat banyak untuk biaya operasi ibunya. Ia tidak tahu harus menemui siapa karena orang-orang di sekitarnya juga tidak akan memiliki uang sebanyak itu.
Althea berasal dari keluarga kurang mampu, ia dititipkan di panti asuhan saat ibunya mengalami gangguan jiwa.
Setelah lulus sekolah menengah atas, ia bekerja paruh waktu agar bisa membiayai dirinya sendiri.
"Apa yang Anda inginkan dari saya sebagai ganti biaya operasi ibu saya?" Althea adalah wanita yang cerdas. Ia tahu tidak ada bantuan yang gratis di dunia ini.
"Menikah dengan saya."
Althea terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Enrique. Ia kira pria ini mungkin akan menjadikannya simpanan atau semacamnya, tapi dia menawarkan sebuah pernikahan.
"Kenapa saya?"
"Karena saya sudah menyukai kamu sejak pertama saya melihat kamu di panti asuhan."
Althea ingat kapan ia pertama kali bertemu dengan Enrique, itu lima tahun lalu saat ia berumur lima belas tahun.
"Baik, saya setuju." Althea tidak memiliki pilihan apapun. Ia memiliki seorang kekasih yang sangat ia cintai, tapi ia menyadari satu hal bahwa ia dan kekasihnya tidak akan mungkin bersama, jadi dengan siapapun ia menikah nanti itu sama saja. Cintanya habis telah habis untuk orang lama, sisanya hanya melanjutkan hidup saja.
Kesepakatan telah dibuat, segera ibu Althea dioperasi saat Enrique melunasi semua biaya dan memasukan biaya tambahan untuk perawatan ibu Althea.
Satu bulan kemudian, pernikahan mewah dan megah diadakan. Enrique memberikan yang terbaik untuk wanita yang telah membuatnya jatuh hati.
Keluarga Enrique sebenarnya menentang keputusan Enrique untuk menikahi Althea karena Althea hanyalah seorang gadis yang dibesarkan di panti asuhan, ibunya adalah wanita dengan gangguan kejiwaan, ayahnya sudah tiada.
Namun, karena lima tahun lalu orangtua Enrique sudah berjanji bahwa jika Enrique bisa membuat perusahaan mereka mendapatkan keuntungan beberapa kali lipat, maka mereka akan membiarkan Enrique menikahi Althea.
Dan Enrique yang sangat bertekad telah mencapai prestasi itu. Sehingga ia bisa datang pada Althea dan menikahi wanita itu.
Althea sendiri tidak menyangka bahwa hari ini ia akan memakai gaun yang indah, berada di aula yang megah yang didekorasi seperti istana di atas awan. Bahkan dalam mimpi terliar Althea sekalipun ia tidak pernah membayangkan hal ini.
Pernikahan yang ada dibayangannya adalah pernikahan sederhana, dengan gaun yang indah tapi tidak terlalu mahal, karena ia tahu pria yang ia cintai bukanlah lelaki yang kaya raya.
Sayangnya, pernikahan megah ini tidak cukup membuat Althea bahagia karena pengantin laki-lakinya bukan Savero, kekasihnya.
Proses pernikahan itu sedang berlangsung, pintu aula megah itu terbuka, sosok pria muda berusia dua puluhan tahun masuk ke dalam sana.
Pria itu hanya mengenakan pakaian rumah sakit. Beberapa orang di sekitarnya menatap heran ke arahnya. Mereka semua bertanya-tanya siapa pria yang datang dengan pakaian tidak sesuai itu.
Jauh di depan Althea berdiri bersebelahan dengan Enrique yang wajahnya tampak dihiasi senyuman bahagia.
Pandangan Althea tertuju pada sosok pria yang mengenakan pakaian rumah sakit. Jantungnya berdetak patah.
Savero.
Ia tidak tahu bahwa Savero akan datang ke acara pernikahan ini. Althea melihat ke samping, apakah mungkin Enrique mengundang Savero?
Althea tidak bisa membayangkan betapa sakit hatinya Savero saat ini, tapi begini juga lebih baik. Savero akan lebih cepat melupakannya. Ia juga tidak memiliki alasan untuk meninggalkan pria itu sebelumnya, sekarang ia tidak perlu membuat alasan lagi.
Savero membeku di tempatnya, awalnya ia tidak ingin percaya pada apa yang dikatakan oleh kakeknya bahwa hari ini Althea akan menikah dengan pewaris keluarga Smith. Hingga akhirnya ia datang ke aula ini padahal ia masih dalam kondisi sakit.
Sekarang setelah ia melihat Althea dalam balutan gaun pengantin, Savero dihantam oleh kenyataan bahwa Althea benar-benar mengkhianatinya.
Pada akhirnya Althea sama saja seperti wanita lain, yang akan meninggalkan pasangannya demi pria kaya.
Alih-alih membuat keributan, Savero berbalik. Althea tidak pantas sama sekali ia ributkan. Saat ia meregang nyawa, Althea malah meninggalkannya dan merencanakan pernikahan dengan pria lain.
Hubungan mereka yang telah terjalin selama lima tahun ternyata bukanlah apa-apa di mata Althea.
Ya, Savero harusnya tahu, wanita cantik seperti Althea akan mengandalkan kecantikannya untuk memanjat tangga sosial. Setelah hidup dalam kesulitan selama dua puluh tahun, mungkin Althea muak dengan keadaannya dan mencoba mengubah takdirnya.
Savero akan mengingat semua rasa sakit yang ia rasakan hari ini. Althea, suatu hari nanti ia pasti akan membalas wanita itu.
tbc
“Lelah?” Savero bertanya dengan lembut.Althea menggelengkan kepalanya. “Tidak.” Ia tidak lelah sama sekali. Untuk hari ini ia memang telah menyiapkan dirinya. “Baiklah, ayo aku bantu melepaskan gaunmu lalu setelah itu istirahat.”Althea mengangguk, wanita itu segera berbalik, membiarkan Savero menurunkan resleting gaun yang ia kenakan. Setelah melepaskan gaun Althea, Savero juga membantu Althea untuk melepaskan jepitan yang ada di rambut Althea. “Sudah selesai.”“Aku akan membersihkan tubuhku dulu.” “Ya.”“Savero, apakah kau tidak merasa gerah?”Savero tersenyum kecil. “Aku merasa gerah tentu saja. Aku akan membersihkan tubuhku bersamamu.”Keduanya pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh mereka.Althea lebih dahulu masuk ke dalam bak mandi, lalu kemudian disusul oleh Savero.Savero kini memeluk Althea dari belakang, pria itu membelai punggung telanjang Althea dengan lembut, di sana terdapat bekas luka garukan Althea semalam.“Apakah rasanya sakit?”Althea mengangguk pe
Pagi harinya Althea terbangun sendirian di kamarnya. Wanita itu ingat bahwa semalam Savero menemaninya, tapi pagi ini ia tidak menemukan pria itu di dekatnya.Hati Althea terasa tidak nyaman, akankah Savero tetap pada pendiriannya?Suara ketukan terdengar dari luar. “Masuk!”Grace kemudian masuk ke dalam sana. Wanita itu hendak membangunkan Althea, tapi ternyata Althea sudah bangun.“Nona, ada Nona Jeany di bawah.”“Biarkan dia ke sini, Bibi.”“Baik, Nona.”Beberapa saat kemudian Jeany masuk ke dalam kamar Althea.“Pagi, Thea.”“Pagi, Jeany.”Jeany melihat ke mata Althea yang bengkak. “Apakah kau menangis semalam?”“Ya, aku lupa minum obat semalam lalu setelahnya tubuhku sangat gatal. Aku merasa sangat tersiksa jadi aku menangis.” Althea juga menunjukan lengan kiri dan kanannya yang terdapat luka baru karena garukannya.Hati Jeany sakit. Ia kira penyakit Althea sudah membaik, tapi ternyata penyakit itu masih kambuh lagi.“Namun, sekarang sudah tidak apa-apa. Semalam dokter sudah membe
Satu jam kemudian Aurora sudah berada dalam ruangan lain, di mana ia menggunakan alat bantu pernapasan. Kepalanya yang semula tidak diperban, kini menggunakan perban.Pintu ruangan itu terbuka, Marco masuk ke dalam sana sementara istri dan putranya menunggu di luar karena hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk masuk.Marco sangat puas melihat Aurora terbaring tidak berdaya seperti ini. Seperti yang diduga oleh Aurora, ia adalah dalang dibalik kecelakaan yang menimpa Aurora.“Aurora ini adalah harga yang harus kau bayar karena mencari masalah denganku.” Marco bersuara dingin. “Kau seharusnya menyerahkan perusahaan padaku ketika aku memintanya baik-baik padamu, tapi kau keras kepala sehingga aku harus mengambil jalan terakhir untuk menyingkirkanmu.Kau seharusnya mati, tapi koma juga tidak apa-apa. Sekarang tidak ada lagi yang bisa kau lakukan, kau hanya akan terbaring di atas ranjang rumah sakit dan akulah yang akan menjadi pemimpin perusahaan.Istirahatlah dengan tenang,
“Althea, mari batalkan rencana pernikahan kita.” Savero menatap Althea serius, ia telah berpikir cukup lama dan akhirnya mengambil keputusan itu.Althea membeku di tempatnya. Pernikahannya dan Savero akan dilaksanakan besok pagi, dan malam ini Savero mengatakan untuk membatalkan rencana pernikahan mereka.“Kenapa?” Althea mengira bahwa Savero memutuskan untuk membatalkan pernikahan mereka karena kecewa padanya.“Aku tidak ingin kau berada dalam bahaya lagi. Selama bersamaku, kau sudah dua kali berada dalam bahaya. Kau menderita penyakit kulit yang sampai saat ini belum ada obatnya, dan kemarin kau hampir saja kehilangan nyawamu.Aku tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya, aku tidak sanggup jika aku harus menjadi alasan kau terluka.” Savero bukannya pengecut, tapi ia sudah mengalami kehilangan berkali-kali, jadi ia tidak ingin merasakannya lagi.“Savero, aku akan memberitamu satu hal. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan meninggalkanmu kecuali kau yang mend
Malam harinya Althea terbangun karena mimpi buruk, bayangan ketika Jill tewas di depan matanya muncul dalam mimpinya.Tubuh Althea berkeringat dingin karena mimpi itu. Setelahnya ia segera menenangkan dirinya yang gemetaran. Setelah lebih tenang Althea menggerakan kepalanya, ia tidak menemukan Savero di sebelahnya.Althea tidak bisa tidur lagi, jadi ia memutuskan untuk mencari Savero. Ia hendak pergi ke ruang kerja Savero, tapi Gerakan tirai yang tertiup angin menarik perhatiannya. Althea pergi ke arah balkon, benar saja Savero ada di sana.“Savero.”Savero segera berbalik ketika ia mendengar suara lembut Althea. “Thea.” Savero segera mendekati Althea. “Kenapa kau bangun?”“Aku mimpi buruk.” Althea menjawab seadanya.Savero menggenggam tangan Althea. “Ayo tidur lagi, aku akan memelukmu.”“Baik.”Keduanya meninggalkan balkon dan masuk kembali ke kamar. Mereka naik ke atas ranjang, Savero memeluk Althea dengan hangat.“Apa yang sedang kau pikirkan tadi?” Saat Althea melihat Savero di ba
“Jill, tolong biarkan Jeany pergi. Kau bisa melakukan apapun yang kau mau padaku, tapi lepaskan Jeany.” Althea bersuara memohon.Jill tidak berniat untuk mengampuni nyawa Jeany, tapi untuk bermain-main dengan Althea, ia bisa melepaskan wanita ini. Lagipula melihat Althea mati di depannya untuk menyelamatkannya pasti akan membuat Jeany merasa bersalah seumur hidupnya.Ia mengeluarkan pisau lipat yang ada di atas meja lalu melemparkannya ke arah Althea. “Tusuk dirimu sendiri dengan pisau itu, lalu aku akan melepaskan sahabatmu.”Jeany meronta-ronta di atas kursi, ia menggelengkan kepalanya. Ia mencoba untuk berteriak untuk melarang Althea melakukan itu, tapi tidak ada satu suara huruf pun yang lolos dari mulutnya.Jill kesal karena tingkah Jeany, ia memukul kepala Jeany dengan gagang senjata apinya.“Jeany!” Althea hendak maju mendekati Jeany, tapi tatapan Jill segera menghentikan langkahnya.“Aku akan menghitung mundur, kau tentukan pilihanmu. Jika kau tidak menusuk dirimu sendiri, mak
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments