All Chapters of Love You More (21+): Chapter 71 - Chapter 80

89 Chapters

Gelisah (71)

Setelah melewati perjalanan panjang, menembus derasnya hujan. Mobil box hitam milik warga Desa, akhirnya tiba di parkiran rumah sakit pada pukul dua belas malam.Saat mobil berhenti, dua orang pria paruh baya yang membawa Ardi, langsung berlari masuk ke ruang UGD, memanggil petugas kesehatan. Tiga orang petugas kesehatan datang sambil membawa bed rumah sakit. Memindahkan tubuh dingin Ardi yang hampir seperti mayat. Bella dan Bu Ika turun dari mobil, dibantu dua orang warga tersebut.Tubuh kedua wanita itu basah kuyup dan menggigil kedinginan. Sepanjang perjalanan tadi, keduanya melindungi Ardi dari derasnya hujan. Usaha mereka tak sia-sia, karena setibanya di rumah sakit Ardi masih bernapas.Para perawat dan Dokter langsung membawa Ardi ke ruang operasi."Keluarga pasien kecelakaan, tolong secepatnya mengurus administrasi rumah sakit, karena pasien akan langsung ditangani Dokter. Kemungkinan pasien akan dioperasi malam ini," ucap perawat yang baru keluar dari ruang operasi. Bella

Last Updated : 2025-11-05

Obat Apa? (72)

Sambil mengedarkan pandangan, William mengambil kunci yang berada di atas lemari kaca.Matanya berputar ke sekeliling, memastikan tidak ada yang melihat aksinya itu. Saat kunci sudah berhasil dipegang buru-buru ia mengambilnya. Cring! William tersentak kaget saat kunci di tangannya justru terlepas dan jatuh ke atas lantai. Suara gemerincing kunci itu terdengar sangat nyaring. William membeku. Pandang matanya terus tertuju pada kamar ibu mertua.Detak jantungnya berdegup kencang. Sangking kencangnya, ia bisa mendengar suara dug-dug itu.Beruntung tidak ada yang keluar dari kamar Utama, kemungkinan suara yang cukup nyaring itu tidak sampai pada jarak yang cukup jauh.Setelah memastikan situasi aman, dengan cepat ia menundukkan tubuh dan mengambil kunci lalu bergegas ke ruang penyimpanan barang-barang.Tangannya gemetar saat mencoba mencocokkan mana kunci yang tepat.Banyaknya jenis kunci yang berbeda-beda ukuran, membuat William kesulitan menemukan yang pas pada lubang di pintu. Be

Last Updated : 2025-11-06

Kondisinya (73)

"Dokter .... " Bella menatap Dokter Bedah yang berdiri di depan pintu ruang operasi. Detak jantungnya berpacu cepat, dengan napas tertahan, menunggu kabar dari Dokter tersebut. Sang Dokter menatap Bu Ika, lalu mengalihkan pandangan pada Bella. "Bagaimana keadaan anak saya, Dok?" Bibir Bu Ika bergetar. Kedua matanya mengembun dengan wajah cemas. Perlahan Dokter tersebut menarik sudut bibinya, tersenyum kecil. Melihat senyuman itu, menumbuhkan rasa lega di hati Bella dan Bu Ika. Mereka menatap ke ruang operasi. Dari pintu yang terbuka sedikit, mereka dapat melihat para perawat dan Dokter Utama saling bersalaman sambil tersenyum.Sepertinya operasi memang berhasil. Namun, kedua wanita itu masih menunggu jawaban pasti dari Dokter. "Apa operasinya berhasil Dok?" Bella menggenggam kedua tangannya ke depan. Menatap Dokter lirih. Dari kemungkinan kecil Ardi bisa selamat, ia sangat berharap ada keajaiban. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.Ia mempercayai itu. Dokter Bedah ke

Last Updated : 2025-11-08

Laboratorium (74)

Dengan lesu, Anugrah menoleh ke samping, menatap menantunya. Saat William ikut duduk di kursi taman, Anugrah mengalihkan pandangan ke depan. Tatapannya tertuju pada kolam ikan. Namun, yang terlihat oleh William, tatapan mertuanya sangat kosong. Keberadaannya di samping tempat duduk Anugrah, seperti tidak dianggap berarti. Bahkan, pria paruh baya itu seakan tidak mengenalinya lagi. William menatap prihatin. "Papa tahu siapa aku?" tanyanya. Perlahan tangannya yang lebar, menggenggam jemari sang mertua. Ia menyelipkan botol obat di sela-sela jarinya. "Pa .... " William memperlihatkan botol obat itu. "Obat ini yang membuat Papa menjadi linglung. Hari ini aku akan memeriksa kandungan obat ini ke laboratorium. Papa akan secepatnya sembuh." Anugrah menatap botol obat itu, kemudian menoleh ke arah menantunya. "Kamu ... siapa?" Benar saja dugaan William, kalau mertuanya sudah tidak mengingat siapa dia. Entah apa yang diberikan oleh ibu mertuanya, tetapi ia yakin obat yang sela

Last Updated : 2025-11-09

Ancaman (75)

William melanjutkan perjalanan ke kantor setelah mendapatkan hasil pemeriksaan dari laboratorium terkait obat yang dibawa. Sangat mengejutkan karena ternyata kandungan obat itu memang sangat berbahaya.Sepanjang perjalanan menuju kantor, William tak berhenti memikirkan apa niat sang Ibu mertua melakukan semua itu pada suaminya sendiri? "Menghilangkan ingatan Papa, apa mungkin selama ini Papa dan Mama memang tidak pernah akur? Kenangan apa yang membuat Mama takut sampai dia harus menghilangkan memori itu?"William mengusap kening yang berkeringat dingin. Memikirkan masalah kedua mertuanya membuat kepalanya terasa sakit.Ingin menyudahi tapi semua sudah berjalan terlalu jauh. Apalagi ia sudah berjanji akan membantu Anugrah agar bisa secepatnya sembuh. Kilasan tentang penjelasan Dokter tadi kembali melintas. Kata-kata Dokter itu terus terngiang di telinga. 'Obat itu sangat keras dan memiliki kandungan berbahaya. Untuk pemakaian jangka panjang, obat tersebut bisa merusak jaringan di o

Last Updated : 2025-11-10

Kekhawatiran (76)

Lebih dari dua belas jam menunggu kabar tentang Ardi yang berada di rumah sakit, akhirnya Bella mendapat telepon dari calon ibu mertua. Bu Ika menghubungi Bella menggunakan ponsel milik salah satu tetangga rumahnya yang juga menjaga Ardi di rumah sakit. "Bu, gimana kabar Mas Ardi? Apa dia sudah sadar?" tanya Bella dengan wajah cemas.Tangannya gemetar, hingga kesulitan mengimbangi posisi tidur Bastian yang tengah dalam pelukan. Melihat itu, Bu RT y langsung berada di dalam kamar bersama Bella, langsung mengambil alih Bastian dari gendongan. "Kondisi Ardi sudah semakin membaik Nak, tapi dia belum sadar. Kata Dokter Ardi masih mengalami trauma akibat tusukan benda tajam di perutnya. Kita doakan saja semoga secepatnya Ardi sadar, ya."Bella menghela napas panjang, lirih. "Sudah dua belas jam, tapi Mas Ardi belum sadar juga. Apa Dokter nggak coba ambil tindakan lain Bu? Apa mungkin ada komplikasi yang dialami. Coba Ibu minta Dokter memeriksa Mas Ardi lagi.""Sudah Nak ... baru saja Do

Last Updated : 2025-11-11

Tak Ada Kabar (77)

"Biasanya Mas William udah pulang jam segini!" gerutu Anggun dengan wajah gelisah. "Di mana sih dia? Kok bisa-bisanya dia nggak kasih kabar ke aku?" Berulang kali ia melihat jam di layar ponsel. Menit demi menit berlalu, ia semakin khawatir pada sang suami. Biasanya William selalu memberi kabar jika pulang terlambat, meskipun hanya chat singkat. Namun, kali ini tidak ada kabar sama sekali dari pria tampan itu. Membuat Anggun semakin gelisah. Telepon darinya tidak diangkat, chat juga belum dibaca. Padahal sudah beberapa jam chat itu dikirim. "Apa mungkin .... " Pikiran Anggun berkelana, mencurigai suaminya ada main dengan wanita lain.Meskipun kemungkinan itu sangat kecil, karena ia tahu cinta William sudah habis untuknya. Lagipula, jika sang suami nekat mengkhianati pernikahan, ia akan mengambil alih semua modal yang sudah dikeluarkan untuk perusahaan keluarga William yang nyaris gulung tikar. Anggun semakin gelisah, setiap kali telepon darinya tidak juga diterima oleh sang sua

Last Updated : 2025-11-13

Tangisan Memilukan (78)

"Mas William!" Anggun berteriak kencang. Suara teriakan itu terdengar sampai ke luar kamar. Mendengar anaknya berteriak, Yuliana berlari menuju kamar.Ia berhenti di ambang pintu. Tangannya yang gemetar, memegang dinding sambil menatap Anggun yang menangis histeris.Perlahan ia melangkah mendekat. "Ada apa, Nak? Kamu kenapa?" Yuliana berjongkok, memeluk anaknya erat. "Apa yang terjadi? Kamu kenapa Sayang?"Anggun melepas pelukan, menatap sang Ibu dengan kedua manik mata berkaca-kaca. "Mas William ... Ma. Dia ...."Tangisannya tak terbendung, membuatnya sulit berbicara dengan lancar.Dadanya terasa sesak dengan napas tertahan di tenggorokan. Kedua tangannya gemetar, memegang bahu sang Ibu, menahan tubuhnya yang nyaris terhuyung ke belakang."Kenapa dengan dia?" Yuliana mengusap pelan-pelan dada sang anak. "Tenangkan dirimu Nak. Katakan apa yang terjadi pada William."Suara tangisan Anggun semakin terdengar pilu. Yuliana hanya bisa menenangkan, mengarahkan anaknya untuk mengatur napas.

Last Updated : 2025-11-14

Sudah Sadar (79)

Pria jangkung yang wajahnya cukup tampan itu tersenyum saat melihat kedatangan Bella. Dengan cepat ia memutar tubuhnya dan melebarkan kedua tangan, menyambut pelukan calon Istri. Bella masih terpaku. Diam di ambang pintu ruang perawatan itu saat melihat Ardi sudah berdiri tegak. Bahkan sedang mengemasi tempat tidur.Wajah pria itu terlihat segar. Tidak seperti orang yang baru bangun dari koma."Mas .... "Awalnya Bella pikir Ardi hanya sadar, tetapi masih terbaring lemah di atas tempat tidur. Namun yang dilihat sekarang. "Mau sampai kapan kamu berdiri di sana Sayang? Kamu nggak mau memeluk calon Suamimu ini?" Ardi tersenyum manis. Senyuman itu sukses mengirim getaran berbeda di hati Bella."Kamu udah sadar? Kamu udah nggak ngerasa sakit lagi?" Mata Bella beralih pada perut yang masih diperban, tetapi sudah ditutupi baju kaos hitam yang biasa dikenakan Ardi. Baju pasien sudah dilepas. Bahkan Ardi sudah mengenakan celana jeans seperti biasa, seolah luka tusukan itu tidak pernah ada

Last Updated : 2025-11-15

Saling Menerima (80)

Seminggu berlalu dengan cepat. Bella yang kini tinggal di rumah Bu Ika, sedang mempersiapkan diri menjadi Istri sah Ardi.Pakaian pernikahan sudah disiapkan. Walau hanya kebaya putih yang dipinjamkan oleh Bu RT, baginya sudah cukup.Pernikahan itu pun hanya ijab kabul saja di KUA, tanpa resepsi sama sekali. Alangkah lebih baik, uang untuk resepsi digunakan untuk kebutuhan setelah menikah, pikir Bella."Besok pagi kamu dan anak Ibu akan meresmikan hubungan kalian ke dalam pernikahan sah. Setelah menikah kamu dan Ardi langsung pindah ke Kota, atau mau tinggal di Desa dulu?" tanya Bu Ika yang tengah membantu Bella memasukan pakaian ke dalam kardus dan koper."Nanti aku tanya sama Mas Ardi Bu. Aku sih ngikutin dia aja, kalau dia bilang tinggal di rumah ini dulu ... ya aku ngikut apa kata dia," jawab Bella."Kayaknya Ardi tergantung kamu deh. Tapi nanti Ibu coba tanya ke dia biar lebih jelas." Bu Ika tersenyum lembut. Tak sabar rasanya menyatukan hubungan sang anak dengan Dokter cantik it

Last Updated : 2025-11-16

...

4 5 6 7 8 9

SCAN CODE TO READ ON APP