Home / Romansa / Love You More (21+) / Tangisan Memilukan (78)

Share

Tangisan Memilukan (78)

Author: Dita SY
last update Last Updated: 2025-11-14 12:25:48

"Mas William!" Anggun berteriak kencang. Suara teriakan itu terdengar sampai ke luar kamar.

Mendengar anaknya berteriak, Yuliana berlari menuju kamar.

Ia berhenti di ambang pintu. Tangannya yang gemetar, memegang dinding sambil menatap Anggun yang menangis histeris.

Perlahan ia melangkah mendekat. "Ada apa, Nak? Kamu kenapa?" Yuliana berjongkok, memeluk anaknya erat. "Apa yang terjadi? Kamu kenapa Sayang?"

Anggun melepas pelukan, menatap sang Ibu dengan kedua manik mata berkaca-kaca. "Mas William ... Ma. Dia ...."

Tangisannya tak terbendung, membuatnya sulit berbicara dengan lancar.

Dadanya terasa sesak dengan napas tertahan di tenggorokan. Kedua tangannya gemetar, memegang bahu sang Ibu, menahan tubuhnya yang nyaris terhuyung ke belakang.

"Kenapa dengan dia?" Yuliana mengusap pelan-pelan dada sang anak. "Tenangkan dirimu Nak. Katakan apa yang terjadi pada William."

Suara tangisan Anggun semakin terdengar pilu. Yuliana hanya bisa menenangkan, mengarahkan anaknya untuk mengatur napas.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Love You More (21+)   TAMAT

    Kenyataan pahit kembali dialami Bella. Setelah kehilangan suami, ia juga harus kehilangan anak dan Ibu mertuanya yang meninggal dalam kebakaran.Satu minggu Bella mengalami syok, hingga membuat kejiwaannya terganggu. Selama satu minggu itu pula Bastian dirawat oleh tetangga mereka. Setelah kondisi Bella berangsur-angsur pulih, Bella memutuskan kembali ke Jakarta dan memulai kehidupan baru bersama Bastian di sana. Sebelum pergi, Bella berpamitan pada suami, anak dan Ibu mertuanya yang dimakamkan bersebelahan di kampung halaman."Berbahagialah di Surga. Terima kasih sudah hadir di dalam hidupku walau hanya sebentar. Rasanya sangat sulit menerima kenyataan pahit ini. Sangat sulit melupakan kalian. Aku pernah berpikir ingin mengakhiri semua ini, tapi aku sadar ... ada Bastian yang masih membutuhkanku di sini." Bella meletakkan bunga-bunga indah di atas makam tiga orang Kesayangan.Setelah berpamitan, ia dan Bastian pergi dari pemakaman itu."Kita mau ke mana Mom?" tanya Bastian pada sa

  • Love You More (21+)   Kebakaran (90)

    Tak pernah terpikir oleh Bella, jika ia akan kehilangan orang yang paling disayangi di dunia ini.Seminggu setelah kematian Ardi akibat komplikasi penyakit kronis. Kini, Bella harus memulai kembali hidupnya bersama dua orang anak.Selama satu minggu itu, Bu Ika terus menangis, meratapi kepergian Ardi. Sementara Bella berusaha tegar dan kembali bangkit demi menghidupi kedua anaknya yang masih kecil.Demi bisa melupakan kenangan bersama Ardi, Bella terus menyibukkan diri dengan berjualan di pasar tradisional bersama Bastian. Sementara di rumah, Bu Ika menjaga anak perempuannya yang bernama Annchi."Bu, aku berangkat ke pasar ya. Ibu nggak apa-apa aku tinggal sendiri di rumah?" Bella bertanya pada Bu Ika yang tengah duduk di kamar sambil menatap foto Ardi. Bu Ika menoleh, lalu menganggukkan kepala pelan. "Pergilah, biar Ibu yang menjaga anak-anakmu.""Bastian biar ikut sama aku Bu. Aku titip Annchi aja.""Iya, hati-hati ya. Jaga dirimu dan Bastian." "Iya Bu."Setelah berpamitan pada B

  • Love You More (21+)   Kondisi Ardi (89)

    Ardi dilarikan ke rumah sakit terdekat setelah mengalami sakit perut ekstrem. Di rumah sakit itu, Ardi belum mendapatkan penanganan oleh Dokter.Melihat suaminya tidak ditangani oleh Dokter dan perawat, Bella naik pitam. Ia menghentakkan kaki dengan kasar, menghampiri para petugas rumah sakit. "Suami saya sedang sakit, kenapa kalian diam saja? Mana Dokter? Tolong tangani suami saya!" Bella marah-marah, tetapi para perawat di depannya hanya diam.Sementara para perawat lain terlihat fokus pada laptop dan obrolan mereka. Bahkan salah satu perawat hanya diam sambil bermain ponsel. Bella semakin emosi melihat kelakuan oknum-oknum di rumah sakit itu. "Kalian semua makan gaji buta ya? Kalian sama sekali nggak melayani pasien dengan baik!"Salah satu perawat menatap Bella dengan tajam, "Maaf Bu, saya tadi sudah memeriksa suami Ibu tapi dia hanya mengalami sakit perut biasa. Sebaiknya Ibu bawa suami Ibu pulang ke rumah dan rawat sendiri. Rumah sakit ini penuh, nggak ada kamar di sini."Mata

  • Love You More (21+)   Beberapa Bulan Berlalu (88)

    Bulan-bulan berlalu. Setiap harinya sikap Anugrah berubah dingin pada Yuliana. Pria itu sering marah tanpa sebab, dan membuat Yuliana kesal. Dengan penuh amarah. Wajahnya memerah dengan mata berkaca-kaca, ia menemui Dokter keluarga yang dulu memberikan obat pada Anugrah. Namun sayangnya Dokter itu sudah lama tidak bertugas di rumah sakit Swasta tersebut. "Anda yakin dia sudah tidak bertugas di rumah sakit ini? Lalu, kemana dia?" tanya Yuliana tak percaya. Matanya bergerak, mengitari ruangan Dokter yang kini sudah berganti. Dokter di hadapanya adalah Dokter wanita bernama Ayunani. "Yakin Bu. Kalau Anda tidak percaya silakan konfirmasikan pada Direktur di rumah sakit ini," jawab Dokter tersebut. "Saya tidak bisa menerangkan lebih jelas tentang alasan dia berhenti bertugas di rumah sakit ini dan kemana dia sekarang." Yuliana menarik napas panjang. "Ya sudah kalau begitu." Ia memutar tubuhnya dan berjalan keluar dari ruangan itu. Dengan wajah kecewa ia kembali ke mobil dan dudu

  • Love You More (21+)   Mulai Ingat (87)

    Prank!Suara gaduh terdengar dari dapur. Secangkir kopi panas tumpah membasahi lantai. Pecahan cangkir itu berserakan di sekitar dapur.Kepanikan pun tercipta, mengundang perhatian Yuliana yang tengah duduk bersantai di sofa ruang keluarga. Wanita itu berlari menuju dapur dan melihat Anugrah sedang berjongkok, merapikan pecahan cangkir yang pecah itu. "Mas, ada apa?" tanya Yuliana dengan mata membulat sempurna. "Kamu nggak apa-apa 'kan Mas?" Ia berjongkok langsung memegang lengan suaminya. Anugrah hanya menggeleng pelan. Matanya tertuju pada pecahan cangkir itu dengan pandangan kosong."Mas?" Yuliana mengayunkan tangannya ke depan wajah Anugrah. "Kamu kenapa? Sakit? Kamu nggak apa-apa 'kan? Ada yang luka nggak?" Anugrah kembali menggeleng. Masih diam dengan tatapan kosong seperti memikirkan sesuatu. Melihat suaminya diam seperti orang linglung. Yuliana mendengus kesal. Penasaran dengan apa yang ada di pikiran Anugrah saat ini. Seingatnya obat yang biasa diberikan setiap hari su

  • Love You More (21+)   Melahirkan Anak Perempuan (86)

    "Aduh Mas, sakit banget." Bella meringis sambil memegang perutnya yang terasa melilit. Dengan cepat Ardi memapah tubuh Bella menuju taksi di depan. "Pak, tolong buka pintunya.""Baik Pak." Supir taksi membuka pintu mobil dan membantu memasukan Bella. "Ar, Ibu sama Bastian nanti nyusul kalian ya." Bu Ika berdiri di ambang pintu rumah sambil menggendong Bastian. "Iya Bu." Ardi masuk ke dalam taksi. "Jalan Pak, ke rumah sakit terdekat.""Di sini ada Bidan Pak, nggak terlalu jauh dari sini. Istri saya kemarin melahirkan di sana," kata supir. "Kalau ke rumah sakit, kemungkinan jalanan jam segini macet parah Pak." Ardi menoleh, menatap Bella. "Gimana Sayang?""Terserah Mas. Mana yang cepet aja. Aku udah nggak tahan, sakit banget," ucap Bella, meringis kesakitan. "Ya udah Pak, ke Bidan aja. Istri saya udah mau melahirkan. Cepet Pak!""Baik Pak." Mobil melaju melewati jalan satu arah.Hanya lima menit mobil tersebut berhenti di depan tempat praktek Bidan Dinda. Setelah sampai, Ardi diba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status