All Chapters of Love You More (21+): Chapter 41 - Chapter 50

Di dalam alam bawah sadarnya, Anugrah membayangkan ia sedang bercinta dengan Bella_wanita Kesayangan yang sudah lama tidak ditemui.Tanpa ia sadari, di sela-sela desah yang memenuhi ruang kamar bercahaya temaram itu, isak tangis kerinduan keluar samar.Anugrah tak dapat membohongi dirinya, bahwa ia sangat merindukan wanita, yang kini membuat hidupnya semakin tidak berarti tanpa kehadirannya."Aku ... aku merindukanmu Honey." Anugrah menatap wajah wanita yang berada di atas tubuhnya. Tengah bergerak turun-naik sambil mendesah pelan.Kepalanya yang terasa sakit, efek obat perangsang dosis tinggi itu, membuat kewarasannya nyaris hilang. Ia tidak bisa membedakan mana kenyataan dan mana yang hanya khayalan. Sialnya, Yuliana memanfaatkan itu untuk melepas kerinduan pada mantan suaminya. Saat ini ... di tengah ruangan dingin dan di atas ranjang empuk, keduanya tengah beradu peluh, menyatukan tubuh mereka yang tak memakai busana sama sekali.Suara desah dan lenguh terus terdengar memenuhi

Saat Anugrah membuka matanya, ia melihat wajah seorang wanita yang tengah tersenyum di depannya dengan jarak sangat dekat. "Selamat pagi ... Mas Anugrah." Suara wanita itu terdengar tidak asing. Awalnya Anugrah pikir ia masih berada di dalam mimpi, tetapi saat tangan wanita itu membelai lembut wajahnya, ia pun sadar ... ternyata yang dilihat saat ini adalah kenyataan. "Yuliana!" Anugrah mengubah posisinya menjadi duduk dengan wajah terkejut. Matanya membulat lebar melihat tubuh Yuliana polos, tanpa busana sama sekali. Pandang matanya langsung beralih pada bagian tubuh yang juga tidak mengenakan sehelai benang pun. "Apa yang kamu lakukan di sini, hah!" Suara Anugrah melengking dengan tatapan tajam dan wajah memerah emosi. Sambil tersenyum santai, Yuliana mengubah posisinya menjadi duduk, membiarkan tubuh polosnya terekspos jelas. "Kamu lupa kalau semalam kamu dan aku melewati malam yang indah seperti pertama kita waktu menikah? Bahkan kamu meminta lagi dan lagi," ucap Yuli

Dengan wajah ketakutan, Bella melangkah mendekati pintu sambil mendengarkan suara samar-samar dari luar. Suara seseorang yang memanggil namanya terus terdengar, membuat Bella penasaran sekaligus takut jikalau yang datang adalah orang suruhan Yuliana. Menarik napas panjang, Bella yang semakin dekat dengan pintu, berusaha menggerakkan tangannya untuk meraih gagang silver yang sudah usang itu. "Bu, Bella .... " Dokter Kandungan itu menelan ludah dengan bersusah payah, kemudian mengeluarkan suara pelan. "Ya, saya ada di dalam. Anda siapa?" Suaranya terdengar gemetar. Bella merapatkan giginya untuk menahan getaran di dagu. Gerakan tangan itu terhenti, menunggu seseorang di luar sana menjawab. "Ini saya Bu, ketua RT di Desa ini. Di sini ada petugas kesehatan yang ingin bertemu dengan Ibu. Tolong buka pintunya, Bu." Mendengar jawaban itu, Bella menghela napas lega. Ia pun memberanikan diri membuka pintu dan melihat ... memang benar ada dua orang berpakaian medis mendatangi rumahnya

Anggun kembali ke rumahnya seorang diri. Setelah menemui calon mertuanya, ia berniat untuk menceritakan pertemuan itu pada sang ibu. Namun, baru saja keluar dari mobil, matanya sudah disuguhi pemandangan yang tidak biasa. Ia melihat mobil mewah sang ayah terparkir di halaman rumah. Ia mengamati mobil itu, memastikan pemiliknya memang ayah kandungnya. Tatapan matanya beralih pada pintu rumah, saat mendengar suara seorang wanita memanggil. Anggun melihat senyum lebar terlukis di wajah cantik ibunya. Ia pun melangkah cepat, penasaran apa yang sebenarnya terjadi. "Ma .... " Anggun menggantung ucapannya saat melihat sosok yang ia kagumi sejak kecil, bahkan mungkin sejak baru dilahirkan ke dunia, ada di depan mata. Sang ayah sedang duduk di sofa berwarna beige di rumah mewah itu. Anggun melangkah cepat, kemudian duduk di sampingnya. "Papa." Seperti anak kecil yang baru melihat ayahnya, ia memeluk Anugrah erat dan bermanja di tubuh tinggi besar itu. "Akhirnya Papa pulang. Please P

Semalaman tidak bisa tidur, paginya Bella sudah beraktivitas seperti biasa.Di rumah sederhana neneknya, Bella merasa hidupnya jauh lebih tenang, meski kehidupan sekarang bisa dibilang sangat pas-pasan. Saat ini usia kandungannya sudah cukup besar, tetapi ia masih melakukan aktivitas membersihkan rumah seorang diri.Tidak ada asisten rumah tangga, ataupun mesin canggih yang biasa membantu memudahkan aktivitasnya.Bukannya tidak memiliki uang, tetapi uang tabungan yang rencananya akan dibelikan rumah yang jauh lebih layak, dan modal usaha kecil-kecilan setelah anaknya lahir ke dunia, tidak ingin diganggu gugat.Setelah melahirkan nanti, rencananya ia akan keluar dari Desa dan membesarkan anaknya di Kota Kecil yang tidak jauh dari tempat tinggalnya sekarang."Nak Bella .... "Saat sedang sibuk beraktivitas, menjemur pakaian di halaman, suara Bu Ika yang memanggilnya terdengar. Bella menoleh ke arah wanita paruh baya itu sambil tersenyum ramah, "Iya Bu."Bu Ika melangkah mendekati Bell