Bagas terpaku di tempat sebelum akhirnya menerima kesadaran kembali. “Dek, hati-hati, dong.” Hanya itu yang dapat Bagas katakan saat ini. Jujur saja, ia tak habis pikir jika istrinya bisa berbuat agresif dan hilang keseimbangan. Melihat Nilna yang masih berdiri dengan gugup, hati Bagas melunak. Ia mendekati istrinya lagi, lalu memeluknya dengan penuh kehangatan. Ketika mengusap bahu Nilna dengan lembut, ada rasa bersalah yang merayap di sudut hati Bagas. Diam-diam, pria itu menyesali perbuatannya. Kalau saja ia tak tertawa sejelas tadi, istrinya tak mungkin merasa ditertawakan dan bertindak sembrono. Di atas pucuk kepala Nilna, suara tenang Bagas kembali mengayun, “Dek, maafin aku ya ….” Tangan Bagas yang besar menangkup dagu Nilna, lalu mengangkatnya sedikit saat kembali berucap, “Tadi, aku tertawanya agak keterlaluan, ya?” Wajah mereka kembali tak berjarak. Beruntung, Nilna tak merasa terganggu. Jadi, ia bisa tersenyum rela untuk suaminya. “Ya udah lah, Mas. Akunya juga yang ng
Last Updated : 2025-10-02 Read more