Sudut bibir Dafa terangkat sedikit saat menjelaskan, “Aku harap, kamu bisa berbesar hati buat menerimanya. Itu semua benaran di luar kendali aku, Na!” Dafa menatap balik kilau jernih dari mata Nilna.Nilna segera menunduk, lalu berucap lirih, “Sampai kapan, Daf? Kamu nggak akan bisa bahagia kalau begini terus!”Kali ini, batin Nilna kembali bergemuruh. Ingin rasanya ia menolak dengan tegas, tetapi kenapa lidahnya terasa kelu saat ingin mengucapkannya? Diam-diam, lubuk hati paling dalam wanita itu menyimpan rasa iba yang sebenarnya tak ingin ia akui.Setelah beberapa saat berpikir, Nilna mengangkat wajah dan berucap, “Kamu juga berhak bahagia, Dafa. Jangan sia-siain diri kamu buat aku.”“Aku tahu itu, Nilna. Di dunia ini, sepertinya nggak ada satu pun yang memihak ke aku.” Nada bicara Dafa terdengar sudah putus asa. “Aku … aku udah muak sama dunia ini, Na!” Dafa menjeda kalimatnya yang terdengar parau, menatap Nilna sejenak yang saat ini hanya bisa membeku di sampingnya.“Kenapa? Kamu
Last Updated : 2025-09-28 Read more