Mendadak Dinikahi Direktur Syar'i

Mendadak Dinikahi Direktur Syar'i

last updateLast Updated : 2025-09-15
By:  Dwi MaulaUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
31 ratings. 31 reviews
80Chapters
1.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Sebuah insiden di musala membuat Nilna, gadis 18 tahun, harus menikah mendadak dengan Bagas, direktur pesantren berusia 30 tahun. Semua orang menyebutnya keberuntungan. Namun bagi Nilna, cincin itu justru merenggut masa remajanya. Antara cinta, luka, dan perbedaan yang membentang, mampukah mereka menemukan makna dari sebuah pernikahan?

View More

Chapter 1

Bab 1. Mencuri Pandang

Krieett …!

Derit pintu berdentum lantang di telinga Nilna. Di tengah pekatnya pagi buta, gadis delapan belas tahun itu mengendap sangat pelan. Bahkan tarhim sebelum subuh masih bersemayam di balik pita suara seorang santri yang masih terbenam di tidur nyenyaknya. 

Pelipis dan telapak tangannya terasa basah karena genangan keringat dingin. Tanpa disadari, ia meraba dada yang mendadak berat. Sesuatu di dalamnya yang berdetak kencang terasa hampir lompat dari tempatnya. Degup jantungnya membentuk ritme gedebag-gedebuk tak karuan, karena rasa takut yang menyeruak ke permukaan. Rasa takut yang membuatnya bergidik ngeri jika ada pengurus pondok yang menangkap dirinya bulat-bulat.

Nilna melongokkan kepala di balik pintu kamar pondok yang sedikit terbuka. Bola matanya lincah bergerak menyapu objek di setiap penjuru, memastikan tak ada seorang pun yang mengetahui aktivitas berbahaya yang ia lakoni saat ini.

“Akhirnya, bisa juga keluar dari kamar,” gumamnya lirih. Kedua telapak tangan itu ia gesekkan dengan cepat, hingga berbunyi: pak … pak tiga kali. Berusaha mengusir debu dalam ironinya. Namun, lebih tepatnya membanggakan diri telah berhasil keluar dari pondok yang kata orang-orang sangat ketat itu!

*** 

“Alhamdulillah, semua berkas sudah beres, tinggal setor ke balai desa besok.” Bagas menyisir jalanan desa yang tenang. Senyumnya mengembang ketika membayangkan hal indah yang sudah lama dinantikan.

Duduk bersanding dengan pujaan hati, Qaila. Gadis dewasa pilihan hatinya. Ia bertemu dengannya ketika acara kunjungan mahasiswa ke Tulungagung. 

Dalam beberapa hari, mereka telah mantap untuk taaruf dan segera menikah. Namun, karena terbatasnya waktu, pria tiga puluh tahun itu belum sempat mengenalkan sang pujaan hati pada keluarganya.

Langkahnya cukup mantap dan yakin. Hingga dengan ringan tangan mengurus berkas pernikahan yang diselenggarakan lima hari lagi.

Namun, lamunan itu perlahan memudar ketika ia melihat seorang gadis yang baru beranjak dewasa. Berjalan pelan berlawanan dengannya. Seragam santriwati membalut tubuh sang gadis dengan anggun.

Sayangnya, ada keanehan yang Bagas tangkap. Gadis itu berderap pelan dengan kepala menunduk, wajah pucat, dan cara berjalan yang ragu. 

Jalanan desa memang terbiasa lengang. Kali ini, hanya beberapa kendaraan bermotor yang menampakkan diri di ujung jalan. Terkadang ada beberapa ayam yang ikut menyeberang jalan.  

Bagas menatap gadis itu sejenak. Hatinya tampak bimbang. Ia tak biasa, bahkan sangat membatasi interaksi dengan lawan jenis. Tetapi, rasa iba menyeruak dalam benaknya. 

Lelaki berkopyah hitam itu memberanikan diri untuk menyapa gadis itu. “Mbak,” sapanya pelan. “Ada yang bisa saya bantu?” lanjutnya lagi. Dengan nada yang lebih pelan.

Gadis itu menoleh sejenak, tapi tertunduk lagi. Tangannya terlihat gemetar saat memegang tas.

Tatapan mereka sempat bertemu, dan Bagas nyaris membeku. Anehnya, ada desir asing yang tak pernah Bagas alami sebelumnya. Di sisi lain, ia juga memahami ketakutan dan rasa malu yang mencoba disembunyikan sang gadis.

“A-anu, Kang ....” Gadis itu akhirnya bersuara, meski masih terbata. “Bisa carikan saya pembalut?” katanya ragu, dengan wajah tenggelam di balik kepala yang semakin menunduk.

Mendengar itu, Bagas terdiam beberapa detik. Desau angin yang berembus perlahan mengingatkan ia saat mengaji fiqih di pondok.

Bagaimanapun, ia tak menyangka bisa mendengar perkataan itu dari gadis yang beranjak dewasa. Beruntung, Bagas sangat paham. Tidak ada motif tersembunyi dari perkataan polosnya, apa lagi menggoda. Hanya permintaan tulus dari remaja yang membutuhkan bantuan darurat.

Bagas menarik napas pelan. “Baik. Tunggu di mushola, ya,” tunjuknya pada bangunan di seberang jalan. “Bersihkan dulu di kamar mandi biar nyaman,” lanjutnya memberi arahan. 

Setelah memastikan gadis itu aman, Bagas melesat menuju warung terdekat. Ia bahkan tak menghiraukan sandal jepit yang hampir putus. Karena seakan berlomba dengan rasa hormat dan iba sebagai laki-laki.

Bahkan, ia terhuyung dan hampir terjatuh karena tersandung oleh batu besar yang teronggok di tepi jalan.

Tak perlu waktu lama, Bagas kembali dengan membawa kemasan berwarna pink. “Ini,” katanya pelan. Ia menyodorkan benda itu pada sang gadis.

Tanpa sungkan, gadis itu langsung menerimanya dengan cepat. Karena tergesa dan malu, ia lupa untuk mengucapkan terima kasih. Lalu, tanpa permisi berlari masuk kamar mandi.

Entah mengapa, Bagas masih menunggunya keluar. Entah karena jiwa laki-laki sebagai pelindung perempuan, atau karena desir asing yang ia rasakan.

Awan kelabu masih menggantung di langit siang itu. Namun, sepertinya hujan masih enggan untuk turun. Seperti Bagas yang tanpa sebab ingin memastikan gadis itu selesai mengurus masalahnya.

Hingga akhirnya, senyum Bagas mengembang ketika gadis itu unjuk diri. Dengan wajah yang masih memerah menahan kikuk dan malu. 

Bagas nyaris berpaling. Akan tetapi, ada sesuatu yang menariknya kembali. Pandangan pria itu menyorot ada warna darah segar di rok sang gadis. 

Tanpa berpikir, Bagas spontan membuka baju koko yang membalut tubuh kekarnya. Lalu, ia lilitkan pada pinggang sang gadis. “Maaf,” katanya segan. “Saya tidak sampai hati melihat kamu seperti itu,” pungkasnya penuh iba. Ia memalingkan wajah penuh hormat. 

Kedua sudut bibir gadis itu terangkat. Alih-alih ingin mengucap terima kasih, seorang warga dengan sorot mata tajam malah menghakimi mereka berdua. “Astaghfirullah,” hadangnya kaget. “Apa yang kalian lakukan di sini? Kenapa sampai lepas baju begitu?” hardiknya tanpa jeda.

Dada warga itu naik turun ketika memperhatikan Bagas mematung tanpa atasan, dan seorang gadis dengan kain melilit rok. 

“Kami tidak--" Bagas mencoba angkat bicara. Naas, dengan seenaknya warga itu memotong kalimat di tengah jalan.

“Halah! Sudah jelas ketangkap basah begini. Masih mau cari alasan juga? Hah?” Warga itu mendelik tajam. “Biarkan sesepuh pondok yang mengadili kalian!”

Keributan itu menimbulkan suara keras yang mengundang perhatian warga lain. Jadilah segerombol masyarakat tampak mendekat dan menyaksikan kesalah pahaman itu. Suara sandal yang bergesek dengan tanah terdengar semakin banyak dan nyaring. 

Bisik-bisik samar tetapi tajam mulai menyebar ke seluruh penjuru lingkungan. Ada sebagian yang mencibir, memprovokasi, dan memperkeruh suasana. Di antara kisruh yang membuncah, ada pula segelintir orang yang menatap iba. Sangat disayangkan, tak ada yang benar-benar bisa mendengar.

Melihat kegaduhan itu, sang gadis menunduk dengan tubuh bergetar. Air mata pun berhasil lolos terjun tanpa bisa ditahan.

“Saya hanya ... minta bantuan,” ungkap gadis itu parau, dan hampir putus asa. Tangannya mengepal di udara, tapi tubuhnya terasa gemetar. Ia ingin berteriak lagi, tetapi suaranya terhenti di tenggorokan yang terasa tercekat.

Semua orang hanya menganggap angin berlalu, dengan tatapan mata yang menusuk. Tanpa ampun, mereka mengarak Bagas dan sang gadis menuju pondok pesantren. Rasa malu, sedih, marah, dan tidak berdaya menghantam mereka.  

Di tengah kegentingan yang menyeruak, Bagas tanpa sengaja mencuri pandang. Sekilas, tapi ia tak tahu. Justru sekilas itu mampu meninggalkan bekas mendalam yang tak terlihat. 

Seorang remaja yang bahkan tak pernah ia sangka. Bahkan nama pun ia tak tahu, tapi berhasil mengguncang hidupnya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(31)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
31 ratings · 31 reviews
Write a review
user avatar
Jadwee
upppppppppp
2025-09-10 14:01:38
1
user avatar
J Shara
cerita islaminya keren, bikin penasaran kelanjutannya
2025-09-10 11:51:47
1
user avatar
Mita Yoo
ceritanya bagus banget, bikin penasaran scroll next episodenya
2025-09-03 21:37:07
1
user avatar
Imgnmln
wah keren ini kakk perbanyak upnyaa
2025-09-01 09:07:07
1
user avatar
Nikma
ayo cepat next kak
2025-08-30 19:56:44
1
user avatar
Kak Gojo
baru baca bab 1 tp udah dibikin greget dan penasaran, gimana nasib si bagas hoho
2025-08-29 13:56:31
1
user avatar
CH. Blue Lilac
Keren bgt ceritanya kak. Upnya jangan kelamaan yaa
2025-08-26 08:48:10
1
user avatar
mommy can
episode nya jangan sampe panjang2 kak biar tetep greget yg baca ...... dan Kaka bisa buat cerita baru lagi
2025-08-25 19:13:30
1
user avatar
Aprillia D
wah ada cerita islami nih
2025-08-15 20:42:29
1
user avatar
9inestories
semangat! ayo lanjutkan!
2025-08-15 12:06:31
1
default avatar
deVian
Seru ceritanya.. semangat up
2025-08-14 14:42:05
1
user avatar
lovelypurple
Baru baca, tapi udah di bikin jatuh cinta sama ceritanya. Semangat up ceritanya, ditunggu kelanjutannya thor
2025-08-12 14:12:44
1
user avatar
Henny Djayadi
selalu ditunggu kelanjutan kisahnya Bagas dan Qaila
2025-08-09 01:17:35
1
user avatar
Syafitri Wulandari
semangat up kak... seru ceritanya
2025-08-08 13:29:19
1
user avatar
Duvessa
Baru baca ceritanya, dan ternyata seseru itu! Wajib masuk daftar bacaan sih!
2025-08-06 13:01:00
1
  • 1
  • 2
  • 3
80 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status