All Chapters of PERNIKAHAN PELUNAS HUTANG: Chapter 151 - Chapter 160

Semua tamu melihat ke arah sumber suara, dimana Yoga bertabrakan dengan seorang tamu lain dan mengakibatkan piring yang dibawa tamu itu jatuh dan pecah. Saat tamu wanita itu berjongkok untuk mengumpulkan serpihan pecahan kaca, Yoga justru berjalan menjauh meninggalkannya tanpa berkata apapun.Seorang petugas kebersihan mendekat dan meminta tamu wanita itu berdiri, sementara ia membersihkan kekacauan di lantai dan memastikan kalau tidak ada pecahan kaca yang tertinggal hingga mencelakai orang lain.Akash dan Asha yang melihat dari kejauhan mengerutkan kening dan saling tatap. “Sepertinya dia kaget lihat perempuan yang dia taksir ternyata sudah menikah dan punya anak,” celetuk Akash.Asha kembali mengernyitkan keningnya. “Emang siapa?” tanyanya tidak paham.“Kamu sayang, kelihatannya dia naksir kamu tuh, terus mungkin kaget karena lihat kamu ternyata sudah menikah.” Asha mengerjap pelan, dia tidak terlihat terkejut sama sekali. Dan hal itu membuat Akash justru malah berpikir kalau Asha

Berbeda dengan Akash yang semakin lama semakin merasa dicintai Asha, Arjuna justru merasa kehilangan cinta dari istrinya. Sejak kelahiran buah hati mereka, Sizy jauh lebih banyak memperhatikan Naya dibandingkan dirinya.Sejak pagi sekali wanita itu sudah bangun mengurus bayinya, menyusuinya hingga bayi kecil itu tenang. Kadang, karena hal itu sarapan Arjuna bukan lagi Sizy yang melayani tapi ART. Begitupun ketika malam datang, Sizy yang sudah kewalahan mengurus Nayara terkadang terlelap sebelum suaminya masuk ke kamar.Awalnya, semua terasa normal. Bukankah memang harusnya begitu, seorang ibu pasti sibuk mengurus anaknya, tapi lambat laun Arjuna merasa kehilangan kasih sayang istrinya. Satu sisi dia bahagia karena Sizy bisa memenuhi kewajibannya sebagai seorang ibu, namun disisi lain dia merasa kehilangan sosok Sizy sebagai istri. Sizy yang dulu selalu menyapanya dengan senyum hangat, menanyakan kabar pekerjaannya, atau sekadar duduk menemaninya berbincang kini seakan tenggelam dalam

Ternyata menyiapkan makan malam untuk merekatkan hubungan mereka kembali, bukanlah sebuah kesalahan. Buktinya, malam ini Sizy dan Arjuna akhirnya punya waktu bersama, saling mencurahkan rasa dan berbagi perhatian.Arjuna menyadari satu hal, dia memang salah. Istrinya tidak pernah lupa apalagi mengabaikannya, selama ini dia hanya terlalu berlebihan pada jarak yang dia ciptakan sendiri. Sementara Sizy mulai berpikir bahwa pengaturan waktu yang ia lakukan selama ini masih kurang hingga Arjuna merasa terabaikan.Malam itu, makan malam di balkon berakhir dengan rasa lega dan senyum yang tak lepas dari wajah keduanya. “Udah lama kita nggak makan bareng sambil ngobrol begini,” ucap Sizy sambil menumpuk piring kotor di atas meja.Arjuna tersenyum. “Maaf ya Sayang, aku terlalu sibuk di luar sampai lupa kalau kamu juga butuh perhatian,” ujarnya. “Sudah gitu, aku malah merasa yang paling dilupakan, padahal selama ini kamu—”Kalimat Arjuna terpotong karena Sizy tiba-tiba memeluknya. “Mari kita p

Sabtu pagi di rumah Asha dan Akash adalah pagi yang ramai. Keberadaan Akash di rumah membuat Atha yang selama ini hanya bertiga dengan Ibu dan Neneknya membuatnya lebih lengket dengan Akash.Akan ada drama malas mandi, karena Atha lebih suka mencuci mobil dengan ayahnya. Akan ada drama rumah berantakan karena Akash yang selalu meladeni permainan apapun yang ditawarkan putranya. Dan selalu ada teriakan Asha mengisi pagi menyuruh kedua lelakinya menghabiskan sarapan mereka.Kinasih terkadang hanya bisa menggeleng pelan melihat kelakuan keluarga kecil putrinya.“Atha, mau susu?” Asha memegang satu gelas berisi susu soya di tangan kanannya. “Atau biskuit pisang?” dan sepiring biskuit di tangan kirinya.Atha yang sedang asik bermain puzzle dengan ayahnya menoleh sekilas tanpa

Tadinya Asha sudah berniat untuk menolak permintaan Akash untuk kembali menjadi asistennya di kantor. Bagaimana pun dia tidak ingin meninggalkan Atha di rumah meskipun ada Kinasih yang sudah bersedia merawatnya.Tapi, satu kejadian membuat Asha pada akhirnya kembali ke kantor, berdiri di samping Akash sebagai asisten yang siap membersamainya kemanapun.Hari pertama menginjakkan kaki kembali di CMP tidak terlalu berbeda dari pertama kali dia bergabung di sini. Sayangnya dalam dua tahun terakhir ini ternyata banyak wajah-wajah baru yang tidak dia kenali.Resepsionis di depan misalnya, dia bukan Mbak Ratna yang dulu sering mengajaknya makan rujak di seberang kantor. Atau security yang sering menyapanya di pagi hari, bukan lagi Pak Maulana, tapi seorang pria dengan perawakan lebih muda.Saat naik ke lantai lima, yang duduk di depan ruangan Akash bukan lagi Ranti, tapi seorang perempuan dengan pakaian super seksi yang kalau dilihat dari kacamata laki-laki pasti sangat menggoda. Sekretaris