Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang のすべてのチャプター: チャプター 301 - チャプター 310

“Benarkah kamu melecehkan Letichia?” tanya Athena dengan tatapan tajam.“Oh ... itu ... aku dalam keadaan marah waktu itu,” jawab Geofrey.“Jadi, kalau kamu dalam keadaan marah, kamu boleh melecehkan wanita seenaknya saja?” geram Athena.“Bukan begitu, saat itu aku salah paham padanya. Ceritanya panjang, aku tidak mungkin menceritakan semuanya sekarang.”“Ceritakan padaku secara singkat atau aku akan melaporkanmu pada Papa.”“Jangan jadi tukang adu, baiklah aku akan menceritakan padamu.”Geofrey menceritakan pada Athena apa yang terjadi antara dirinya dan Letichia. Bagaimana saat Geofrey menyuruh James untuk menghubungi Letichia. Dia kemudian merenggut kehormatan wanita itu lalu merendahkannya, menyebut Letichia sebagai wanita murahan atas perbuatan yang dia lakukan sendiri.Athena mengeraskan rahang, mendengar cerita adiknya tersebut, beberapa kali dia memukul adiknya dengan keras.“Dasar pria egois, kalau kamu menginginkannya kenapa pakai menyamar segala. Sekarang kamu harus bertang

Letichia hanya terdiam di pelukan Geofrey, dia masih mengatur debaran jantung karena apa yang Geofrey lakukan padanya. “Apakah tidak ada wanita lain yang lebih pantas kamu cintai selain aku?” suara Letichia akhirnya terdengar.“Hanya dirimu yang pantas untuk aku cintai, karena itu jangan menghindariku lagi,” kata Geofrey masih dengan memeluk Letichia.“Apakah kamu tidak sadar? Kamu seorang Pierre yang kaya raya. Sedangkan aku bukan siapa-siapa.”“Siapa bilang kamu bukan siapa-siapa? Kamu wanita yang aku cintai.”“Bagaimana jika suatu saat nanti cintamu berubah? Bagaimana jika kamu menemukan wanita yang jauh lebih baik dari ku? Apakah kamu akan meninggalkanku?” tanya Letichia.“Aku akan memberikan hatiku padamu untuk kamu kunci. Jadi, jangan biarkan aku berubah. Peganglah hatiku sehingga mataku selalu tertuju padamu,” jawab Geofrey.“Perkataanmu seperti perayu ulung, tapi aku menyukainya,” balas Letichia sambil tersenyum.“Jadi, apakah kamu akan menerimaku?” tanya Geofrey mematikan.De

“Dengar Tyrone, pernikahan bukanlah sebuah permainan. Jika kamu sudah masuk ke dalamnya, kamu tidak bisa keluar. Bahkan sampai tetes darah penghabisan, kamu harus mempertahankannya. Itu juga berlaku untukmu Geofrey, kamu juga sebentar lagi akan menikah, jaga pernikahan kalian baik-baik,” Fernando memberi nasihat.“Aku pasti akan menjaganya dengan baik,” sambung Geofrey.“Bagus,” ujar Fernando menanggapi. “Meski sebuah pernikahan tidak ada yang sempurna dan banyak jalan terjal yang harus dilalui, tapi lihatlah Papa Mama kalian, Uncle dan Aunty serta Grandpa dan Grandma. Kami semua selalu berjuang dengan pernikahan kami dan akhirnya mendapatkan kebahagiaan hingga keluarga besar ini tercipta. Jadi, pikirkanlah benar-benar saat kalian memutuskannya,” lanjut Fernando.Geofrey dan Tyrone mengangguk mengiyakan perkataan Fernando, tidak ada bantahan atas nasehat tersebut. Setelah Fernando menutup kata-katanya, mereka memulai acara makan bersama tersebut dan menikmatinya dengan suasana penuh k

Letichia menangis di pelukan Geofrey, dia sangat bersyukur pria itu telah menemukannya. Jika tidak, dia tidak akan bisa menahan semua rasa sakit yang Levon berikan.“Tenanglah, ada aku di sini. Kamu akan baik-baik saja,” kata Geofrey menenangkan Letichia. Dia mengambil kain yang ada di sana lalu menutupkannya ke tubuh Letichia.Saat Geofrey sedang sibuk dengan Letichia, dia tidak begitu memperhatikan jika Levon telah sadar. Dia tidak tahu jika di kantong baju Levon terdapat sebuah senjata. Pria itu mengambil senjatanya lalu mengacungkannya pada Geofrey.“GEOFRE Y... AWAS ...!” teriak Letichia yang melihat Geofrey dan dirinya dalam bahaya.Geofrey menoleh ke arah tatapan Letichia, matanya terbelalak melihat Levon mengacungkan senjata ke arahnya. Terlambat untuk merebut senjata tersebut, suara tembakan terdengar tepat saat Geofrey mendekap erat dan melindungi Letichia dari Levon. Dia tidak ingin wanita yang dicintainya itu terluka karena Levon.DOOORRR ...Bunyi tembakan memekakan telin

Setelah makan malam selesai, Tyrone menjauh dari keluarganya lalu duduk menyendiri di taman belakang kediaman Pierre. Dia membuka ponsel lalu mencari nama yang telah disimpan di daftar kontak.“Rebeca Kingsle,” gumamnya sambil mengetik nama tersebut. Setelah menemukannya, dia menekan nomor tersebut.“Halo, benarkah ini nomor Nona Kingsle?” tanya Tyrone saat teleponnya telah tersambung dengan seseorang.“Benar, dengan siapa aku berbicara?” tanya wanita itu dengan dingin.“Perkenalkan, namaku Tyrone Pierre. Papamu memberikan nomor ini padaku,” jawab Tyrone.Mendengar nama Tyrone Pierre disebut, tiba-tiba tidak ada suara apa pun di seberang telepon.“Nona Kingsle, apakah kamu masih di sana?”“Maafkan aku, Tuan Pierre. Ya, aku masih di sini. Ada apa meneleponku?”“Apakah kita bisa bertemu?” ajak Tyrone.“Tentu saja. Kapan kamu punya waktu untuk kita bertemu?” Ternyata Rebeca tidak menolak ajakannya.“Aku mengikuti waktumu saja,” Tyrone menyerahkan keputusan ke Rebeca.“Bagaimana jika be