Tubuhku tiba-tiba kaku, suaraku bergetar nyaris seperti tangisan, “Dokter Jimmy...”“Jangan khawatir, ini pemeriksaan normal.” Jimmy menegaskan lagi.Melihat Jimmy yang fokus dan serius, tak sedikit pun terlihat ekspresi mesum. Barulah aku pelan-pelan menjadi rileks.“Gimana dengan hasilnya? Tadi Anda bilang … pria bakal sangat menyukainya, apa maksudnya?”Muncul harapan dalam hatiku. Alangkah baiknya kalau nggak perlu operasi, karena aku juga takut.Jimmy tak langsung menjawab, melainkan jarinya menyelusup perlahan ke dalam.Aku langsung mengerang dan tubuhku pun bergetar.“Cantik sekali,” ucap Jimmy.“Apa?” Suaraku bergetar.“Kau lihat sendiri.”Jimmy tiba-tiba berjalan ke ujung ranjang, lalu menarik gorden di depan dinding untuk memperlihatkan cermin di belakangnya.Aku melihat diriku di depan cermin tanpa persiapan apa pun.Pipiku memerah, tatapanku kosong, bajuku terangkat, rok juga terangkat, kakiku terbuka lebar, jari kakiku melengkung, tanpa tersembunyi dan … sangat menggoda.A
Read more