Setelah sahabatnya pergi, Jarvis menerima telepon dari ibunya."Jarvis, kamu sudah pulang, 'kan? Gimana kalau mulai diatur perjodohanmu dengan gadis itu?""Iya, Bu. Kalau dia setuju, aku siap kapan saja.""Dasar anak nakal, nggak sabar ya? Kamu harus semangat, dengar nggak? Kejar dia dan nikahi dia, paham?""Tenang saja, Bu. Aku pasti akan melakukannya."Setelah menutup telepon, Jarvis tersenyum. Di antara semua orang, dia yang paling ingin menikahi Cassia.....Sementara itu, Cassia tidak kembali ke apartemennya. Dia menyewa tempat tinggal baru. Begitu selesai mengurus sewa, ibunya menelepon."Cassia! Kamu makin berani ya! Beberapa hari nggak angkat telepon, kamu sengaja ya supaya bisa kabur dari kencan buta?"Begitu telepon tersambung, suara ibunya langsung meledak. Cassia sempat koma beberapa hari, jadi wajar kalau dia tidak menjawab satu pun panggilan."Aku kasih tahu ya, cowok itu sudah balik, kamu harus ketemu dia hari ini juga! Kalau nggak, waktu tahun baru nanti kamu nggak usah
Read more